Maka pemimpin pemimpin seperti ini Tuhan munculkan dan di dalam Roma 13 Tuhan mengatakan “Pujilah Tuhan karena pemimpin”. Mengapa pujilah Tuhan, mana ayatnya? Di dalam ayat yang ke-4 dikatakan “Pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu”. Kita mengatakan puji Tuhan ada pemerintah. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka atas mereka yang berbuat jahat, puji Tuhan ada keadilan. Pemerintah yang jahat pun akan pelihara keadilan, karena kalau tidak dia akan punya tahta yang gampang goncang. Jika rakyat tidak puas, nyawa raja ada di ujung tanduk. Dan orang yang mau jadi raja tahu untuk membasmi pengikut atau untuk membuat pengikut setia kepada raja yang baru, raja yang lama harus mati. Ada yang aneh ketika Adonia melantik dirinya menjadi raja, tapi Daud mengatakan “Salomo yang menjadi raja”. Harusnya hal pertama yang dilakukan Salomo adalah membasmi Adonia. Ini bahaya sekali, dia adalah orang yang sangat mungkin membuat keributan, tapi Salomo tidak lakukan itu. Salomo membiarkan dia, dia ampuni Adonia sampai Adonia minta istrinya Daud. Istri yang paling terakhir, waktu Daud sudah tidak mampu lagi, ada seorang perempuan yang merawat dia, ini tentu menjadi istri, lalu Daud mati. Ini istri masih cantik, masih muda, lalu Adonia datang dan mengatakan “Salomo kamu kan sudah dapat tahta. Saya sudah tidak jadi raja, kamu yang jadi raja. Berikan kepada saya istrinya papa kita”, Salomo mengatakan “Kamu minta istri raja, itu berarti klaim menjadi raja”. Maka Salomo mengatakan “Untuk permintaan ini Adonia harus dihukum mati”. Banyak orang mengatakan Salomo jahat. Tidak jahat, kalau normal begitu Salomo dilantik, begitu selesai pesta pelantikan, tindakan pertama bunuh Adonia, karena dia klaim diri jadi raja padahal dia bukan raja yang sah. Tapi Salomo tidak lakukan itu, ini ada pengampunan. Tapi pengampunan harus tetap melihat sense keadilan. Maka raja kalau tidak pintar lihat keadilan seperti ini, tidak pintar memelihara supaya orang tidak merasa rajanya jahat, tidak merasa rajanya begitu mudah memanipulasi mereka, raja mesti pintar untuk atur ini semua. Kepuasan rakyat akan menentukan karier dan nyawa dia. Kaisar Roma ketika ada kesulitan, dia tahu hal paling bagus untuk membuat rakyat senang, bukan dongkrak ekonomi. Dongkrak ekonomi susah bukan main, ini ketika Kekaisaran Roma masuk ke abad yang ke-2 mungkin, waktu itu susah sekali untuk membuat orang senang, untuk dongkrak ekonomi sulit. Maka untuk membuat rakyat senang dibuat Colosseum yang besar, tempat gladiator beradu. Lalu rakyat Roma punya hiburan datang ke Colosseum untuk melihat orang bertarung, senang, olahraga. Akhirnya mereka senang, lupa protes sama raja. Saudara kalau tanya mengapa pemimpin suka membuat stadion-stadion? Ingat Colosseum, karena rakyat yang hobi nonton sepak bola lupa untuk demo. Ini sama, ini prinsip dari Kekaisaran Roma, orang yang hobi menonton Colosseum akan lupa demo. Lalu semua akan mengatakan “Terima kasih kaisar memberikan kami hiburan seperti ini”. Kaisar menaikkan pajak sedikit, rakyat lihat dan mengatakan, “Pajak naik?”, lalu Kaisar mengatakan kepada mereka “Tiket gratis gladiator”, mereka akan senang, lagi-lagi ini arum. Pemerintah punya kecerdikan seperti ini, pemimpin punya kecerdikan yang tidak semua orang punya. Siapa yang beri? Tuhan, dan Tuhan membuat supaya meskipun pemimpin punya niat jahat, mau kekalkan kepemimpinan, mau taklukan orang lain, tetap dia tahu hal paling bagus untuk karier kerajaannya adalah rakyat sejahtera, Maka orang jahat pun akan pikir kesejahteraan rakyat, tidak ada raja yang lebih kejam dari Herodes, jarang. Herodes membunuh istri sendiri, Herodes bunuh anak sendiri, Ini adalah Herodes Agung, Herodes yang pertama yang menjadi raja setelah Oktavian naik tahta. Dia tadinya dekat sekali dengan Marc Anthony. Lalu setelah yang menjadi Kaisar itu Oktavian, dia langsung switch jadi teman dekat Oktavian, maka diangkat menadi Raja atas Israel, Raja Herodes. Herodes tahu dia tidak bisa diterima karena dia orang Edom, dia adalah kaki tangan bonekanya Roma. Rakyat Israel mau berjihad melawan Roma, lalu yang jadi pemimpin adalah kaki tangan Roma, mereka marah sekali. Lalu bagaimana untuk membuat mereka tenang? Membangun Bait Suci yang bagus bukan main. Bait Suci zaman Esra kurang bagus, maka dia pugar jadi bangunan paling megah termasuk salah satu bangunan terindah di seluruh dunia saat itu. Orang Israel merasa, “Kami punya bangunan terindah di seluruh dunia? Siapa yang membuat?” “Ya, sudahlah ya Herodes, kita terima saja dia, maka pemberontakan pun berkurang, ini kecerdikkan. Saudara bersyukur untuk pemerintah, bersyukur untuk orang-orang yang Tuhan berikan bijaksana seperti itu. Itu sebabnya Tuhan mengatakan pemerintah adalah hamba Allah, ayat ke-5 “Sebab itu perlu kita menaklukkan diri”, kamu taat pemerintah. Mengapa, maksudnya hati nurani itu apa? Maksudnya hati nurani adalah kamu juga punya kecenderungan kacau, jangan ge-er. “Saya seorang Kristen” orang Kristen juga punya ciri egois, punya sifat yang kadang-kadang egois. Waktu berbisnis maunya untung sendiri, waktu hidup tidak peduli dengan yang lain. Kita mengaku saja, meskipun kita Kristen, kita kadang-kadang tidak mampu punya kepekaan pikirkan side effect. Tapi pemerintah Tuhan berikan skill untuk atur, sehingga side effect itu mereka pikirkan sehingga mereka membuat aturan. Aturan pasti adil, mungkin tidak, tapi tidak ada aturan lebih parah. Pemerintah mesti punya skill mengatur ekonomi, mengatur ketertiban di dalam keuangan, di dalam penghargaan lewat uang, ini mesti ada. Pemerintah mesti mengatur perpajakan, pemerintah mesti mengatur aturan, rule. Maka kalau Saudara mengatakan “Saya tidak suka aturan”, itu tindakan bodoh. Ada satu orang yang mendirikan toko ritel yang besar yaitu Walton, dia pendiri Walmart, dia ditanya “Bagaimana kamu bisa membuat bisnis begini besar?”, dia mengatakan “Hobi”, “Hobi membuat bisnis?”, “Bukan, tapi hobi melihat celah aturan”, katanya, itu hobi dia. Maka katanya hobinya di situ, jadi lihat-lihat aturan dan dia mengatakan “Yang ini tidak salah”, lalu dia buat, “Ini juga tidak salah”, dia buat juga. Maka dia bisa lihat aturan lalu dia bisa lihat celahnya, mungkin Saudara akan mengatakan “Kalau begitu itu jahat”, bukan jahat karena aturannya tidak melarang, aturannya tidak mengatakan tidak boleh. Jadi pengusaha bisa berkembang juga harus diatur pemerintah. Bayangkan orang yang efektif, orang yang baik-baik, orang yang bagus, orang yang bisa mengembangkan usaha dengan baik akhirnya kalah sama orang yang karena punya nama atau karena punya relasi dengan orang kuat, bisa menang, aturan itu penting. Maka pemerintah di satu sisi bisa jadi backing dari orang yang tidak efektif dan ini membuat negara jelek. Tapi pemerintah juga bisa menjadi sumber dari aturan yang membuat bisnis efektif, lihat dua sisi ini. Pemerintah di satu sisi itu evil, ada hal-hal yang membuat mereka jahat, mereka backing orang-orang yang dekat dengan, mereka backing orang-orang yang bisa memberi keuntungan bagi mereka. Tapi di sisi lain mereka jugalah sumber aturan, mereka jugalah sumber aturan yang harus dikaji, dikembangkan. Maka pemerintahan terus berkembang, cara berpolitik terus dianalisa dan dikaji. Di dalam abad yang ke-16 di Inggris mulai ada revolusi di dalam pembentukan pemerintah, parlemen mulai kuat karena orang-orang yang Protestan, orang Reformed, mereka merasa yakin bahwa pemerintah kalau terus dikuasai oleh Katolik akan menindas Protestan. Itu awalnya mereka mau terlibat pemerintahan. Tapi di sisi lain mereka tahu bahwa pemerintahan yang satu seperti Paus di gereja dengan otoritas yang berlebihan selalu membuat kacau. Satu orang yang mengatur semua, itu akan kacau. Orang itu perlu diimbangi, dia tidak bisa pikir semua, dia mesti punya lembaga yang counter dia, kalau dia terlalu menindas. Ini yang dirasa Protestan menjadi problem di Katolik. Lalu mereka juga mulai sadar ini juga problem dari monarki. Itu sebabnya mereka perjuangkan untuk parlemen makin kuat. Di parlemen Inggris yang dikuasai Protestan ini, akhirnya keluar salah satunya adalah Westminster Confession of Faith, dukungan dari parlemen Inggris. Parlemen Inggris semakin kuat, lalu mereka mulai lihat raja, “Raja kamu tidak boleh sembarangan bertindak”. Raja Charles waktu itu mengatakan “Saya mau menyerang Scotland, saya mau hancurkan mereka, saya tidak setuju sama mereka”, parlemen mengatakan “tidak bisa, itu bagian dari kita. Kamu mencanangkan perang saudara dan ada hukum di negara ini siapa merancangkan perang saudara dan menjalankannya, pemimpinnya mesti dihukum mati”. Jadi parlemen mengingatkan raja tapi raja nekat melakukan “siapa kamu parlemen? Parlemen di bawah saya”. Parlemen mengatakan “Kami tidak dibawa kamu, kami setara dengan kamu”. Akhirnya raja tetap menyerang, lalu parlemen mau menangkap raja. Parlemen memakai tentara yang setia sama mereka, serang raja, akhirnya raja dikalahkan, ditangkap dan dipenggal. Ini pertama kali ada raja dipenggal di Inggris. Setelah itu tradisi raja dipenggal mulai lumayan sering, setelah itu Perancis mengikuti. Inggris yang lebih dulu, kemudian hukum mati ini membuat orang Inggris kaget semua, ternyata ada cara baru berpolitik. Jadi cara berpolitik salah satunya itu didorong juga dalam tradisi Reformasi, orang mulai berpikir bagaimana memerintah, bagaimana sebuah kota ditata, ini sudah dipikirkan dari lama. Plato pernah berpikir siapa yang harus memimpin? Orang yang memimpin harusnya orang yang kuasai banyak bidang, yang belajar, tapi orang yang belajar sudah tidak suka interaksi dengan politik. Politik itu menyebalkan, mengatur orang itu ribet. Tapi Plato mengatakan “Tidak bisa, yang sudah punya ilmu karena belajar sampai tinggi mesti jadi pemimpin. Paksa mereka jadi pemimpin”, ini saya dengar dari khotbah Pdt. Ivan. “Paksa mereka menjadi pemimpin. Mereka sudah belajar, paksa jadi pemimpin”. Jadi mulai ada kaitan antara pemimpin, kecerdasan dan ketulusan di dalam tradisi Plato dan juga di dalam tradisi Kristen. Maka orang terus kembangkan bagaimana cara memimpin, bagaimana supaya efektif, siapa yang harus dipentingkan rakyat kah atau sekelompok orang atau siapa? Harusnya rakyat. Ini terus berkembang dan ini merupakan sesuatu yang Roh Kudus berikan untuk komunitas manusia. Roh Kuduslah sumber kecerdikan, Roh Kudus sumber arum. Maka kita mengenal ada pekerjaan Roh Kudus yang bukan dalam pengertian keselamatan, tapi di dalam pengertian wahyu umum. Ini hal umum, Tuhan berikan kepada orang bukan Kristen sekalipun. Maka demi hati nurani taatlah pemerintah. Mengapa demi hati nurani? Karena meskipun engkau sudah diselamatkan, engkau juga masih punya natur dosa yang belum tuntas engkau kalahkan. Kita ini, kalau Luther bilang simul iustus et peccator, sekaligus dibenarkan sekaligus masih pendosa. Dan karena kita masih pendosa, kita tidak bisa lihat secara besar side effect yang mungkin terjadi dari tindakan kita. Tapi ada pemerintah yang aturkan, “Ada side effect dan ini aturannya, kamu tidak boleh begini karena akan begini. Kamu tidak boleh begitu karena akan begitu”, ini aturan yang dibuat untuk adanya kebaikan. Maka Tuhan mengingatkan lewat Paulus taati pemerintah demi hati nuranimu. Berarti Paulus mengingatkan hati nuranimu harusnya baik, tetapi tidak tentu baik. Hati nuranimu mungkin baik tapi tidak tentu knowledgeable, tidak tentu punya pengertian, hati nuranimu mungkin tulus tapi mungkin kamu tidak mengerti yang kamu lakukan efeknya apa. Itu sebabnya taatlah kepada pemerintah karena pemerintah bertanggung jawab untuk kedamaianmu.

« 4 of 5 »