“Lalu sekarang apa yang harus saya lakukan?”. Kata Paulus, “upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus Tuhan kita”. Upah dosa dalah maut, tapi sekarang kamu hidup di dalam karunia. Tuhan memberkati kamu dengan karuniaNya, Tuhan mencintaimu, Tuhan memberikan diriNya, Tuhan memberikan pengampunanNya, kesucianNya, kebenaranNya. Dan ketika Saudara sudah dilimpahi dengan hal-hal ini, diberkati dengan sedemikian limpah, tugas Saudara cuma satu, menikmati. Karunia diberikan untuk dinikmati. Karunia diberikan bukan untuk memenuhi tangki bensin kita lalu kita punya kekuatan baru. Orang berpikir anugerah itu kekuatan untuk melawan dosa, kalau kamu tidak dapat anugerah Tuhan, kamu tidak akan kuat melawan dosa. Tapi tidak ada orang berikan anugerah lalu ambil anugerahnya dan difokuskan ke yang lain. Anugerah itu diberikan supaya ktia balik fokus ke yang memberi anugerah. “Aku mengasihani kamu supaya kamu berfokus ke Aku. Aku berikan kamu kasih karunia supaya engkau ingat Aku”. Jika seorang suami menyatakan kasihnya kepada istrinya, maksud dia memberikan kasih kepada istri adalah supaya istrinya balik konsentrasi ke dia. Bukan supaya istrinya punya kekuatan baru untuk nanti mencari laki-laki lain. Saudara dapat kasih karunia dari Tuhan supaya Saudara berfokus kepada Tuhan. Kasih karunia adalah hidup kekal di dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Apa unsur yang penting dari hidup kekal? Manusia kembali mempunyai Allah. Roma 1 sudah mengatakan manusia sudah meniadakan Allah maka Allah membiarkan mereka. Sekarang Allah panggil mereka kembali, sekarang mereka punya Allah. Jadi penanganan dosa yang diajarkan oleh Paulus bukan “dapatkan kekuatan untuk melawan dosa, bunuhlah dosa, perangi dosa dengan kekuatan dari Tuhan”. Dosa tidak bisa diperangi, karena dosa awalnya di dalam Roma 1 adalah engkau menolak Tuhan. Engkau harus menerima Tuhan. Dan bukan hanya menerima Tuhan, tapi menikmati Dia. Ini yang Agustinus katakan “jahat atau evil itu bukan dunia, dunia itu tidak evil”, kalimat itu saja sudah membuat banyak orang yang salah mengerti Agustinus, menganggap Agustinus dualisme, “Agustinus menganggap ciptaan ini tidak penting, ciptaan itu evil”, tapi justru ada kalimat yang dia katakan “dunia bukan evil, hatimu bagi dunia itu yang evil. Jika engkau mencintai dunia seperti seharusnya engkau mencintai Tuhan, engkau jahat”. Jadi isunya di sini adalah cinta. Maka Taurat tidak mengatakan “tangani dosa dengan cara ini dan ini”. Mengherankan, Taurat tidak memberikan perintah supaya Saudara tidak berdosa, Taurat memberikan perintah supaya Saudara melakukan apa yang memang seharusnya dilakukan. “Jangan membunuh”, Saudara tahu tidak boleh membunuh. “Jangan membunuh” itu bukan perintah supaya Saudara mampu tidak membunuh, itu adalah perintah untuk sesuatu yang jelas. Orang menerima Taurat, mereka akan membaca kalimat-kalimat yang mereka sudah tahu. Ada satu pernyataan yang lucu dari Craig Bartholomew, dia mengatakan Taurat tidak diberikan ke orang, lalu orang baca, kemudian dia kaget “untung diberi tahu, saya hampir membunuh tetangga saya”, tidak demikian, orang tahu mereka tidak boleh membunuh. Lalu mengapa itu harus didokumenkan? Supaya orang tahu bahwa tidak membunuh orang lain adalah bagian yang Tuhan tuntut dari kehidupan manusia, bukan kunci kuat untuk mengalahkan dosa. Taurat tidak diberikan supaya manusia memunyai kekuatan mengalahkan dosa, kasih karunia pun tidak diberikan untuk manusia memunyai kekuatan mengalahkan dosa. Isu utama adalah apakah engkau mencintai Tuhan, apakah engkau mencintai Dia dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dengan segenap akal budimu? Ulangan 6. Apakah engkau dengan mencintai Tuhan mampu mencintai sesamamu manusia seperti dirimu sendiri? Imamat 19. Setelah Saudara meng-combine mangaitkan ini, baru Saudara sadar selama ini Tuhan memanggil kita menjadi umatNya bukan untuk memberikan kekuatan mengalahkan dosa, selama ini Tuhan panggil kita menjadi umatNya untuk memberikan kita diriNya supaya kita memberi diri kita kepada Dia. Itu sebabnya gambaran perjanjian dan pernikahan adalah yang paling cocok menggambarkan relasi kita dengan Tuhan. Orang yang sudah menikah harus melakukan apa? Cintai pasangan, sebenarnya tidak ada yang lain. Saudara tidak akan membubarkan pernikahan karena lupa cuci piring. Tapi kalau Saudara kehilangan cinta kasih, itu problem. Karena itu cinta kasih dijaga dalam perjanjian dan perjanjian dijadikan bermakna oleh cinta kasih. Perjanjian adalah pernyataan kasih, pernyataan kasih adalah sesuatu yang dilindungi oleh perjanjian. Jadi Tuhan sedang menyatakan kasih atau karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Hidup selamanya menikmati Tuhan, selamanya mengasihi Tuhan, selamanya mempersembahkan diri untuk Tuhan, selamanya menerima diri Allah yang diberikan bagi kita. Jadi bagaimana manusia mengalahkan dosa? Dengan berfokus ke Tuhan, belajar mencintai Tuhan, maka Saudara akan sadar isu tentang dosa pelan-pelan ditinggalkan. Sesuatu yang membuat Saudara gagal menjalankan kehidupan Kristen adalah ketika Saudara tidak lagi memberi hati untuk Tuhan, ini problem besar. Agustinus mengingatkan itu, jika engkau memberikan hatimu bagi dunia, engkau jahat. Jika engkau memberikan hatimu kepada Tuhan, engkau akan bahagia. Inilah karunia Allah, karunia Allah ialah hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Mari kita belajar menikmati hidup Kristen bukan dengan cara mencari strategi mendapatkan kekuatan untuk mengalahkan dosa, tapi menyadari isu awal adalah saya mengabaikan Tuhan. Dan penebusan adalah Tuhan tidak abaikan saya, Tuhan panggil saya menjadi milikNya, Tuhan berkorban bagi saya sehingga saya mau hidup bagi Tuhan. Tidak akan perlu diberi tahu bagaimana caranya berelasi di dalam keadaan hati yang menyala-nyala di dalam cinta. Ini yang problem “mengapa saya tidak bisa menjalankan kehendak Tuhan?”, hatimu tidak menyala-nyala untuk Tuhan. Bagaimana caranya supaya menyala-nyala? Tidak bisa cara, relasi tidak bisa pakai cara, relasi itu dijalani. Maka kita perlu menjalankan relasi dengan Tuhan. Ada yang namanya Taurat, kesetiaan, ibadah, firman, sakramen, persekutuan, mengingat kembali apa yang Tuhan sudah kerjakan, itu semua adalah bagian dari perjanjian. Dan itu semua yang Paulus akan bahas di pasal 7, yang akan kita bahas di pertemuan selanjutnya. Kiranya Tuhan mengarahkan hati kita kepada Dia dan menyadari keindahan untuk menikmati menang atas dosa justru dengan tidak memberi konsentrasi kepada dosa dan cara mengalahkannya, tapi memberikan konsentrasi kepada Allah dan menikmati cinta kasihNya.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)