Karena apa yang kita miliki adalah hati, yang sebenarnya sangat bersentuhan dengan hukumNya Tuhan, Roma 1. Kamu punya hati yang bersentuhan dengan hukum Tuhan, tapi kamu abaikan Tuhan, maka hatimu menjadi kacau dan kamu mengikuti aturan dari dunia ini, aturan yang membinasakan kamu. Dari sini kita bisa menikmati banyak sekali aspek yang praktis di dalam hidup. Paulus mengatakan di bagian yang kita sudah bahas, kemuliaan, kehormatan, damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik sebab Allah tidak memandang bulu. Ini peraturan yang global, semua peraturan dari Tuhan akan dijalankan berdasarkan hati nurani. Maka Paulus mengatakan Tuhan itu adil, siapa yang benar-benar mencari, Tuhan akan berikan. Siapa yang tidak pedulikan, Tuhan akan abaikan. Maka pencarian akan aturan hidup yang baik adalah bijaksana yang Paulus tawarkan kepada jemaat Roma. Kamu sudah punya pencarian, sudah ingin cari cara hidup yang baik atau tidak? Kita akan masuk keadaan Tuhan murka. Tuhan murka karena manusia hidupnya ngawur dan rusak luar biasa. Kita bisa lepas dari ini semua ketika kamu sadar bahwa Tuhan adalah Pembuat hukum yang mau kita menjalani apa yang Dia perintahkan. Maka Surat Roma dimulai dengan keharusan untuk hidup harmonis di dalam masyarakat, keharusan untuk hidup benar di tengah-tengah masyarakat. Dari sini kita akan lihat yang punya pencarian akan hidup benar dan orang yang rusak sekali hidupnya. Sehingga tema berpusat ke diri dan berpusat ke masyarakat demi kebaikan juga menjadi tema yang penting dalam Surat Roma. Kitab Imamat punya tujuan yaitu membuat orang tidak berpusat ke diri namun berpusat ke Tuhan lewat fokus ke masyarakat. Kita tahu berpusat kepada Tuhan dengan fokusmu ke sekelilingmu, fokusmu ke sesamamu. Waktu saya berjuang untuk sesama, pada waktu itu saya sadar saya beribadah kepada Tuhan dengan cara yang harmonis pada perlakuan saya ke sesama. Orang Farisi adalah orang yang beribadah kepada Tuhan, tapi perlakuannya kepada sesama tidak harmonis. Mereka rasa dekat kepada Tuhan tapi mereka tidak pernah melakukan apa pun yang membuat kehidupan sesamanya menjadi lebih baik. Mengapa orang bisa menjadi begitu kacau kehidupannya? Karena terlalu banyak toleransi.
Maka Saudara akan menggumulkan apa yang Paulus katakan ini. Kalau kita menjadi orang yang mencari kemuliaan, kebenaran, ketidak-binasaan, kita sebenarnya satu jalur dengan ibadah kita. Saya ingin kita bergumul juga bahwa kalau ibadah saya benar, hidup yang sejalur adalah hidup yang secara konsisten mencari kebenaran dan kebaikan dan kebahagiaan secara bersama. Orang Reformed adalah orang yang hedonis komunal, maksudnya kita ingin senang-senang tapi bersama-sama, satu jalur dengan apa yang Tuhan mau dan bersama-sama. Bukan hedonis bareng-bareng, pesta bareng-bareng. Inilah tema disebut human flourishing. Di dalam tafsiran Mazmur, Calvin mengatakan Tuhan ingin kita berbagian di dalam kenikmatan hidup di dalam cara menjadikan sekelompok besar orang hidupnya lebih baik. Caranya dengan berbagian di dalam pekerjaan saya, sesuai dengan aturan yang Tuhan mau. Maka kalau kita dengan tekun berusaha mencari hal-hal seperti ini, Tuhan akan berkenan kepada kita.
Paulus mengingatkan di ayat 12, semua orang yang berdosa tanpa Hukum Taurat akan binasa tanpa Hukum Taurat. Semua orang berdosa di bawah Hukum Taurat akan dihakimi oleh Hukum Taurat. Bangsa yang tidak kenal Hukum Taurat akan menjadi pendosa. Masyarakat hancur karena tidak ada lagi kompas untuk menentukan yang baik dan yang jahat. Ini yang Paulus katakan “tanpa Taurat, kamu tetap dihakimi karena kamu menjalankan dosa yang akan merusak hidupmu sendiri”. Tapi banyak orang yang katakan Tuhan terlalu ketat dan terlalu jahat. Orang sudah kena dusta, susah sekali berubah. Begitu kena dustanya setan “Tuhan itu jahat”, “kalau Tuhan tidak jahat, mengapa keluargaku seperti ini?”, Alkitab sudah jelaskan bahwa kamu sedang hidup di padang gurun, kamu sedang hidup menanti keadaan bahagia itu, kamu sedang ada dalam peperangan di masyarakat, pemerintahan, gereja, dunia kerja, diri sendiri, dosa, ini fakta Alkitab sudah bagikan. Tapi sudah diberi tahu, masih juga melawan “pokoknya Tuhan jahat. Kalau Dia baik mengapa begini?”, Ketika Tuhan sudah dianggap sebagai musuh yang jahat, maka kita pelan-pelan akan tinggalkan Dia. Kita mulai jauh dari Tuhan itu berarti bebas, Tuhan membuat aturan untuk kita terkekang. Tapi Tuhan mengatakan semua aturan yang dibuat untuk kelimpahan menjadi manusia. Kebebasan itu yang ditawarkan di Kitab Suci.