Kalau suatu saat Tuhan akan pulihkan kerajaan, terus apa gunanya Israel di Perjanjian Lama? Apakah mereka sekedar dipakai untuk nanti ada Kristus? Mereka cuma sekedar ada kemudian setelah itu tidak ada lagi, Kristus yang ada, apakah begitu? Kalau Saudara mengatakan anak yang dilahirkan seorang ibu akan menjadi harapan, lalu apa tugas si ibu, apa pentingnya si ibu? Yang dikatakan Paulus adalah ada kesinambungan dalam periode Israel yang taat kepada Tuhan dengan periode selanjutnya. Kalau kita gambarkan di dalam ilustrasi tadi, perempuan dan anak, Saudara akan memahami bahwa di dalam kisah Alkitab, perempuan dan anak punya relasi begitu besar, bukan cuma sekedar perempuan melahirkan anak lalu anak ini akan menjadi harapan masa depan, tidak. Tapi perempuan itu digambarkan sebagai perempuan yang saleh yang akhirnya menurunkan kesalehannya kepada sang anak. Peran seorang ibu sangat besar. Banyak orang menjadi rusak karena mamanya tidak mengerti bagaimana mendidik anak. Kadang-kadang seorang ibu terlalu penuh dengan cara yang memanjakan anak, akhirnya anak menjadi rusak. Kalau ibu punya bijaksana jauh lebih kuat dari pada kalau papa agak kekurangan bijaksana, saya tidak membela diri supaya lepas tanggung jawab dari mendidik anak, tapi yang saya maksudkan adalah perempuan punya peran yang sangat besar karena dia adalah ibu dari anak yang dia lahirkan. Maka ibu dan anak itu relasinya benar-benar indah, kuat dan penuh dengan kaitan yang membentuk dan mendidik, seorang ibu akan membentuk dan mendidik anak yang dilahirkan. Gambaran ini harus ada dulu baru kita bisa memahami relasi Israel dan gereja. Jadi yang Paulus maksudkan adalah ibu adalah seorang yang melahirkan anak dan mendidik anaknya, membentuk anaknya. Ini relasi yang jelas bahwa siapa yang melahirkan dia sebenarnya dipakai untuk mendidik yang dilahirkan. Jadi ada ibu, kemudian anaknya dibentuk dan dibesarkan lewat ibunya. Kalau gambaran ini kita umpamakan ke dalam simbol Israel dan Mesias, berarti Israel dan Mesias relasinya bisa ibu dan anak. Saya tahu ini agak rumit, bukankah Mesias itu Anak Allah? Iya, Dia Anak Allah, tapi Paulus sedang membicarakan relasi Israel sebagai ibu dan anak, ini gambaran pertama yang dia bagikan. Apa kaitan Israel dengan anak, yaitu Yesus yang dilahirkan? Paulus mengatakan di dalam ayat ke-4 “setelah genap waktunya Allah mengutus AnakNya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada Hkum Taurat” Yesus takluk kepada Hukum Taurat. Hukum Taurat ini tradisinya siapa? Israel, maka di dalam sense tertentu Yesus adalah Sang Anak yang dibesarkan oleh sang ibu yaitu Israel di dalam TauratNya Allah. Ini penting untuk kita pahami, Yesus bukan hanya sekedar Raja Israel, Dia juga orang Israel yang juga harus menjalankan tradisi Israel. Di dalam Kitab Suci beberapa kali dikatakan Dia harus melakukan ini karena orang Israel lakukan itu. IbuNya mempersembahkan burung tekukur karena inilah yang diperintahkan Taurat. Dia harus menjalankan Taurat karena Dia orang Israel. Dia harus mati di kayu salib karena Dia menggenapi apa yang Tuhan tuntut dari Israel di dalam TauratNya. Maka ada relasi pembentukan, Yesus dibentuk oleh Taurat, Yesus bertumbuh di dalam Taurat, dan Yesus diajar di dalam tradisi Taurat. Di dalam Injil Lukas dikatakan Yesus bertanya dan pertanyaanNya sangat tajam, ini pertanyaan dan bukan menguji. Yesus bertanya, itu wajar, anak-anak remaja yang dibimgbing oleh imam akan bertanya kepada imam, kepada para rabi. Jadi kalau orang menafsirkan Yesus bertanya karena ingin menguji rabi, tafsiran itu terlalu berani, lain dengan apa yang Lukas maksudkan. Maka Alkitab memberikan konteks pembahasan Kristologi yang jelas apakah sedang bicara sebagai manusia, atau sedang membicarakan sifat IlahiNya Kristus. Alkitab jelas sekali memberikan pembedaan tapi tidak menjadikan pembedaan itu pembedaan yang terpisah, seolah-olah Kristus punya 2 pribadi, itu bidat. Maka Alkitab membahas tentang Kristus yang adalah manusia, waktu masih kecil Dia tidak mengerti, Dia mesti belajar. Waktu Dia remaja, Dia juga tidak mengerti, Dia mesti bertanya kepada ahli-ahli Taurat itu, apa yang dimaksudkan di dalam Hukum Taurat. Ini keadaan yang indah sekali, yang menuliskan Taurat, yang mewahyukan Taurat sekarang jadi yang belajar Taurat. Ini salah satu keindahan dari tradisi Reformed, Yesus adalah Allah sejati, mengatakan Dia kurang Allah, itu adalah bidat. Kristologi sebenarnya lebih rumit dari Tritunggal. Maka Yesus belajar dari tradisi Israel, dengan demikian Dia seperti menjadi anak yang ada di dalam tradisi Israel, Israel menjadi seperti ibu yang membesarkan Dia di dalam Taurat. Itu sebabnya dikatakan dalam ayat 4, Dia takluk kepada Hukum Taurat, Yesus tunduk. Yesus dibesarkan dalam tradisi Taurat dan Dia taat tradisi Taurat. Dia lahir dari seorang perempuan dan Dia dibentuk oleh Taurat, Dia dididik oleh mamaNya dan Dia dididik oleh Israel secara besar yaitu di dalam tradisi Perjanji Lama. Ini sebenarnya berkait dengan pengertian ibu dan anak tadi. Dan ini ilustrasi yang indah sekali, Yesus datang membawa zaman yang baru. Ini pengharapan yang dipahami Israel, nanti akan ada anak dari tradisi Israel dan itu diwujudkan dalam kelahiran Kristus dari Maria. Ada perempuan melahirkan anak, begitu anak itu lahir, zaman berubah. Sekarang ada zaman yang baru yang nanti akan digenapi waktu Yesus bangkit. Zaman yang sudah dimulai ketika Yesus datang adalah zaman di mana bangsa-bangsa akan mendengarkan firman, dimana kedewasaan umat Tuhan karena janji Tuhan akan terjadi. Yang dulu dianggap masa depan, sekarang sudah mulai jadi. Yang dulu dikatakan seorang perempuan akan melahirkan, sekarang seorang perempuan sudah melahirkan. Ini yang perlu kita pahami. Jadi waktu Israel mengatakan “akan lahir” berarti nanti, pengharapan, tapi waktu sudah lahir berarti zaman yang baru itu sudah mulai dinyatakan, zaman baru itu sudah mulai diberikan. Ini gambaran pertama dari bagian Galatia 4: 1-6 ini. Paulus mengatakan zaman baru sudah dimulai waktu Yesus lahir, Dialah Anak yang dilahirkan. Siapa perempuannya? Perempuannya adalah Israel yang diwujudkan oleh Maria. Jadi Israel adalah gambaran dari seorang ibu yang akan melahirkan seorang anak. Maria adalah pernyataan kesimpulannya, pernyataan realnya, benar-benar ada perempuan melahirkan seorang anak. Jadi anak atau Sang Mesias adalah satu individu, satu pribadi, bukan gambaran. Kalau ibu itu adalah gambaran Israel, kita mengatakan “Israel itu ibu, Israel itu perempuan” sama dengan kita mengatakan “negara kita adalah ibu pertiwi”. Kalau Saudara mengatakan negara kita adalah ibu pertiwi, mana si anak pertiwi? Tentunya anaknya bukan individu. Misalnya Saudara mengatakan “generasimuda, mahasiswa-mahasiswa Indonesia adalah anak-anak dari ibu pertiwi”, boleh bicara seperti itu. Tapi tidak ada yang bisa mewujudkan mahasiswa itu kepada satu individu. Tapi Kristus bisa, Kristus adalah satu individu, penggenapan dari pengharapan Israel. Seluruh pengharapan Israel ada di satu orang ini, satu orang untuk semuanya. Ini yang Alkitab coba bagikan. Jadi kehadiran Kristus benar-benar memuncakan zaman yang baru masuk ke dalam satu peristiwa yang baru, zaman yang lama. Yang lama sekarang digenapi, yang baru sudah datang lewat kelahiran Kristus.

Kalau Kristus sudah lahir, berarti zaman yang baru sudah mulai. Kalau zaman yang baru sudah mulai berarti Kristus menjadi perwujudan untuk membawa seluruh zaman ke dalam kerajaan itu. Kristus satu orang membawa zaman yang baru. Tapi yang Paulus katakan Kristus ini adalah satu, tapi Dia menjadi Penggenap bagi semua orang yang nanti akan Dia tebus, ini pengertian penebusan di dalam teologinya Paulus. “penebusan berarti statusmu dari berdosa menjadi anak, itu penebusan. Perubahan status dari berdosa menjadi anak, itu penebusan”. Tapi ada pengertian lain yang Paulus mau bagikan dalam penebusan. Penebusan adalah membagikan Kristus kepada banyak orang lain. Yang Kristus miliki sekarang di-share, dimiliki bersama oleh umat. Paulus mengatakan “namun aku hidup, tapi bukan aku lagi yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”. Berarti Kristus men-share-kan diriNya, membagikan diriNya kepada yang lain. Kalau dalam sudut pandang kita berarti kita berbagian ke dalam Dia, union with Christ dengan pengertian lain. Union with Christ itu selalu punya 2 gerakan, kita ke dalam Dia dan Dia di dalam kita, ini yang dikerjakan Roh Kudus. Roh Kudus menyatukan kita ke dalam Kristus, tapi dari Kristus dibagikan keluar ke kita. Jadi kita tetap di posisi kita masing-masing, Saudara tetap di dalam kehidupan Saudara, keluarga Saudara, pekerjaan Saudara. Kita berbagian di dalam Kristus dan Kristus dibagikan menjadi milik kita. Jadi ini bukan gambaran kita hilang, hidup kita menjadi nothing lalu cuma Kristus yang hidup, tidak. Kristus dibagikan ke dalam kita, Kristus memberi diriNya kepada yang lain sehingga Dia hidup di dalam kita sekarang. Maka kalau pengharapan Israel ada di dalam Kristus, berarti pengharapan itu akan dibagi untuk diwujudkan lewat umatNya. Sehingga akhir zaman, zaman akhir itu, pengharapan itu bangsa-bangsa tunduk kepada Tuhan akan dikerjakan oleh umat. Kristus melalui umatNya. Jadi kita mesti tanya, ini yang Paulus tanyakan, kalau relasi antara Kristus dan Israel bisa dipahami sebagai ibu dan anak, bagaimana relasi Israel dengan gereja?

« 3 of 4 »