Saudara bisa melihat ada 2 hal di sini yaitu dosa dan maut, kemudian di sisi lain ada hidup yang kekal di dalam Kristus. Saya ingin simpulkan melalui pembahasan yang panjang di dalam Perjanjian Lama mengenai perjuangan antara kekacauan dengan kestabilan, keindahan dan juga kekudusan. Di dalam dunia kita melihat pertikaian ini, pertikaian dari kuasa kegelapan, dan kuasa yang baik yang menaklukan. Ini pandangan yang akan kita pikirkan, ada kuasa gelap melawan kuasa terang, ada kuasa kacau melawan kuasa yang membawa keteraturan. Tapi Alkitab tidak melihat bahwa dunia ini ada pertarungan antara kuasa jahat dan baik yang sedang berperang. Alkitab melihat bahwa yang terjadi di dunia ini adalah pekerjaan Tuhan yang senantiasa dinyatakan. Tidak pernah ada keadaan di dalam alam ciptaan ini dimana Tuhan lepas kontrol, Tuhan tidak berkuasa dan Tuhan seperti ditaklukan. Ini dikonfirmasi dengan pengertian yang dibagikan misalnya di dalam Kitab Kejadian, atau di dalam Kitab Ayub, atau Mazmur 8, Mazmur 19, yang menekankan Tuhan sebagai Allah yang menopang segala sesuatu. Di dalam pengertian orang Yahudi, Allah tidak pernah berhenti menopang dan memelihara, sehingga mereka tidak bisa jatuh di dalam pengertian agama dari dunia ini yang melihat adanya pertempuran antara gelap dan terang, pertempuran antara kuasa baik dan jahat. Hampir semua agama, memiliki pengertian seperti ini. Dalam pengertian dari agama mana pun ada kesadaran bahwa gelap dan terang itu senantiasa bertarung, termasuk juga ada kuasa jahat dan kuasa baik yang sedang merebutkan hidup kita. Tentu kita percaya pada akhirnya kuasa baik yang akan menang. Kuasa baik akan mengalahkan kekuatan kacau balau dan gelap. Dan agama-agama kuno membuktikan hal ini, ketika kekuatan baik yang menang, maka kita bisa hidup. Salah satu bentuk kekuatan baik adalah disingkirkannya laut oleh dewa langit atau dewa petir, ini menjadi pemikiran umum di dalam dunia kuno zaman Perjanjian Lama. Dan tanpa sadar kita juga berpikir begitu, Saudara akan mengatakan “memang ada kuasa jahat dan kuasa baik yang sedang bertempur”.
Tapi bagian ini sedang tidak membicarakan tentang dua kekuatan yang seimbang saling bertarung. Karena kalau Saudara mengkritik sesuatu tapi tidak menempatkan kisah Saudara di dalam cara yang mirip dengan sesuatu, tentu kritik itu tidak akan masuk. Alkitab memberikan kritik dengan cara membagikan dengan cara berpikir sama namun menyoroti sisi yang beda.
Salah satu yang saya mau angkat dari kritik Alkitab adalah tentang natur dari penciptaan alam semesta. Semua agama kuno punya cerita penciptaan, cerita perang, ada cosmic battle, ada peperangan, ada perjuangan yang akan membuat terjadinya kebaikan, ketenangan dan juga ketentraman dalam waktu tertentu, selama peperangan antara kuasa jahat dan kuasa baik ini dijaga dengan seimbang. Kalau gelap dan terang dijaga dengan seimbang, terjadilah hari demi hari. Dan bahasa ini adalah bahasa yang umum, semua orang tahu inilah cara dari penciptaan semesta dalam agama kuno. Tapi herannya dalam Kitab Suci hanya ada satu tokoh yaitu Allah yang membuat kacau dan baik di tangan Dia. Di tangan Dialah kacau dan kosong menjadi baik. Di tangan Dialah gelap, di tangan Dialah muncul terang. Keunikan dari pesan Alkitab dalam kisah penciptaan adalah satu yang mengatur semua yaitu Allah. Allah adalah yang mengatur baik yang kacau maupun baik untuk tujuan Dia. Sebenarnya ini kritik agama, Alkitab mengkritik agama dengan kritik yang paling keras dari semuanya. Kitab Kejadian adalah kritik terhadap agama Babel, agama Timur Dekat Kuno. Kitab Keluaran adalah kritik terhadap penyembahan orang Mesir, agamanya Mesir. Kitab Taurat adalah kritik terhadap semua agama penyembahan berhala yang mempersembahkan makanan untuk dewa. Dalam perkataan Yesus, kritik terhadap agama begitu besar, tidak ada yang kritik Taurat dan Yahudi lebih keras dari Yesus dan Perjanjian Baru. Nabi-nabi adalah kritikus agama paling keras. Kitab Suci berisi kritik yang sangat keras terhadap agama, tapi orang tidak bisa baca itu. Sehingga ketika orang Kristen mengatakan “bahaya ya, banyak musuh yang menyerah kita”. Orang Kristen yang kerdil selalu berpikir agama dan imannya sedang diserang dari luar, itu apologetik yang buruk. Mari lihat sisi lain, Kekristenan bahaya bagi dunia. Kekristenan bahaya bagi stabilitas politik orang Romawi, itu alasan orang Kristen dianiaya, kekacauan, kekejaman, kemunafikan, akan dibongkar oleh Kekristenan. Mari mulai mengamini bahwa ketika Tuhan menurunkan firmanNya, firmanNya selalu menjadi ancaman bagi kehidupan beragama yang stabil di dalam Timur Dekat Kuno dan juga di dalam dunia Greko Roman di abad 1, ini faktanya. Maka Alkitab mengkritik cara orang beragama, karena kebanyakan agama dimanapun akan memahami agamanya sebagai cara untuk berperang melawan kekuatan yang sedang mengganggu atau sedang menghancurkan. Ini kan wajar terdapat dimana-mana. “Kamu jalankan kehidupan beragama maka keteraturan menjadi milikmu, semua kesucian yang akan membuat kamu mengalahkan kuasa jahat. Kuasa jahat ditaklukan dengan saya menjalankan kehidupan beragama”. Itu semua dikritik oleh Paulus dengan bentuk kritik yang diberikan kepada orang Yahudi yang berpikir “dengan menjalankan kaidah agama, saya bisa berbagian di dalam keadaan yang baik dan menyingkirkan keadaan yang buruk”.