Ini yang unik. Paulus membagikan gambaran Israel dan gereja sebagai anak belum akil balik dengan anak yang sudah akil balik. Sekarang Israel bukan ibu, Saudara mesti mengerti simbol itu bisa banyak, Israel bisa disebut sebagai ibu yang melahirkan Kristus, Sang Anak, Israel juga bisa disebut sebagai anak, sekarang gantian, anak yang masih kecil, sedangkan gereja adalah anak kecil itu sudah bertumbuh. Gambaran itu memudahkan kita untuk mengerti dan Paulus adalah master untuk hal ini. Paulus mengatakan kalau mau memahami gambaran Israel dan Kristus, itu seperti ibu dan anak. Ibu bukan pengharapan, anaknya yang nanti menjadi pengharapannya. Tapi ibu nanti akan mendidik anak dan anak ini yaitu Kristus, dididik dan dibentuk dengan tepat di dalam tradisi Israel. Kristus adalah yang dibentuk tradisi Israel dan yang sempurna mengalami pembentukan itu. Dia tidak pernah melanggar Taurat, Dia dibentuk oleh Hukum Taurat dan taat kepada Hukum Taurat. Israel dan gereja adalah seperti anak yang belum akil balik dan sekarang anak yang sudah akil balik. Bisa pikirkan keindahan dari gambaran ini? Kalau tadi dikatakan pengharapan kita adalah anak, anak yang masih bayi tetap belum bisa diharapkan. Suatu saat nanti dia bisa diharapkan, tapi sekarang belum. Ketika seorang raja mempunyai anak, dia berharap anak ini yang akan melanjutkan kerajaannya. Tapi tentu tidak bisa mengharapkan itu terjadi waktu anak itu masih kecil, masih kanak-kanak. Waktu kanak-kanak dia tidak mengerti apa yang papanya kerjakan, dia tidak terlalu peduli. Anak kecil tidak tahu kerja, anak kecil tidak tahu apa yang bapanya lakukan. Dalam tradisi Alkitab, anak-anak itu 13 tahun ke bawah, sedangkan dewasa itu sudah 13 tahun ke atas, tidak ada masa remaja. Dan herannya tidak ada kegalauan remaja di zaman Israel, tidak ada permasalahn remaja, identitasnya menjadi krisis, “saya ini dewasa atau anak-anak”, tidak ada yang seperti itu. Kalau belum 13 masih anak-anak, cuma tahu senang-senang, lari sini lari sana, main kuda-kudaan. Tapi setelah 13 tahun, dia mulai pelajari papanya mengerjakan apa. Maka yang Paulus sedang katakan adalah Israel zaman dulu itu adalah keadaan dimana orang berharap masa depan Tuhan akan kerja. Lalu Israel itu siapa? Anak kecil, masih dibimbing oleh Taurat, masih diarahkan, seperti hamba, belum dewasa. Tapi Kekristenan bagi Paulus adalah perwujudan dewasa dari apa yang dulu diharapkan. Kekristenan bukan mengatakan “nanti kita berharap bangsa-bangsa dapat Injil”, tidak, Kekristenan akan mengatakan “aku bertanggung jawab untuk membawa Injil kepada bangsa-bangsa”. Kalau dulu dalam tradisi Perjanjian Lama diharapkan “coba kalau bangsa lain tidak menyembah berhala, andaikan mereka bisa percaya Yahweh”, mereka boleh mengatakan itu karena mereka anak kecil, mereka melihat ke depan. Kapan dewasanya? Paulus mengatakan “di zaman kamu”. Maka kita tidak bisa melihat Kekristenan sebagai bayi lagi, hari Natal adalah memperingati yang lalu, Yesus lahir, Yesus sekarang bukan bayi lagi. Natal adalah peristiwa yang kita peringati, bukan peristiwa yang kita alami. Natal sudah lewat, tidak ada lagi Natal. Kristus datang sekali, sekarang sudah dewasa. Kamu bukan anak-anak lagi, tidak bisa seperti itu. Kamu bukan 13 tahun ke bawah. Ini pembentukan dari masa lalu yang saya pikir sangat baik, sudah 13 tahun sudah dewasa, jangan cengeng lagi, sudah dididik oleh imam, sudah dididik untuk mengerti pekerjaan bapaknya. Dia akan mengerjakan pekerjaannya, dia hidup, dia mulai berfungsi, dia bukan bayi lagi. Waktu orang melihat orang yang sudah dewasa, orang tidak lagi mengatakan “some day”, tapi “right now”. Maka Paulus mengatakan “Ia diutus untuk menebus mereka yang takluk kepada Hukum Taurat supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita yang berseru ya Abba ya Bapa”, ini anak dewasa bukan anak kecil. Anak kecil itu ayat 1, selama ahli waris belum akil balik sedikitpun dia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguh pun ia adalah tuan dari segala sesuatu. Israel Perjanjian Lama itu hamba, meskipun dia tuan. Lalu kapan Israel dewasa? Sekarang kita. Apakah Israel dan kita sama? Ada samanya ada bedanya. Bedanya kita sudah hidup di zaman yang baru, Kristus sudah datang dan kita sudah dewasa. Maka kita mengerti pekerjaan Bapa kita. Kita tahu apa yang Bapa kerjakan, kita punya hati untuk pekerjaan Sang Bapa. Dan dari situ kita mengerti bahwa Kekristenan adalah yang menggenapi rencana Tuhan di Perjanjian Lama. Sekarang kita tidak lagi mengeluh dengan mengatakan “Tuhan, berapa lama lagi?”, Tuhan akan menjawab “sekarang”. Saudara mengatakan “mengapa Indonesia masih seperti ini?”, Mestinya Tuhan yang tanya kita, “mengapa kamu belum kerja juga? Kerajaan Allah dibawa sekarang dan saya bertanggung jawab untuk menjalankannya. Tuhan tidak menginginkan kita untuk mengerjakan semua, Tuhan menginginkan kita mengerjakan bagian di depan yang jelas, yang bersentuhan dengan hidup kita. Ada yang mengatakan “kalau bapak khotbah meminta kita untuk punya jiwa mesianik, kita harus bekerja mengubah”, saya mengatakan itu bukan jiwa mesianik. Jiwa mesianik berarti cuma saya, tapi kalau jiwa Kristen mengatakan “saya dan orang Kristen yang lain”. Mari bawa kerajaan itu ke sini. Kita sudah berada dalam keadaan dewasa demikian Tuhan mengatakan.
Natal adalah pengingat masa lalu, bahwa zaman sudah berubah dari keadaan lama sebelum Kerajaan Allah dinyatakan ke dalam keadaan baru dimana kerajaan itu akan dinyatakan ke semua bangsa. Natal adalah titik awal, tapi jangan terus ingat Natal lalu kita dikuasai dengan mistik kehadiran malaikat, kemudian lagu-lagu Natal yang indah, tapi tidak move-on. Natal adalah pengingat periode Kekristenan sudah berjalan 2.000 tahun. 2.000 Tahun yang lalu Kristus sudah datang, dan kita sudah melakukan apa saja? Natal itu peristiwa indah, tapi itu masa lalu. Kita diingatkan bahwa Allah sudah hadir, tapi itu 2.000 tahun yang lalu. Dan di dalam ayat 7 ditekankan jika kamu bukan hamba melainkan anak, maka kamu juga adalah ahli waris. Ingat, ahli waris bukan berarti dapat uangnya, tapi ahli waris adalah mampu kerjakan apa yang Bapa kerjakan. Yesus mengatakan “Aku bekerja karena Bapa bekerja, pekerjaan yang Dia lakukan, dan Aku akan panggil kamu untuk mengerjakan pekerjaan yang Aku sedang kerjakan”, pekerjaan-pekerjaan Sang Bapa. Mari kita menyadari hal ini. Biarlah setiap Natal kita ingat sudah 2.000 tahun Kekristenan dimulai, mengapa masih seperti ini perjuangannya? Sudah 2.000 tahun Kekristenan ada, mengapa kita masih terlalu kanak-kanak, terlalu malas untuk kerjakan pekerjaan orang dewasa?
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)