Di bagian ketiga dari pasal yang ke-15 ini, Paulus menekankan pengharapan untuk datang ke Roma. Tetapi hal yang penting untuk disoroti dari ayat-ayat ini adalah perjalanan Paulus ke Yerusalem. Dalam Kitab Kisah Para Rasul kita bisa juga akan menemukan catatan tentang ini. Sebelum perjalanan Paulus berakhir di Roma, dia ada di Yerusalem. Paulus datang ke sana bersama dengan rombongannya untuk membawa bantuan keuangan dari orang-orang Kristen di daerah Makedonia dan juga di daerah Yunani seperti Korintus. Jemaat di Korintus dan di Makedonia sama-sama tergerak untuk memberikan bantuan, karena mereka tahu sesama manusia memerlukan bantuan. Tapi Paulus menegaskan mereka bukan saja tergerak lalu memberikan persembahan, mereka sebenarnya diwajibkan untuk memberikan persembahan. Saudara, kalimat ini sering dimanipulasi atau sering diabaikan. Gereja Tuhan saat ini terlalu menekankan kewajiban memberikan persembahan demi kekayaan dari individu atau kelompok, itu dosa besar. Tapi gereja yang tidak menekankan pentingnya keharusan memberikan persembahan juga berdosa, karena gereja itu melalaikan kewajiban orang Kristen untuk memberikan persembahan. Orang Kristen wajib memberi persembahan, termasuk pendeta. Orang Kristen wajib memberikan perpuluhan, ini bukan pilihan. Kita ditekan untuk membayar pajak oleh negara, Paulus mengatakan itu di Roma 13. Dan sekarang di dalam pasal 15 Paulus mengatakan “kamu diwajibkan memberikan persembahan, itu sudah sewajarnya dan seharusnya.
Saya pikir kesalahan pertama gereja adalah memanipulasi persembahan demi kepentingan pendeta atau demi kepentingan kelompok tertentu saja. Gereja seharusnya punya organisasi yang teratur, tertib dan profesional mengenai keuangan. Kalau gerejamu tidak seperti itu, kritik lembaganya, kritik pengurusnya, kritik orang orang yang menjadi pemimpin, karena keuangan hal serius. Sebab jemaat tidak mungkin tenang memberikan persembahan jika persembahan disalurkan kemana pun mereka tidak tahu. Penyelewengan keuangan untuk membuat kekayaan bagi gereja atau bagi hamba Tuhan, itu dosa besar yang membuat Tuhan akan menyingkirkan gereja. Gereja seperti besar, seperti berkembang, seperti sangat megah, tetapi tidak ada penyertaan Tuhan yang asli. Saudara bisa lihat kejatuhan dari gereja selalu dimulai dari berkembangnya gereja yang tidak sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Kalau Gereja yang tidak sungguh-sungguh berkembang itu bahaya, berarti Kekristenan sedang hancur.
Kesalahan kedua adalah gereja yang tidak menekankan kewajiban persembahan. Kedewasaan rohani seseorang bisa dilihat dari persembahannya, apakah serius dan sungguh-sungguh atau sembarangan. Dalam gereja, Hamba Tuhan harus menjadi contoh yang baik juga dalam hal ini. Hamba Tuhan harus memberikan perpuluhan, janji iman dan persembahan. Meskipun mungkin bukan contoh dalam jumlah, tetapi bisa menjadi contoh dalam persentase persembahan yang diberikan untuk gereja. Itu adalah keharusan dan kewajiban di hadapan Tuhan. Paulus mengatakan “ternyata jemaat di Akhaya dan jemaat di Filipi sudah mempersiapkan keuangan dan mereka tergerak karena melihat orang-orang di Yerusalem sangat kasihan. Tapi aku mengatakan itu kewajiban mereka, mereka sudah mendapat berkat dari Tuhan, biar mereka memberkati orang lain demi Tuhan”, ini yang ditekankan di dalam pasal yang ke-15 bagian ketiga. Paulus menekankan kewajiban persembahan yang dijalankan dengan rela.