Di dalam pertemuan terakhir kita akan membahas satu doxology yang sangat indah. Paulus memakai dua kali doxology atau pernyataan kemuliaan bagi Tuhan di dalam Roma pasal yang ke-11 dan di dalam Roma pasal yang ke-16. Tapi saat ini kita masih membahas sebagian salam. Mari kita membaca Roma 16 dari ayat yang ke 19-24. Kalau Saudara melihat di dalam ayat 24 itu ada tanda dalam kurung persegi ini, berarti di dalam beberapa teks tidak ada tapi di dalam teks-teks yang lain ada. Ada beberapa pendapat bahwa kita harus ikut teks yang lebih lama dan kalau teks lebih lama tidak ada maka kita tidak masukkan. Tapi juga ada yang berpendapat bahwa teks lebih lama itu tidak diketahui, dia dapat copy dari mana, sedangkan teks yang lebih baru yang ada tambahan ini mungkin ambil dari teks lebih lama yang sudah memiliki tulisan ini, maka tetap dimasukkan. Saya sendiri pikir ketika Tuhan mengizinkan di dalam kanon ada ayat, itu tetap kita ambil sebagai Firman. Ada naskah yang tidak dimasukkan, tidak berarti ini bukan bagian darinya. Tapi kalau Saudara lihat di dalam seluruh Alkitab yang pakai tanda kurung seperti ini tidak signifikan banyaknya, sedikit. Dan tidak mempengaruhi antara Saudara pilih masukkan atau tidak, ini tidak akan mengubah ajaran apapun dan tidak akan menambah ajaran apapun. Jadi sebenarnya tidak terlalu penting untuk kita perdebatkan. Tapi saya sendiri ada di dalam posisi bahwa setiap bagian kita terima sebagai Firman. Mari kita baca dari ayat 19 sampai 24, saya akan bacakan bagi kita semua, “Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu! Salam kepada kamu dari Timotius, temanku sekerja, dan dari Lukius, Yason dan Sosipater, teman-temanku sebangsa. Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku, yang menulis surat ini. Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, Saudara kita. [Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian! Amin.]
Ayat-ayat ini ada salam dan Saudara mungkin mengatakan bahwa salam ini sepertinya salam yang merupakan titipan dari orang-orang. Jadi orang-orang mengatakan ke Paulus, “Paulus tulis surat ke jemaat Roma ya? Salam ya”. Tapi fungsi salam ini bukan titipan seperti itu, fungsi salam ini adalah menekankan bahwa apa yang Paulus tulis di dalam Surat Roma bukan pikiran Paulus sendiri, tetapi didiskusikan bersama dengan orang-orang ini. Kira-kira seperti ini bentuknya, Paulus sudah menulis Surat Roma, lalu dia mengatakan “selain saya ada orang-orang di sekitar saya yang juga memberikan sumbangsih untuk mengajar kamu, inilah orang-orang itu”. Saudara bisa lihat di sini ditulis ada Timotius, kemudian ada Lukius, Yason dan Sosipater. Lalu ada Tertius “yaitu aku yang menulis surat ini”. Paulus menulis dengan ada seorang yang menuliskannya, ini sekretarisnya, jadi Tertius yang menulis surat tapi Paulus yang mendiktekan. Apakah hanya Paulus? Ternyata tidak, sebab ada Timotius, Lukius, Yason dan Sosipater, ada Gayus, ada Erastus dan juga ada Kwartus. Ini menekankan bahwa Paulus tidak sendirian di dalam mengajar. Dia rasul, tetapi ajarannya dikonfirmasi oleh orang-orang lain juga. Inilah yang kita harus ketahui waktu Paulus mau benturkan dengan mengatakan “hati-hati terhadap mereka yang memecahkan diri dari gereja”. “Jadi ada pengajar palsu? Ajaran mana yang benar?”, “ajaran saya, karena selain, orang-orang yang menyepakati ajaran ini bersama dengan saya. Ini bukan ajaran tunggal dari satu orang. Di dalam sejarah gereja, gereja tidak pernah menerima ajaran tunggal satu orang menjadi ajaran khusus bagi gereja, tidak pernah ada. Itu sebabnya banyak orang di dalam tradisi Reformed kurang suka kata Calvinis. Seolah-olah kata Calvinis kita ambil dari Calvin. Kalau Saudara lihat dari tradisi Reformed, banyak yang kita ambil itu diringkas dan dirangkum dari pengakuan iman, baik itu di dalam Belgic Confession ataupun juga di dalam Westminster Standard. Baik itu di dalam Three Forms of Unity di Eropa, maupun Standard Westminster di Inggris dan Skotlandia. Ini menunjukkan kita tidak pernah menganggap satu orang menjadi sumber bagi pengajaran Kristen. Tidak ada orang Reformed yang senang istilah Calvinis kalau itu dimaksudkan kita ini penerus ajaran Calvin saja. Itu sebabnya Pengakuan Iman kita bukan Pengakuan Iman tunggal dari satu orang, tetapi Pengakuan Iman yang disepakati bersama. Ini sudah dilakukan oleh gereja Tuhan baik di dalam tradisi bapa-bapa gereja. Karena di dalam periode bapa-bapa gereja, para bapa gereja pun berkumpul untuk menyatakan apa yang kita percaya, ada credo. Credo itu artinya adalah “saya percaya” atau “kami percaya”. Ini sesuatu yang dipegang gereja bersama-sama. Maka dari awal para bapa gereja menyepakati cara ini. Dan kalau kita lihat di dalam Kitab Suci, para penulis Kitab Suci pun melakukan hal yang sama, tidak ada pengajar tunggal. Kita tidak bisa mengatakan bahwa teologi ditemukan oleh Paulus saja. Paulus bersumbangsih mengajar tapi Paulus perlu konfirmasi dari orang-orang lain bahwa yang diajarkan adalah Firman Tuhan. Itu sebabnya tidak pernah ada saat di dalam gereja yang benar, di mana orang diberikan kuasa sedemikian besar sehingga dia tanpa konfirmasi dari orang lain. Termasuk kita sekarang, Saudara boleh dengar ajaran dari pendeta-pendeta di dalam GRII, tapi Saudara harus pikirkan apakah yang diajarkan disepakati di dalam Pengakuan Iman atau tidak. Kalau tidak, mungkin pendeta itu sedang soroti dari sudut pandang kita gagal tangkap, mungkin dia salah bicara. Tapi kalau itu terus-menerus dia lakukan, mesti hati-hati, mesti diawasi apakah orang ini punya posisi yang beda dari apa yang disepakati. Kalau beda, apakah perbedaan itu ada penjelasannya sehingga kita bisa lihat ini merupakan perbedaan cuma beda perspektif. Tapi kalau perbedaan itu perbedaan karena ajaran yang bentur, maka ini mesti diselesaikan di dalam dewan gereja.