Bagaimana cara Tuhan menunjukkan setiaNya kepada Israel? Tuhan tunjukkan dalam berbagai cara. Salah satu cara adalah Tuhan tunjukkan bedanya Israel, umat perjanjian yang mengikat perjanjian dengan Dia, dengan bangsa lain yang Tuhan tidak pilih. Bedanya adalah Tuhan membentuk Israel dan menggiring mereka dengan cinta kasihNya, mengarahkan mereka dengan tuntunanNya untuk dibentuk menjadi umat yang setia. Sedangkan bangsa lain Tuhan keraskan hatinya, kadang-kadang Tuhan permainkan untuk menunjukkan keadilan dan kemuliaan Tuhan. Inilah gambaran yang Paulus berikan sebelum memahami kalimat-kalimat selanjutnya. Ketika Saudara datang ke Tuhan dan mengatakan “Tuhan, saya penuh dengan kesulitan, tapi saya tidak pernah memikirkan untuk meninggalkan Tuhan. Saya penuh dengan pertanyaan, tapi bersama Tuhan adalah yang terbaik”. Cinta kasih kepada Tuhan terus ada, tapi pertanyaan tentang keadaan boleh ditanyakan kepada Tuhan, inilah keindahan menjadi umat. Kadang-kadang kita mencari keindahan, hiburan, kesenangan di luar pengenalan akan Tuhan, karena kita belum sadar betapa besar kesenangan di dalam Tuhan. Orang kalau tidak tahu betapa menyenangkannya kenal Tuhan, sulit bagi dia untuk bisa bertahan di dalam Tuhan karena dia akan terus digelisahkan dari kesenangan di tempat lain. Itu sebabnya ketika Saudara datang ke Tuhan, Saudara mengatakan “Tuhan, saya ingin bertanya, saya punya banyak pertanyaan yang membingungkan saya, mengapa ini Tuhan biarkan terjadi? Tapi saya bertanya bukan sebagai orang yang mencurigai motivasi Tuhan, saya bukan bertanya sebagai orang yang mau pilih antara ikut Tuhan atau yang lain”. Kadang-kadang suami istri bertengkar, tapi kalau pertengkaran digerakkan dengan motivasi “saya mungkin akan pilih yang lain”, itu pertengkaran pasangan yang sangat buruk. Tuhan menilai hati kita. Kadang-kadang suami atau istri yang bercabang hati, Tuhan akan nilai dan hakimi. Hati-hati dalam perjanjian, Saudara mesti setia dan menunjukkan di tengah keadaan kacau seperti apa pun, perjanjian dan kesetiaan tetap dipegang. Maka orang boleh datang ke Tuhan dan tanya apa pun, tapi dia tidak boleh tanya dengan motivasi masih mau ikut atau tidak, itu tindakkan blunder bodoh sekali. Di luar Tuhan tidak ada apa-apa yang membimbing, di luar Tuhan engkau menjadi mainan roh jahat kemana-mana, dibuat sengsara pada akhirnya. Saudara menangis berapa banyak pun tidak bisa bawa kembali waktu yang sudah hilang, karena mengabaikan Tuhan. Terlalu banyak orang melakukan kesalahan, membuang hidup dengan membuang Tuhan lalu ketika tahun-tahun hidupnya sudah lama dia jalani, baru dia sadar “mengapa saya lakukan ini?”. Jangan melakukan kesalahan yang sama, mari datang ke Tuhan dengan semua pertanyaanmu, dengan semua keluh kesah, ratapan, tapi jangan pernah tidak cinta Tuhan dan jangan pernah pikir untuk meninggalkan Tuhan, itu akan menghancurkan hidup. Israel datang ke Tuhan, Tuhan yang memanggil mereka dan Tuhan mengikat perjanjian dengan mereka. Mereka datang ke Tuhan dan Tuhan membentuk mereka menjadi umat. Dan Tuhan tunjukkan “lihat apa yang Aku lakukan kepada engkau”, apakah kepada semua? Tidak, karena Paulus mengutip dari Hosea “bukan semua umat adalah umat”, Israel banyak seperti pasir di laut, namun hanya sisanya yang akan diselamatkan, ini umat pilihan. Dan umat pilihan akan sadar, “Tuhan yang ubah hati saya, Tuhan yang gerakkan saya untuk berubah”. Apakah dia tidak ada perjuangan untuk berubah? Ada, maka pilihan Tuhan adalah sesuatu yang disyukuri, bukan sesuatu untuk mengantisipasi tindakan saya ke depan. Saudara tidak bisa mengatakan “terserah Tuhan mau bentuk saya ke mana, saya tidak punya pilihan dan saya tidak punya niat berjuang”, itu tidak benar. Jika Saudara merasa hidupmu penuh kecemaran, tinggalkan dosa. Jika merasa hidupmu penuh dengan keadaan yang salah, mari kembali, bertobat dan datang kepada Tuhan. Pertobatan sangat penting, jika hatimu penuh keserakahan, bertobat dan kembali kepada Tuhan. Penuh hawa nafsu, bertobat dan kembali ke Tuhan. Sudah salah sangka, bertobat dan kembali kepada Tuhan. Di jalan menghindari Tuhan? Hanya sengsara belaka. Mengapa pilih jalan itu? Kita perlu bijaksana mengatakan “saya mau pilih Tuhan”. Bagaimana memilih Tuhan? Dengan bertobat, meninggalkan pikiran yang salah, meninggalkan hati yang lama, pertobatan serius diperjuangkan. Saudara tidak bisa pasrah dan mengatakan “terserah Tuhan”. Di dalam penciptaan manusia, salah satu yang Tuhan rancang untuk manusia lakukan adalah mengalahkan kejahatan. Ini kita ketahui dari Kejadian 3, di dalamnya Tuhan menempatkan manusia di Taman Eden lalu ada ular. Gregory Beale, mengatakan “saya mempunyai posisi, bahwa ular ada di Taman Eden, Tuhan izinkan masuk karena inilah tugas manusia, mengalahkan ular”. Kalau ular mengatakan “tentulah Tuhan berfirman begini”, manusia harus mengatakan “Tuhan tidak berfirman demikian, tapi inilah firman Tuhan”, itu yang Yesus lakukan. Ketika Yesus digoda oleh iblis, “jika engkau Anak Allah, ubahlah batu ini menjadi roti”, dan Yesus mengatakan “ada tertulis, manusia tidak hidup dari roti saja tapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah”, dia kutip perkataan Musa kepada orang Israel. Dia tidak punya isu identitas, Dia tahu siapa Dia, dan Dia ada untuk menaati firman Tuhan karena Dia menjadi manusia yang memberikan ketaatan yang manusia gagal berikan kepada Tuhan. Yesus melawan iblis, dan ini teladan yang bisa kita lihat. Dia tidak melawan iblis dengan segala kerumitan untuk berinteraksi dengan dia. Dia melawan iblis dengan segera memotong kalimat iblis dengan firman. Iblis mengatakan “jika Engkau adalah Anak Allah”, kata jika itu mengapa harus dipakai? Iblis meragukan posisi Yesus? Kalimat itu membuat Yesus juga meragukan posisi diriNya sendiri? Tapi Yesus tidak berinteraksi lebih dalam, Dia tidak tanya “iblis, maksudmu apa? Tuhan tidak berdiskusi. Tuhan langsung mengatakan “ada tertulis manusia tidak hidup dari roti saja, tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”, perkataan ini menjadi teladan bagaimana menghentikan bujukan setan. Kita diciptakan untuk berinteraksi dengan Tuhan, berhenti berinteraksi terlalu lama dengan dunia, terus berpikir “ide-ide dari dunia sekitarku juga ada bolehnya”. Saudara memikirkan kalimat yang dikeluarkan teman-temanmu di tempat kamu kuliah atau di tempat kerjamu atau kebiasaan-kebiasaan berdosa yang dimiliki, interaksi terus, apa gunanya? Sedangkan keindahan berinteraksi dengan firman tidak kita lakukan. Yesus langsung memotong dengan mengatakan “ada tertulis manusia tidak hidup dari roti tapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah”, perkataan ini langsung memotong apa yang iblis katakan, langsung hantam dengan pengertian firman. Maksudnya apakah iblis jadi lari karena diberikan firman? Ini mirip dengan ajaran yang mengatakan “ini firman, kalau iblis dengar dia akan kepanasan, lempar langsung panas”. Yesus tidak berbicara untuk memberkati iblis atau mengusir iblis atau apa pun. Yesus berbicara untuk kita, engkau tahu bagaimana cara melawan iblis? Dengan cara kembali menegaskan komitmen umat untuk saya jalankan, saya bagian dari umat Tuhan, ini komitmen saya. Apa komitmen yang Yesus mau tekankan?  Bahwa manusia hidup dari firman, bukan hanya dari roti. Sehingga tidak penting ada roti atau tidak, kalimat itu sangat tegas, dan ini yang Yesus mau ajarkan kepada kita untuk cara kita melawan setan. Ini tidak dilakukan oleh Adam dan Hawa, ketika ular datang dan mengatakan “tentulah semua pohon di taman ini tidak boleh dimakan buahnya bukan?”, interaksi dilakukan dengan membuka celah diskusi dengan ular. Hawa mengatakan “semua pohon di taman ini boleh kami makan buahnya, tapi memang ada yang tidak boleh”, itu membuka kesempatan untuk dialog selanjutnya. Tapi kalau manusia mengatakan “tidak, komitmen saya adalah untuk menaati Tuhan dan ini yang akan saya lakukan”, iblis akan kalah. Seringkali kita pikir iblis terlalu kuat sehingga kita tidak lagi berdaya, kita memakai segala macam alasan yang dikemukakan oleh dunia ini yang membuat kita sadar kita tidak bisa berubah. Bukankah ini yang sekarang dipahami oleh kelompok manapun yang menganggap punya identitas baru, ini yang disebut sebagai postmodern identity. “Sekarang saya begini, ini bukan dosa, ini cuma satu kecenderungan yang saya miliki, kecenderungan yang tidak bisa berubah”. Jangan mengatakan tidak bisa, karena siapa yang mengatakan tidak bisa? Yang mengatakan tidak bisa adalah semua tawaran dari ilmu yang masih mungkin berubah. Kalau Saudara mengatakan “kecenderungan orang sulit diubah”, tapi saya mengatakan “kecenderungan harus diperjuangkan untuk diubah”, saya tidak menjanjikan kesuksesan, tapi usaha untuk berubah itu sangat perlu. Dan usaha itu hanya mungkin dilakukan jika Saudara dan saya ketat mengatakan “saya dicipta oleh Tuhan untuk menjalankan kehendak Tuhan. Saya ada di dunia untuk menjalankan apa yang Tuhan mau. Tidak ada yang lain yang saya mau dengar, kamu mau bilang apa, saya tidak mau dengar. Komitmenku adalah menjalankan kehendak Tuhan”, ini yang penting untuk dipegang. Hawa membuka kesempatan untuk terus interaksi dengan ular dan akhirnya dia termakan ucapan ular. Terlalu banyak dengar tetapi lupa komitmen, sehingga jatuh. Maka ketika Tuhan izinkan ular ada di Taman Eden, ini bukan sesuatu yang cuma sekedar ujian awal, ini adalah pameran untuk semua manusia, inilah tugasmu berhadapan dengan ular, kamu akan berhadapan dengan ular.

« 2 of 4 »