Sehingga Paulus mengatakan “manusia lamamu sudah disalibkan, supaya diri kita yang lama hilang kuasanya, agar kita tidak lagi menghambakan diri kepada dosa, diri kita yang lama. Sebab siapa yang telah mati, dia telah bebas dari dosa”, diri kita yang lama sudah mati di dalam Kristus. Dia mati, diri saya yang lama mati. Dia bangkit, diri saya yang baru bangkit. Ini sesuatu yang Paulus bagikan, dan saya ingin kita mengerti dengan tuntas apa maksudnya diri lama dan diri yang baru. Diri yang lama, berarti Saudara memunyai lingkungan, kepala, Tuhan yang baru. Yang lama sudah mati. Manusia itu harus hidup di dalam konteks dan Tuhan, tidak bisa tidak. Manusia perlu komunitas dan perlu Tuhan. Tanpa komunitas dan tanpa Tuhan, kita tidak hidup, kita mati. Coba lihat ada manusia tanpa manusia lain, dia mati. Tapi sebenarnya tanpa Tuhan pun manusia mati. Diri kita yang lama diperbudak karena kita tidak dikuasai oleh Tuhan yang penuh kasih, kita dikuasai oleh ilah yang kejam, yang tidak berperasaan, yang tidak berpribadi. Kalau Saudara bekerja demi uang, Saudara sedang dibelenggu. Kalau Saudara kerja demi tanggung jawab, demi panggilan, demi keharusan karena cinta kasih, Saudara baik, Saudara berlimpah. Jadi jangan dikuasai oleh uang, nama, hawa nafsu, itu semua dewa yang kejam. Lalu komunitas Saudara komunitas seperti apa itu juga akan menentukan hidup Saudara seperti apa. Sekarang Saudara sudah dipindahkan dari yang lama, dari yang tak ber-Tuhan ke dalam kehidupan yang baru, yang ber-Kristus, ber-Bapa, ber-Roh Kudus dan berkomunitas. Di dalam kehidupan yang baru, Saudara sudah baru. Kalau Saudara sudah baru, yang lama tidak punya tempat lagi, tidak masuk lagi. Saudara tidak bisa lagi hidup serakah, tidak nyambung. Dan kalau Saudara menyadari masih punya sifat yang lama, maka Saudara akan tangani sifat itu dengan cara yang beda sekarang. Banyak orang pakai cara yang lama untuk tidak berdosa, yaitu singkirkan dosa supaya tidak dihukum. Tapi cara yang baru adalah singkirkan dosa supaya hidup lebih sukacita, lebih nikmat, lebih bebas dari belenggu, lebih bebas dari perhambaan. Kira-kira mana lebih baik, hidup di zaman Mesias yang memerintah dengan adil, penuh cinta kasih. Hal-hal yang membuat kita kurang bisa menikmati, kurang bisa punya progres adalah dosa kita yang lama. Maka bagaimana melihat dosa? Saudara akan melihat dosa sebagai penyebab kita tidak bisa senang, kita harus singkirkan. Ini terbalik dengan konsep dunia, dunia mengatakan “agama membuat hidupmu tidak senang”, “Mengapa yang enak-enak itu dilarang, mengapa yang asyik-asyik itu dilarang?”, kata orang. Itu bukan view-nya Paulus. Paulus mengatakan “kamu tinggalkan dosa, di kerajaan baru ini kamu masih mau berdosa? yang benar saja. Kamu masih egois, apakah kamu tahu keindahan mengasihi?”. Kalau Saudara pernah tahu apa itu mengasihi, Saudara tidak akan mau menjadi narsis, tidak ada tempatnya. Kalau engkau mau tahu berapa bahagianya memberi, engkau tidak akan suka mencuri, sayang engkau belum tahu. Ini yang Paulus katakan “aku beri tahu, di dalam kehidupan yang baru, semua kenikmatan itu akan diperoleh”. Jadi kamu harus belajar mengerti apa yang Tuhan Yesus berikan dikehidupan yang baru, yang lama tidak akan menguasai kamu lagi karena sudah mati. Yang baru sudah muncul dan kamu perlu untuk memelihara konsistensi menikmati. Ini namanya progres, ini namanya pertumbuhan rohani. Pertumbuhan rohani adalah ketika Saudara semakin menikmati Tuhan, semakin menikmati cara Tuhan sehingga kehidupan Saudara di sekeliling menjadi kurang relevan. Saya tidak mengatakan menjadi tidak relevan sama sekali, tapi menjadi kurang relevan. Kalau Saudara kena krisis keuangan akan menjadi sedih, tapi itu tidak lagi serelevan sebelum kita mengenal Tuhan. Setelah kita mengenal Tuhan, kurang uang itu bisa menjadi kesedihan tapi tidak terlalu masalah, yang lebih menyukakan saya adalah sekarang saya belajar memberi. Mengapa orang yang kekurangan masih memberi? Karena mereka menikmati enaknya memberi dan mereka tidak akan mengganti itu dengan enaknya mencuri. Orang yang masih belum mengerti akan mengatakan mencuri itu lebih enak, tapi manusia sejati menyadari barang tidak membuat manusia menjadi manusia. Ini yang akan membuat kita sadar bahwa kita memunyai alternatif hidup yang lebih menyenangkan. Kita tidak mau hidup yang lama lagi karena itu mengganggu kita menikmati hidup yang baru. Saudara begitu banyak gambar tempel di jendela Saudara sehingga Saudara pikir “yang penting saya bisa menikmati ini, saya kan masih selamat”. “Saya punya dosa ini, apakah masih bisa selamat?”, isunya bukan lagi selamat. Saudara akan menyadari satu hal, bahwa Saudara dipanggil untuk menjadi manusia, menikmati hidup. Tuhan berikan hidup untuk dinikmati, bukan cuma dibuang. Dan kenikmatan inilah yang ditawarkan, sayangnya kehidupan Saudara yang lama masih muncul-muncul, tidak bisa menang lagi. Tapi Saudara harus mengatakan apa yang Paulus katakan, “tidak bisa, tidak ada tempat lagi. Aku mau menikmati hidup, pergilah kamu dosa.” Ini yang membuat kita bergumul hari demi hari. Apakah semua akan lepas? Pada waktu kita dibangkitkan pasti beres.
Tapi sebelum kita dibangkitkan, Tuhan ingin kita menikmati juga kehidupan yang penuh di dalam keadaan yang baru. Penguasa yang lama dirimu sudah dibunuh lewat kematian Kristus, karena Saudara satu dengan Dia. Dan dirimu yang baru sudah dibangkitkan dalam Kristus. Maka kita menjadi penting karena kita ada di dalam Kristus. Di dalam Kristus berarti Saudara dikasihi oleh Dia, Saudara menjadi milik Dia, apa pun yang Saudara lakukan adalah untuk membawa kerajaanNya ke sini. Dan ketika Saudara memperjuangkan itu, kelimpahan hidup akan terjadi. Banyak orang Kristen rela menjadi martir, menyatakan kemuliaan nama Kristus. Mereka melakukan itu karena mereka tahu, entah mereka diancam oleh kematian atau tidak, inilah kebiasaan mereka setiap hari. Kebiasaan mereka adalah menukar hidup mereka dengan kesaksian. Kita lakukan itu juga, mungkin Saudara sedang tidak diancam digorok orang, tapi Saudara sedang menghabisi satu hari, nyawamu habis hari ini supaya Saudara bisa bersaksi, bisa berbagian dalam kerajaan yang baru, ini yang kita lakukan. Harap kita bisa menangkap bijaksana ini karena hidup Kristen itu limpah. Dirimu yang lama sudah mati, supaya dirimu yang baru bebas dari penguasa yang lain. Hanya Kristus yang berhak atas diri Saudara karena Dia rela mati bagi Saudara. Dirimu pun tidak berhak atas dirimu. Dirimu menguasai dirimu itu dosa, dirimu yang lama. Tapi dirimu yang sekarang tidak dikuasai dirimu, aku hidup bukan lagi aku yang hidup melainkan Kristus. Kristus Penguasaku, karena di dalam kuasaNya, saya mengerti apa itu cinta, diterima, dikasihi dan dijadikan objek yang dikasihi dengan besar sampai Dia rela berkorban demi saya. Dia rela mati bagi saya. Itu alasan paling besar untuk membuat saya sukacita dipimpin oleh Kristus. Kiranya Tuhan memberikan kita hikmat untuk mengerti pesan ini.
Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah