Cara Tuhan menyatakan reprobat berbeda dengan cara Tuhan memanggil orang selamat. Tuhan tidak menyebabkan orang memberontak. Tapi dalam diri orang yang Tuhan tidak pilih, Tuhan tetap menunjukkan kemuliaanNya. Bagaimana caranya? Dengan menunjukkan kemenangan Tuhan atas mereka. Kepada orang pilihan, Tuhan menunjukkan kemenangan Dia bersama umat pilihan. Kepada reprobat, Tuhan menunjukkan kemenangan atas mereka, Tuhan menaklukkan, menghakimi dan menghukum mereka. Maka kita tidak tahu siapa orang pilihan, siapa orang reprobat. Tapi Saudara bisa melakukan penilaian berdasarkan keadilan. Allah kita menjadi contoh menilai orang, Dia mengatakan menghakimi berdasarkan tindakan. Dia tahu kejahatan hati, tapi Dia tunggu penghakiman sampai ada tindakan. Semua orang tidak selamat, tidak Tuhan hukum karena bukan pilihan. Semua orang yang tidak dipilih, Tuhan hukum karena dosa-dosa mereka. Jadi Tuhan kita adil. Maka Tuhan bangkitkan reprobat untuk menunjukkan Tuhan menaklukkan mereka. Tapi jangan pikir Tuhan menaklukkan dengan cara tidak fair, Tuhan adil, “jika engkau bertindak jahat, Aku akan menghakimi engkau”. Maka, Firaun menjadi contoh pada akhirnya Tuhan akan menang. Ini penting untuk menghibur kita. John Lenox berdebat dengan atheis dan mengatakan “sebelum kita teruskan berdebat, saya ingin tahu dulu menurutmu ada benar dan salah tidak?”, “ada”, “kalau begitu perdebatan kita akan menuju ke situ”. Maksud John Lenox adalah dia akan serang orang ini, “kalau kamu mengatakan ada benar salah, maka kamu punya standar moral. Standar moral dari mana? Kalau Saudara tidak punya pengharapan standar moral itu diteguhkan, maka untuk apa ngotot?”. Orang yang tidak percaya Tuhan tidak perlu mengatakan kepada anaknya “kamu kalau sudah besar harus menjadi orang yang baik”, dia tinggal mengatakan “nak, jadilah siapa pun yang kamu mau, silahkan”. Mengapa silahkan? karena semua sama saja, itu tidak benar. Ketika orang tidak percaya Tuhan, dia tidak boleh menuntut keadilan, karena adil berarti percaya bahwa ketidak-adilan harus dibereskan. Dan kalau ketidak-adilan tidak dibereskan sampai mati, ketidak-adilan akan dibereskan setelah kematian. Tapi kalau tidak percaya ya sudah, tidak perlu percaya keadilan akan dibereskan setelah mati, tapi juga tidak perlu percaya keadilan akan dibereskan sebelum mati. Bahkan tidak perlu percaya bahwa keadilan akan dibereskan sama sekali. Tapi orang atheis biasanya mengutip pengertian evolusi “kita ini sudah berevolusi sedemikian rumit sehingga kita suka keteraturan”. Bagaimana bisa? Orang atheis evolusi percaya hidup kita lebih tinggi dari kura-kura. Kura-kura tidak peduli tentang sistem keadilan karena belum berkembang. Tapi, siapa yang mengatur progres? “kebetulan” Jadi kamu percaya kekacauan bisa membuat keteraturan?” Atau yang lebih ekstrim orang yang punya pandangan keteraturan itu cuma kekacauan yang kebetulan ada pola. Jadi sebenarnya semuanya kacau, tapi kebetulan ada pola. Itu kebetulannya berapa probabilitanya? Probabilita untuk alam ini terbentuk dari kekacauan, tidak mungkin, nilainya begitu kecil. Jadi Saudara melihat atheisme adalah iman yang kurang ilmiah, karena dari ilmu statistik salah, dari ilmu biologi pun salah, karena dia harus percaya ada yang mengatur karena evolusi mengasumsikan progres. Mengapa bisa mengatakan sekarang progres? Kalau orang percaya evolusi, mereka percaya kita ini sudah lebih progres dari pada dulu ketika kita masih makhluk yang lain. Berarti ada asumsi bahwa ada progres yang teratur. Pengertian ini tidak mungkin kecuali dari Tuhan. Maka ide tentang Tuhan tidak pernah hilang dari dunia kita. Charles Taylor mengatakan apa pun yang orang sekuler katakan, itu tidak lepas dari dunia barat yang sudah pernah dipengaruhi oleh Kekristenan. Agama tidak pernah hilang dari dunia Barat, dunia sekuler itu tetap agama. Begitu banyak konsep agama yang masih membekas, tapi mereka tidak mengakui, bahkan tidak sadar. Jadi kita menyadari bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang bekerja, yang mengatur segala sesuatu, yang menyatakan diri. Bagaimana Dia menyatakan diri? Dia menyatakan kemenanganNya bersama dengan umat pilihan, Dia mau bawa umat pilihan dalam keadaan menang, karena Dia bekerja di dalam mereka. Dia akan bawa kaum reprobat, orang-orang yang Dia biarkan berada dalam keadaan dihakimi untuk menunjukkan Tuhan akhirnya berjaya. Keadilan terjadi, orang-orang yang bertindak jahat dihakimi, orang-orang yang jahat akhirnya Tuhan berikan apa yang seharusnya mereka dapat. Ini sense keadilan yang membuat kita sadar, ada Tuhan, meskipun tentu kita tidak bisa memahami siapa Dia dengan detail kecuali kita kembali ke firman Tuhan.
Jadi apakah ada Allah? Ada, tahu dari mana? Karena engkau ingin ada keadilan. Siapa yang bisa membuat adil? Tuhan. Kapan Dia membuat adil? Nanti di penghakiman final. Jadi setelah mati, kita mengharapkan ada keadilan. Ini sebuah pikiran yang dikatakan oleh Immanuel Kant, “saya punya pertanyaan penting, setelah mati pasti ada kehidupan setelahnya, ada kekekalan. Karena saya melihat banyak ketidak-adilan terjadi dan kematian mengakhirinya”. Jadi seperti tidak ada payback time, tidak ada pembenaran atau tidak keadaan stabil, keadaan adil dari keadaan kacau yang terjadi. Orang yang berlaku tidak adil harus dihukum, tapi kalau mereka sudah mati, siapa yang menghukum? Maka Kant mengatakan “pasti harus ada kehidupan setelah kematian, karena sense saya tidak bisa terima keadaan dimana kematian adalah akhir, karena dengan demikian keadilan tidak dipuaskan”. Ini sebenarnya dari Alkitab, menekankan Allah akan menghakimi. Maka Tuhan membangkitkan reprobat untuk menunjukkan keadilan Tuhan akan dinyatakan. Jadi Allah menunjukkan keadilanNya dan itulah kemuliaan yang Dia pamerkan. Sehingga kita sadar Allah kita bukan hanya mulia karena Dia mencintai saja, tetapi juga Dia membuat semua baik lagi dan membuat baik termasuk menyatakan keadilan. Itu sebabnya siapa yang berlaku tidak pantas, brutal, dan sembarangan, bertobatlah. Jadi penghakiman Tuhan bukan penghakiman yang melihat siapa yang korupsi triliunan. Saudara akan tetap dihakimi berdasarkan cara bersikap di lokalnya Saudara. Bertindak apa yang benar, bertindak seperti apa yang seharusnya engkau lakukan di lokalmu. “Lalu bagaimana kalau saya gagal?”, berjuang lagi. Dan nanti kalau Saudara berhasil, bertumbuh, dan berubah, ini Tuhan yang kerjakan. Jadi Tuhan tidak menunjukkan kemuliaan penghakimanNya, Tuhan menunjukkan ajakanNya untuk menang bersama Dia kepada kita. Mari menang bersama, mari berjuang, mari tinggalkan dosa. Tapi kepada kaum reprobat, Dia menunjukkan “Aku adalah Allah yang adil”. Maka di penghakiman final, Saudara akan takut akan penghakiman Tuhan, tapi Saudara tahu ini adil. Mengapa takut? Karena Saudara tahu betapa dahsyatnya penghakiman itu dan Saudara sadar “saya harusnya disitu”, karena Saudara dan saya pun orang berdosa. Tapi Tuhan menjadikan kita milik Dia dan Tuhan membagikan kemenanganNya. Maka inilah alasan mengapa ada kaum pilihan, mengapa ada kaum reprobat yang dibiarkan Tuhan binasa. Kaum pilihan adalah kaum yang Tuhan mau tunjukkan kemuliaan kemenangan bersama Dia, “Aku mencintai engkau, Aku menginginkan engkau bersamaKu dan kita akan menang bersama-sama”. Sedangkan kepada kaum reprobat, Tuhan menunjukkan “Aku adalah Allah yang adil, Aku sekali-sekali tidak akan meluputkan engkau dari penghakimanKu. Aku tidak membiarkan keindahan dari ciptaanKu dirusak oleh engkau”, dan ini yang Tuhan lakukan. Mari percaya Kristus dan beriman di dalam Dia Tuhan akan menunjukkan kemenangan bersama Saudara. Kiranya Tuhan memberkati kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)