Lalu bagaimana mengaitkan iman ke Kristus dengan etika, tentu dengan ibadah. Tapi di sini Paulus sedang membahas dengan cara lain dengan cara yang lain. Perhatikan, kalau dulu saya beribadah di Bait Suci, saya menikmati keindahan beribadah, estetika menggerakkan saya beretika. Sekarang Paulus punya proposal, punya teologi begini, waktu engkau menjalankan etika engkau pelan-pelan memahami estetika Bait Suci, gerakannya terbalik. Bukan dari Bait Suci ke etika tapi dari etika ke Bait Suci. Maka di dalam pengertian Paulus tindakan yang Saudara dan saya lakukan adalah tindakan untuk membuat susunan pengertian tentang apa itu Bait Suci, apa indahnya Bait Suci, mengapa dia begitu indah, gerakannya terbalik. Banyak teolog terutama di dalam penyelidikan Perjanjian Baru, orang-orang seperti N.T. Wright atau Richard Hays itu mulai melihat tema ini, mereka mengatakan Paulus adalah teolog yang sangat penting. Agustinus itu teolog, Calvin itu teolog, kalau Paulus? Rasul, pangkatnya lebih tinggi dari teolog. Tapi kalau pangkatnya lebih tinggi dari teolog harusnya teologinya juga lebih tinggi dari para teolog. Maka teologi Paulus itu sangat tinggi dan baik Richard Hays maupun rekan-rekannya, dia punya tim ahli Perjanjian Baru yang menulis sama-sama. Mereka punya tawaran yang sama, Paulus adalah orang yang berusaha menyusun kembali teologi yang dipahami Perjanjian Lama untuk dihidupi orang Kristen. Caranya bukan dengan membawa orang Kristen ke Bait Suci, menikmati ibadah di Bait Suci karena itu tidak lagi relevan. Mereka beribadah ke Kristus. Terus bagaimana bisa menikmati apa yang orang Israel nikmati? Paulus mengatakan “Tidak, pengenalan akan Kristus akan membuat mereka bertindak dan mulai menyadari keindahan tindakan itu.” Maka Paulus berusaha memberikan gambaran besarnya. Maka perhatikan, Bait Suci tidak ada lagi sekarang diganti Kristus. Maka ibadah kepada Kristus itu yang kita bawa di dalam kehidupan sehari-hari. Cuma ada kesulitan, kesulitannya adalah orang Israel melihat Bait Suci secara fisik dan dengan mudah memahami keindahannya. Orang Kristen tidak lihat Kristus jadi agak sulit memahaminya karena ada kemungkinan jatuh ke dalam ajaran sesat. Di dalam Kekristenan pada zaman Paulus ada ajaran sesat yang mulai berkembang, di Asia Minor, makanya Paulus kalau tulis surat ke Efesus nadanya agak beda dari surat yang dia tulis ke tempat lain. Ada ajaran yang berkembang jadi ajaran sesat namanya Protognostik yang nanti berkembang jadi Gnotisisme, pada zaman Paulus ini belum terlalu kelihatan tapi mulai ada. Orang yang berkajang pada penglihatan-penglihatan, orang yang menyembah malaikat-malaikat, orang yang punya mimpi-mimpi itu yang Paulus pernah katakan. Atau seperti orang Korintus, orang yang minta tanda-tanda, orang yang mengeluarkan bahasa-bahasa yang asing lalu membanggakannya, orang yang mempunyai keadaan seperti melihat yang tidak kelihatan, ini yang Paulus tekankan. Tapi itu bahaya, mengapa bahaya? Bukan itu yang sedang diajarkan Paulus. Tapi kita perlu melihat, keindahan harusnya bisa dilihat, diraba, dan bisa didengar. Keindahan itu tidak bisa abstrak lalu cuma di dalam hati kita khayalkan. Kalau dikatakan Kristus itu indah, bagaimana mengertinya? Maka Paulus mengajarkan kepada orang Kristen untuk menikmati keindahan Kristus di dalam sesuatu yang berkait dengan kehidupan komunal. Jadi kehidupan berkomunikasi itu indah, bukan cuma wajib kita jalankan. Ini yang Paulus sedang susun yaitu bahwa kita mencicipi Kristus dan menikmati menyembah Dia dengan menjalankan apa yang dibaca dari Taurat. Etika Taurat bukan ibadah Taurat. Di dalam Taurat ada etika kamu jalankan etika itu dengan harapan bisa melihat keindahan Kristus. Lakukan dan kamu akan lihat keindahan Dia. Maka kalau Saudara sudah jalankan, Saudara seperti sedang mengalami konstruksi ulang dari kehidupan Kristus. Jangan lupa meskipun Paulus menekankan kematian Kristus, tetapi di dalam tradisi teologi kematian Kristus hanya berguna karena hidupNya tidak bercacat. Dengan kata lain keindahan salib tidak bisa dipisah dari keindahan hidup Kristus. Etika Paulus adalah etika hidup Kristus yang Saudara temukan di Injil. Contohnya di dalam Injil ada kisah tentang mencintai musuh, “Jika kamu ditampar satu pipi berikan pipi yang lain” ini etika tinggi sekali dari khotbah di bukit. Paulus menerapkan itu di dalam ajaran etikanya. Ketika Yesus mengalami serangan dari musuh-musuhNya, Dia tidak membalas. Paulus mengajarkan ini, ketika Yesus Kristus dicaci-maki, dianiaya, Dia tidak membalas. Jadi Saudara bisa rekonstruksi kehidupan Kristus melalui ajaran etika Paulus. Paulus mempunyai teologi etika yang menggerakkan Saudara untuk menghidupi Kristus secara nyata. Dengan kata lain semakin banyak aspek dari Kristus yang Saudara jalani semakin Kristus terlukis di dalam hidup Saudara. Yang menikmati bukan orang lain tapi dirimu, “Saya menikmati keindahan Kristus dengan mempraktekkan hidup Dia”, makin banyak praktekkan makin Kristus terlukis indah. Ini tawaran dari Paulus “silakan nikmati sebanyak mungkin”, bagaimana caranya? Coba jalankan saja yang kamu mengerti Dia jalankan, nanti kamu akan terlukis, di dalam hidupmu engkau sedang melukiskan Kristus. Herannya kita tidak melakukan karena tidak mengerti. Kita tidak mengerti kalau semakin banyak lakukan, kita akan semakin menikmati keindahan Kristus. Berbuat etis adalah untuk kepentingan saya, bukan untuk kepentingan keselamatan, bukan untuk kepentingan orang lain, tentu untuk kepentingan orang lain tapi kebanyakan buat saya, saya makin mengerti indahnya Kristus. Ini yang Paulus mau katakan, jadi kamu akan makin mengerti Kristus karena Dia terlukis di dalam hidupmu. Saudara kalau pernah mengalami dimaki orang, Saudara balas dengan memberkati atau Saudara mengatakan “Apa hakmu mencaci-maki saya? Tapi saya tidak akan membalas”. Saudara menahan diri dari membalas, tiba-tiba lukisan tentang Kristus yang rela menutup mulut ketika dicaci-maki, mulai terlihat jelas. Saudara mengasihani orang berdosa, menawarkan dia pertobatan, tiba-tiba sisi pengampunan dari Kristus mulai Saudara lihat indah karena Saudara menjalankan. Ketika Saudara melihat orang yang sangat-sangat tersendiri, Saudara coba tarik dia menjadi bagian dari komunitas gereja. Saudara jadi menyadari ada hal di dalam hidup yang begitu indah yang mulai terlukis. Makanya Paulus mengatakan “lukisan Kristus dalam diri saya semakin. Cuma satu yang belum yaitu penderitaan sampai mati”, ini yang Paulus katakan “satu yang kurang dari penderitaan Kristus dalam hidup saya. Saya mau alami juga”. Jadi orang yang ingin berkorban bagi Kristus itu bukan orang gila yang bosan hidup. Tapi orang yang ingin menikmati segala sisi dari kehidupan Kristus. Saya ingin menghidupkan kembali Kristus lewat hidup saya. Bagaimana saya menikmati Dia? Dengan coba bertindak mirip dia, dalam hal apapun yang saya bisa. Makin saya bisa makin saya lihat Kristus terlukis. Dan Paulus mengatakan tapi ada satu yang belum yaitu mati. Mati bagi Allah, mati seperti Kristus, itu belum saya alami. Maka dia minta ke Tuhan, “ini pun bisa disempurnakan dalam hidup saya. Saya ingin menyempurnakan apa yang kurang dari penderitaan Kristus. Saya sudah menderita mirip Dia, tapi cuma 1 ini yang belum”. Ini lukisan yang Paulus mau kita nikmati juga. Waktu Saudara memahami keindahan Kristus karena terlukis lewat hidup Saudara, Saudara akan makin mengagumi Dia. Itu sebabnya perhatikan cara kamu hidup, Karena cara engkau hidup akan berkaitan dengan estetika melihat Kristus. Keindahan Kristus terlukis berapa besar dalam kehidupanmu. Hendaklah engkau ketahui, jika engkau berhenti berjuang, Kristus semakin tidak terlukis dalam hidupku dan engkau makin tenggelam di dalam kebejatan dan dosamu.” Itu sebabnya Paulus mengatakan “kamu mesti mirip Kristus”.

Dan di dalam bagian yang kita baca ada beberapa aspek yang dia tekankan yaitu jangan berhutang apapun kepada siapapun. Apa yang Kristologis tentang ini? Jangan berhutang apapun. Saudara, di dalam kehidupan Kristus, sekarang saya bagikan Kristologi bukan dari ayat ini tapi penting untuk diketahui supaya mengerti ayat ini. Di dalam kehidupan Kristus, Kristus memenuhi tuntutan Tuhan, tuntutan Bapa, Dia adalah yang menjalankan ketaatan secara sempurna. Ini teologi dari tradisi Reformed mulai dari abad ke-16 dan 17 di Inggris. Ini tidak terlalu banyak terlihat di dalam pemikiran Calvin tapi mulai dikembangkan oleh teolog-teolog yang nantinya menghasilkan Westminster Confession of Faith, lalu dibuat limpah oleh seorang namanya John Owen. Kristus mentaati perjanjian dan Dia menjalankan semua ketaatan demi memenuhi tuntutan Tuhan bagi diriNya. Jadi Tuhan tuntut Kristus menjalankan hidup dengan mode tertentu, “Engkau harus hidup tidak bercacat, Engkau harus hidup setia, Engkau harus menjalankan Taurat”, demi siapa Kristus melakukan itu? Demi manusia, jadi dengan kata lain Kristus punya kewajiban yang harus Dia lakukan kepada sesamaNya. Ini kalimat yang Saudara bisa lihat di dalam Injil Yohanes. Di dalam Injil Yohanes ada kata yang sama dengan ayat yang ke-8 dari ayat kita yaitu ketika Yesus selesai cuci kaki murid-murid, semua heran “Guru, mengapa Engkau yang mencuci kaki kami?”, lalu Yesus pakai kembali jubahNya, Dia duduk lalu Dia mengatakan “Jadi kamu mengatakan Aku adalah Tuhan dan Guru. Dan benar Aku adalah Tuhan dan Guru. Jadi jika Aku yang Tuhan dan Gurumu mencuci kakimu, kamu punya hutang untuk mencuci kaki yang lain”, ini yang sama dengan dikatakan oleh Paulus “janganlah kamu berhutang”, maksudnya apa jangan berhutang? Artinya penuhilah, jadi kamu punya hutang jangan dibiarkan lama. Saudara punya hutang tidak bayar, itu tidak bagus. Ada orang mengatakan “saya bisnis dengan sesama orang Kristen, rekan gereja”. Lalu dia mengatakan “sudahlah, pokoknya kalau sesama orang gereja sudahlah, tidak perlu pakai terlalu rumit-rumit, tidak perlu pakai apa-apa. Pokoknya kita saling mengasihi”, akhirnya ditipu. Inilah kebodohan orang Kristen. Tuhan sudah mengatakan cerdik seperti ular tapi salah baca, orang Kristen selalu salah baca “hendaklah kamu cerdik seperti merpati dan tulus seperti ular”. Salah baca terus maka cerdiknya level merpati, akan ditelan terus. Saudara jangan bodoh, yang masuk gereja tidak tentu malaikat, yang masuk gereja mungkin setan menyamar. Yang masuk gereja tidak tentu jujur secara bisnis, yang masuk gereja tidak tentu bersih keuangannya, yang masuk gereja tidak tentu jujur dalam bekerja, yang masuk gereja tidak tentu bukan tukang tipu. Jadi Saudara harus hati-hati, kalau mau berbisnis, berbisnis secara profesional. Buat deal yang jelas, ada pihak lain yang akan menuntut. “Kalau Saudara seimanku tidak setia, bagaimana?”, tuntut, ini sudah ada perjanjian bisnis. “Jangan begitu, kita kan orang Kristen”, orang Kristen mengapa level hidupnya bodoh sekali, mempermalukan Tuhan. Orang Kristen punya kepentingan untuk jadi cerdik supaya tidak ditipu orang. Tetapi punya keharusan untuk tulus supaya tolong orang lain tidak ditipu orang. Saudara cerdik supaya tidak ditipu, Saudara tulus supaya orang lain jangan ditipu orang lain. Saya beberapa kali nasehati orang yang saya tahu mau deal dengan orang yang saya tahu tidak benar. Saya langsung beri peringatan “kalau kamu jalan juga, kamu orang bodoh”, “mengapa orang bodoh? Dia kan sesama jemaat”, “sesama jemaat apa?”. Sesama jemaat tapi suka menipu uang, itu bukan sesama jemaat. Saya tidak yakin kalau dia milik Kristus, dia cinta uang. “Dia ada kesulitan makanya dia sulit bayar”, kalau ada kesulitan dan dia sulit untuk membayar, jangan kamu yang tanggung. Hal-hal seperti ini banyak orang Kristen tidak mengerti akhirnya berbisnis dengan prinsip kasih. Kasih ada aturannya, makanya Wolterstorff menulis buku Justice in Love, dia mengatakan kasih tanpa keadilan meremehkan Tuhan. Saudara menghina Kerajaan Allah dengan mempraktekkan kasih tanpa keadilan. Itu sebabnya perhatikan baik-baik, Saudara berurusan dengan orang, jangan hutang. Jangan pikir Kristen sudah aman hanya gara-gara saya beriman kepada Kristus. Kalau kamu tidak kerja baik, kalau keuanganmu tidak jujur, celakalah kamu. Apakah kamu jujur dalam keuangan, apakah engkau menipu orang dalam keuangan? Jika engkau tidak jujur dalam keuangan, Jika engkau menipu orang dalam keuangan, celaka kamu. Waktu Saudara lihat Kristus datang ke dunia, Dia punya target dari Bapa, “Engkau harus melayani”. Dan di dalam Injil Yohanes, waktu Yesus mencuci kaki murid-murid, selesai Dia mencuci kaki, Dia mengatakan kepada murid-murid “kamu berhutang mencuci kaki yang lain”, dengan kata lain “jika kamu tidak lakukan yang Aku lakukan, anggap kamu masih berhutang”, katanya sama dengan yang ini “jangan berhutang”. Maksudnya kamu punya kewajiban bagi orang lain, penuhi kewajibanmu itu. Dan Paulus mengatakan “memenuhi kewajiban ini adalah saling mengasihi dan inilah memenuhi Hukum Taurat”, memenuhi kewajiban. Kita biasanya punya konsep kasih yang ngawang-ngawang tapi tidak real, “apa itu kasih?”, “rela mati bagi orang lain”, “rela mati bagi orang lain itu apa?”, “maksudnya kalau ada penginjilan, kita maju. Kalau nanti ada keharusan jadi martir, kita maju”, berani maju untuk mati jadi martir, tapi tidak berani maju untuk tanggung jawab ke orang lain, itu bagaimana? Hal yang sederhana. Jangan berhutang, maksudnya kalau kamu punya kewajiban, penuhi kewajibanmu. Terus mengapa harus penuh kewajiban? Karena dari sini engkau memenuhi Hukum Taurat. Kamu sedang bayar kewajibanmu kepada Tuhan yang memberikan Taurat kepadamu. Ini yang Paulus sedang katakan. Jadi bagaimana mengikuti Kristus? Yaitu dengan memberikan kepada diriku kewajiban untuk dipenuhi ke orang. Kewajibannya apa?

« 3 of 4 »