Mari kita membangun struktur organisasi alam semesta. Kira-kira di dalam alam semesta manusia paling tinggi itu siapa? Pasti Kristus, manusia paling tinggi Kristus, mana mungkin ada orang lebih tinggi dari Dia. Lalu kira-kira siapa manusia nomor 2? Kalau Kristus adalah Imam Besar, berarti nomor 2 adalah imam-imam, kita. Kan kita yang ditebus Kristus menjadi imamNya, kita nomor 2. Kita tidak berani mengatakan kita nomor satu, itu tidak sopan. Nomor satu harus Kristus. Jadi dari seluruh manusia di alam semesta, nomor satu adalah Kristus. Ini kita tidak bicara Bait Suci, tapi seluruh alam. Di seluruh alam, siapa manusia paling tinggi? Kristus. Siapa kelompok nomor dua? Orang tebusanNya, kita orang Kristen. Siapa nomor 3? Mungkin orang Kristen yang masih kanak-kanak, mungkin orang Kristen yang masih kurang iman, mungkin orang Kristen yang kehidupannya masih abu-abu, tidak jelas Kekristenannya. Siapa nomor 4? Orang yang bahkan tidak mau Kristen sama sekali, orang yang bahkan tidak mau datang ke gereja, orang yang bahkan tidak mau berurusan dengan Kekristenan, itu level 4. Nomor 1 sampai nomor 4, Kristus, para imam, Israel dan bangsa lain. Kristus, kita, orang Kristen yang masih meragukan Kekristenannya dan bahkan orang yang tidak mau Kristen sama sekali. Dari 4 golongan ini mana yang paling kuat? Kristus. Apa yang Kristus lakukan? Dia menjadi korban. Jadi korban seperti siapa? Seperti imam besar di dalam Kitab Imamat. Lalu Dia jadi korban untuk apa? Bawa darahNya ke ruang Mahasuci. DarahNya dibawa ke ruang Mahasuci untuk siapa? Untuk umat. Hanya buat umat? Tidak, bagi bangsa-bangsa lain juga. Maka Saudara mesti simpan ini di dalam pikiranmu, Kristus mati demi orang yang bahkan sedang menolak Tuhan. Kristus bukan mati untuk kita yang sudah dari awal cinta Tuhan. Kristus mati bagi orang yang sedang berontak melawan Tuhan. Kalau pengertian ini kita tidak pahami, kita akan sulit mengerti cinta Tuhan. Tuhan berkorban, Yesus menjalani pelayananNya dan yang ada di dalam pikiran Dia adalah orang paling rendah, orang paling lemah, orang yang paling jauh dari center kesucian Tuhan. Siapa paling jauh? Bangsa lain, orang yang bahkan tidak mau Tuhan. Kalau kita punya pikiran seperti ini, maka kita akan mulai berpikir bagaimana kekudusan Tuhan tidak dikompromikan, imam besar tidak boleh sembarangan dalam melayani, dia tidak kompromikan kekudusan Tuhan sama sekali. Tapi dia tidak kompromikan cinta Tuhan sama sekali untuk kelompok paling bawah. Dia tidak kurangi cinta Tuhan bagi bangsa lain, tapi dia tidak kurangi kekudusan Tuhan, ini yang sulit. Kalau gereja mengatakan “kami mau menjangkau anak muda”, caranya bagaimana? “Caranya jangkau orang yang tidak kenal Kristus”, caranya bagaimana? “Hidup seperti mereka”, itu sudah salah. Ini berarti mempertahankan cinta Tuhan bagi orang yang paling lemah, tapi mengkompromikan kekudusan Tuhan. Pernahkah imam mengatakan “untuk masuk ruang Mahasuci, santai saja, saya pakai celana renang juga tidak apa-apa” lalu dia masuk ruang Mahasuci, dia bisa mati di situ. Tuhan menyatakan dengan jelas “kalau kamu pakaiannya tidak layak, jangan masuk ruang Mahasuci, kamu akan mati di situ”. Jadi imam besar tidak boleh kompromikan kekudusan Tuhan. Tetapi imam besar tidak boleh kurangi cinta Tuhan bagi yang paling brengsek. Bagaimana menjalankannya? Memang ini sulit, Saudara akan menjalankan Kekristenan yang sulit karena natur kita yang sulit memahami cinta Tuhan dan yang sulit memahami kekudusan Tuhan. Kita mesti bertumbuh untuk memahami keduanya. Maka yang paling tinggi Kristus, yang paling rendah bangsa-bangsa lain. Bagaimana menjangkau mereka? Kristus berkorban bagi mereka, dan sekarang Saudara menjadi imam yang menjalankan hal yang sama. Ini yang Paulus katakan, “kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat”. Siapa yang tidak kuat? Orang-orang yang bawah, yang level rohani bawah, yang kekudusannya parah sekali, yang tidak mengenal Tuhan, merekalah yang harus dituju. Jadi Saudara menjadi pelayan bagi mereka yang lemah. Lalu ayat 2, “setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan demi kebaikannya untuk membangunnnya”. Saudara mesti hidup dengan cara yang diramu, yang diatur sehingga hidup Saudara tidak membuat orang lemah itu menolak untuk bersekutu, tapi hidup Saudara tidak membawa kekudusan Tuhan dihina dan dicemarkan. Sebenarnya ini Paulus sarankan untuk gereja, “gereja, kalau kamu kumpul, kalau kamu berelasi, jangan membuat orang luar sungkan bergabung dengan kamu”. Kadang-kadang kita membuat gereja menjadi sangat eksklusif, terlalu banyak pakai “untuk kalangan sendiri”. Kekristenan harus dijalankan sedemikian sehingga orang luar tidak merasa aneh, sungkan, asing, tertolak ketika mereka bergabung dengan kita. Bayangkan keindahan misalnya ketika Saudara selesai bersekutu, kemudian ada orang yang belum percaya menikmati bicara dengan Saudara di dalam gereja, itu indah sekali. Jadi gereja harus membuat dirinya sangat gampang diakses dan sangat gampang diterima oleh orang luar, di dalam level yang tidak mengkompromikan kekudusan Tuhan. Gereja selalu ekstrem di salah satu. Ada gereja yang gampang sekali menjangkau orang yang hobinya ke night club, tapi dengan mengubah gereja seperti night club. Gereja dibuat remang-remang dengan pencahayaan yang luar biasa, seperti konser. Akhirnya orang menikmati gereja, tapi gereja tidak menikmati kekudusan Tuhan. Gereja kompromikan kekudusan Tuhan. Ini sebabnya Paulus pakai gambaran Bait Sucinya tegas sekali. “Kamu tahu yang dilakukan Kristus, Dia Imam Besar. Kamu tahu Dia sedang menghidupi apa? Menghidupi simbol Bait Suci menjadi hidup Dia. Berarti kamu juga harus begitu”. Ini penting untuk Saudara pahami, Saudara menjangkau orang dengan mempertahankan kekudusan Tuhan. Bolehkah aku menjangkau para pelacur yang perlu Injil? Boleh, tapi kamu jangan keluyuran malam-malam di tempat pelacuran, itu bodoh sekali. Jadilah orang yang akrab, mencintai siapapun, bicara gampang sekali dengan siapapun tapi tidak ikut gaya hidup mereka. Bisakah kamu bergaul dengan tidak ikut minum-minum dengan pemabuk? Bisakah kamu bergaul dengan tidak ikut korupsi? Bergaul bersama dengan orang-orang yang sedang ada dalam dosa penipuan dan korupsi? Bisakah kamu bergaul dengan orang-orang yang gay, lesbian tanpa dirimu mengikuti gaya hidup mereka? Bisakah kamu bergaul dengan orang pengaruh seks bebas dengan gampang berteman dengan mereka, dengan gampang bergaul dengan mereka, dengan tetap mempertahankan kekudusanmu? Sesuatu yang harus dikejar oleh orang Kristen, kamu yang kuat wajib melayani orang yang lemah, jangan pikir kesenangan sendiri. Ini berarti Saudara diharuskan oleh Paulus untuk set your whole life, atur seluruh hidupmu, ini bukan cuma masalah satu atau dua kali tindakan. Seluruh hidupmu harus mencerminkan tempat kudus Tuhan, seluruh hidupmu harus mencerminkan berkat bagi bangsa-bangsa terluar sekalipun. Seluruh hidupmu harus memancarkan Pribadi nomor satu yaitu Imam Besar kita yaitu Kristus. Seluruh hidupmu harus menampung bangsa-bangsa lain yang paling rendah. Seluruh hidupmu sesuai dengan Kristus. Seluruh hidupmu sangat akrab dan mudah menjangkau orang-orang yang menolak Kristus sekali pun. Paulus mengatakan “setiap orang di antara kita cari kesenangan sesama untuk membangun dia”. Membangun itu bawa dia dekat ke kekudusan Tuhan. Imam besar itu membawa berkat bagi Israel yang dia ambil dari tempat kudus. Yesus Kristus membawakan kita berkat yaitu Roh Kudus yang Dia terima setelah duduk di sebelah kanan, karena Dia menjadi pemenang setelah Dia disalibkan. Saudara juga menjadi pembawa kekudusan, bawa orang untuk menikmati Tuhan, maka hidup Saudara mesti kudus.
Lalu berikutnya, sekarang gambaran Kristologisnya, Kristus juga tidak mencari kesenangan sendiri, ini yang Paulus katakan “yang ditulis dulu telah menjadi pelajaran bagi kita supaya kita teguh berpegang kepada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan Kitab Suci”. Maksudnya adalah segala yang ditulis dulu sekarang sudah digenapi oleh Kristus, jadi kamu tidak perlu ragu tentang imanmu yang ditulis dulu paralel dengan imanmu sekarang. Ini bukan pekerjaan manusia, yang dulu sudah ditulis sangat cocok dengan yang Kristus lakukan. Jadi nikmatilah baca Alkitab, lalu kaitkan itu dengan Kristus dan coba lihat yang saya mau kutip. Ini yang Paulus kutip “sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan Mazmur bagi namaMu”, Paulus berargumen bahwa berkat inti sekarang disebarkan bagi orang yang paling rendah kedudukannya yaitu bangsa-bangsa. Maka mari kita berpikir tentang hidup kita, siapa yang di dalam komunitas kita yang kita anggap sebagai orang yang levelnya paling rendah, yang mungkin kelompok paling anti Kristus, siapa? Lalu bagaimana engkau meramu hidupmu sehingga kehidupanmu itu gampang diakses oleh mereka? Dan bagaimana engkau mempertahankan kekudusan Tuhan sehingga kecemaran mereka tidak menjadi kecemaran kamu juga? Bagaimana pertahankan hidup kudus dan bagaimana mempertahankan kehidupan yang bergaul, membuka diri bagi siapa pun, berbicara ramah, berbicara akrab, berbicara penuh kasih, berbicara penuh kebenaran, berbicara tanpa menyerang, tetapi dengan kesungguhan untuk menantang orang. Berbicara tanpa memberikan emosi yang membuat orang lain merasa ada pertikaian kuat antara agama kita dengan agama orang lain. Ini sebenarnya jauh lebih penting daripada strategi penginjilan. Saudara pakai strategi model ini, strategi model itu, tapi tidak menghidupi yang Paulus katakan di Roma 15, percuma. Orang seringkali ikut pelatihan penginjilan. Tidak perlu ikut pelatihan penginjilan, jika pelatihan itu cuma membukakan cara bicara, cara memberikan argumen. Paulus tidak berikan strategi, Paulus tidak berikan metode, dari Matius sampai Wahyu tidak ada metode penginjilan yang dibagikan secara terstruktur dan secara teratur. Tetapi di dalam Alkitab berkali-kali ditekankan “inilah cara kamu harus hidup, sebab jika engkau tidak hidup sedemikian, engkau tidak akan memenangkan jiwa”. Hidupmu jauh lebih penting dari argumenmu, hidupmu jauh lebih penting dari kemampuan engkau berdebat. Itu sebabnya perhatikan cara kamu hidup, sudahkah kamu sangat friendly dengan orang, sudahkah kamu pertahankan kekudusan Tuhan, sudahkah kamu hidup dengan cara membuka mata orang ternyata hidup kudus versi Kristen itu menyenangkan sekali. Kemarin ada seorang anak muda tanya tentang Tritunggal, lalu saya beri contoh tentang manusia dan pribadi, saya coba jelaskan hal dengan cara yang paling mungkin sederhana, tapi cara yang tidak pernah lepas dari Konsili Nikea Konstantinopel, ini penting untuk Saudara menjelaskan Tritunggal. Saya coba jelaskan dengan bahasa yang dia bisa mengerti tapi tetap berpaut pada pengakuan iman Kristen. Dan selanjutnya dia mengatakan kalimat yang membuat saya kaget “oh ya, saya mengerti”, “benar sungguh mengerti?”, “mungkin tidak, tapi saya bisa menerima argumen ini”. Heran ya, kita biasanya menjelaskan Tritunggal lalu orang tidak mengerti, “ini tidak masuk akal”, lalu kita mengatakan “memang tidak masuk akal”, padahal mungkin kita yang kurang bisa menjelaskan dengan cara membuat orang mengatakan “ini yang benar, memang Allah harusnya seperti ini”. Saya tidak tahu dia ngomong itu demi kesopanan atau benar-benar merasa itu. Tapi saya lihat matanya, dia jujur, dia melihat saya dan mengatakan “ah, sekarang saya bisa mengerti”, semoga anak muda itu benar-benar mau jadi Kristen, dia bukan orang Kristen. Jadi mari belajar bergaul dengan orang, mari belajar bicara dengan cara yang mencerahkan pikiran orang. Saudara mana bisa mencerahkan pikiran orang, kalau kita pun malas mencerahkan pikiran kita dengan baca Alkitab? Malas mencerahkan pikiran kita waktu dengar khotbah. Satu hal yang saya minta Saudara minta dari Tuhan, tiap kali mau dengar khotbah, minta kepada Tuhan, “Tuhan, saya minta saat dengar khotbah kali ini menjadi saat saya dicerahkan dengan pencerahan yang luar biasa”, minta itu sama Tuhan dan Tuhan akan kabulkan. Tapi setelah Saudara minta jangan tidak tekun mendengar khotbah, jangan belum apa-apa sudah gelisah sini sana. Saya paling geli lihat anak muda belum apa-apa sudah seperti kecacingan. Saudara pernah kecacingan? Saudara akan gelisah waktu duduk. Mengapa gelisah? “Saya tidak menikmati khotbahnya”, mengapa tidak menikmati? “Tidak tahu, tidak peduli”. Jangan tidak peduli, engkau perlu apa yang dikatakan oleh Kitab Suci dan Tuhan memakai mimbar untuk menyatakan diriNya kepada Saudara. Maka mari belajar atur hidupmu dengan cara yang menjangkau semua orang, tapi dengan cara yang mempertahankan kekudusan Tuhan. Nikmatilah hidup bergaul dengan orang. Kalau belum apa-apa sudah merasa negatif sama orang, hidupmu tidak akan berlimpah. Saudara lihat orang langsung lihat negatif, “ini orang kok jahat, ini orang kok tidak rohani, ini orang kok kurang suci, ini orang kok kurang Kristen, ini orang kok kurang Reformed”, yang terakhir itu yang katanya paling jagoan. Orang Reformed itu yang paling tinggi, nomor dua itu yang Lutheran, karena Luther dan Calvin kan masih dekat. Yang ketiga mungkin Zwinglian, yang keempat mungkin Betzian, yang kelima adalah kasian. Kalau Saudara mengatakan “orang ini kok kurang Kristen, orang ini kok kurang ini”, lalu hatimu jadi marah sama orang itu, kamu bodoh. Coba nikmati bergaul dengan dia “untuk apa bergaul dengan orang berdosa?”. Tuhan tidak suruh kita tidak bergaul dengan orang berdosa, Paulus mengatakan “kalau begitu kamu tidak bisa hidup di dunia”. Tapi Tuhan mengatakan “jangan bergaul untuk membuat kamu sama dengan dia”. Lalu bagaimana caranya? Nikmati mencintai orang, nikmati mencintai mereka yang lemah, nikmati menghargai kualitas yang ada pada orang meskipun dia punya keburukan. Jika Saudara cuma melihat aspek yang Saudara kurang suka dari orang lain, Saudara tidak menikmati hidup. Sulit menikmati hidup jika all your surrounding are evil, jika seluruh lingkunganmu itu setan semua. Lihat kiri setan, lihat kanan setan, lihat depan setan, lihat belakang setan, kamu bagaimana hidup jika melihat setan terus? Tapi Alkitab mengatakan Tuhan melimpahkan ciptaanNya dengan kemuliaan-Nya. Roma 1 mengatakan begitu, Tuhan melimpahkan ciptaanNya dengan kemuliaanNya. Kalau begitu belajar melihat Tuhan, belajar melihat Tuhan di depanmu, belajar melihat Tuhan di sebelah kanan sebelah kiri, belakangmu. Belajar menikmati dikurung oleh kemuliaan Tuhan. “Tapi orang-orang di sekitarku belum dewasa imannya”, memang, itulah sebabnya kamu harus menata hidupmu lebih baik lagi, supaya engkau bisa cocok sama mereka secara pergaulan. Tapi engkau membawa kekudusan Tuhan untuk membuat mereka kagum kepada Tuhan. Kalau engkau jalankan hidup seperti itu, Paulus katakan ayat 13, maka sumber pengharapan yaitu Allah akan memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Ini yang akan kita alami kalau kita menjalankan yang Paulus ajarkan ini. Biarlah kehidupan kita penuh damai, penuh sukacita, penuh kekuatan oleh Roh Kudus supaya kita penuh pengharapan. Caranya bagaimana hidup seperti ini? Dengan cara menjalani hidup yang sangat gampang jangkau orang, menikmati berelasi dengan orang, menikmati kebaikan Tuhan di dalam diri orang meskipun dia bukan orang Kristen, meskipun imannya masih kacau, tetapi Saudara menikmati. Dan nikmati membawa kekudusan Tuhan bagi mereka. Kiranya Tuhan menyertai gereja, memampukan gereja menjadi umat yang menjalankan apa yang Tuhan firmankan pada hari ini.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)