Paulus memberikan pengertian tentang dosa yang beda. Dosa adalah karena di dalam Adam. Lalu dosa diselesaikan dengan kebangkitan Kristus. Kristus yang bangkit adalah cara untuk melihat kesimpulan dari janji Tuhan. Tuhan memberikan janji yang akan sempurna karena kebangkitan Kristus. Tidak tahukah kamu kabar paling bahagia bagi manusia adalah Kristus sudah bangkit? Apakah kita sadar bahwa kebangkitan Kristus memberikan sukacita di dalam keadaan apa pun? Kalau kita belum sadar, berarti kita belum tahu bagaimana cerita besar ini mengarah kepada kebangkitan Kristus, sehingga kita cenderung melihat kehidupan kita dan kisah Alkitab sebagai kisah yang paradoks, nyambung dengan iman tapi tidak pernah nyambung di dalam realita. Di satu sisi ada cerita Alkitab, di sisi lain ada cerita saya. Dan kadang-kadang kita tidak mengerti kaitannya maka kita sulit memberitakan berita Injil. Karena cerita Alkitab penting maka kita dapat mengerti bagaimana memahami pentingnya pergumulan kita. Dan ini yang membuat kita mengerti bahwa yang dibagikan oleh Paulus jauh lebih penting dari ajaran mana pun tentang dosa dan pertobatan. Semua agama punya teori tentang dosa, dan mereka juga punya solusi, “kalau kamu sudah berdosa kamu harus lakukan ini supaya selamat”, ada cara, caranya adalah “kamu berhenti berbuat dosa dan jalankan hal yang baik”, ini yang umum orang akan pahami. Orang-orang atheis biasanya akan mengatakan “semua agama sama, sama-sama mengajarkan kebaikan, pokoknya kamu jangan berbuat jahat lagi, lakukan kebaikan. Kami sudah berbuat itu. Sama, agama memerintahkan supaya berbuat baik, jadi apa bedanya? Akhirnya orang memahami agama sebagai usaha berbuat baik “kamu hidupnya jangan nakal-nakal, bertobatlah”. Ini juga yang disampaikan di gereja “jangan nakal-nakal, harus baik”. Saya akan memberi tahu satu hal, saya lebih suka anak yang bisa membantah orang tua tapi belajar untuk tunduk, dari pada anak yang ditutup mulutnya tidak boleh membantah. Anak yang sifatnya baik bisa meledak suatu saat. Anak yang sifatnya baik belum tentu baik hatinya. Maka jauh lebih baik kalau kita memaparkan kisah Alkitab yang membuka mata, membuka kesadaran dari pada memberi tahu apa yang harus dilakukan. Tuhan memberikan sesuatu yang tidak ada manusia bisa temukan. Dan ini yang Paulus katakan, “kamu mau tahu tentang dosa? Kamu mau tahu cara berubah dari kehidupanmu yang lama? Pikir besar dulu, cari tahu dulu apa yang menjadi masalah”. Itu yang Paulus katakan, masalahnya adalah kamu di dalam Adam bukan di dalam Kristus. Dan saya tidak tahu berapa banyak dari kita yang mendengar khotbah ini dan mengatakan “ini benar, seharusnya saya mengerti ini, ini adalah pengertian penting”. Atau Saudara mengatakan “saya masih tidak mengerti kaitannya dengan hidup saya”. Kalau Saudara masih tidak mengerti, saya akan memberi tahu caranya supaya mengerti. Jawabannya adalah jangan memikirkan pergumulanmu dulu, buang dulu masalahmu, nanti akan menerima lagi. Tapi coba lupakan dulu, jangan memikirkan dirimu dulu, pikir tentang Adam dulu, pikir tentang Paulus dulu. Paulus mengatakan saya berdosa karena di dalam Adam, apa artinya? Setelah Saudara pahami, baru Saudara akan melihat ini ternyata merangkum problem yang dipaparkan di dalam Perjanjian Lama. Paulus adalah seorang teolog yang baik sekali, ini bukan karena dia diinspirasi oleh Roh Kudus, jawaban itu bagi saya terlalu dangkal. Tapi kalau Saudara sudah mengerti dari sudut pandang yang benar, baru Saudara mengerti dia orang yang jenius. Karena dia berusaha merangkum Perjanjian Lama dan dibagikan ke orang kafir, itu bukan hal mudah. Bagaimana caranya membagikan teologi Perjanjian Lama yang memuncak kepada kematian dan kebangkitan Kristus, hanya di dalam 16 pasal surat, dibagikan kepada orang yang separuh komunitasnya itu kafir, yang tidak mengerti tradisi Yahudi. Bagaimana caranya membahasakan? Sulitnya bukan main. Itu sebabnya kalau Saudara membaca surat-surat Paulus, dia tidak menulis sendiri, Roma dia tulis sendiri, tapi ada beberapa dia tulis dengan orang-orang lain supaya surat ini menjadi kesimpulan dari diskusi bersama. Dia menjadi teolog yang sangat penting karena dia merangkum apa yang menjadi isu di Perjanjian Lama. Dan yang dia rangkum adalah “kamu semua mati di dalam Adam” dan cerita Perjanjian Lama membuktikan itu, kamu semua mati di dalam Adam. Kalau begitu kamu mendapatkan pengharapan lewat kebangkitan Kristus. Ini yang dikatakan, kamu mati di dalam Adam, sekarang di dalam Kristus kamu bangkit.
Sekarang kita lihat lebih detail, apanya yang mati di dalam Adam yang akhirnya bangkit di dalam Kristus. Ayat 4 “dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dia dengan baptisan di dalam kematian supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru”. Perhatikan cara Paulus memberikan pengajaran tentang pengharapan hidup yang baru. Tadi saya singgung, problemnya adalah saya punya dosa, saya bertindak jahat, pikiran saya jahat, hati saya jahat. Lalu bagaimana setelah saya percaya Tuhan Yesus, saya bukan lagi di dalam Adam, ternyata kejahatan saya adalah karena saya berbagian di dalam kepala yang lama, di dalam Adam. Sekarang saya berada dalam kepala yang baru, di dalam Kristus, berarti otomatis saya sudah pindah. Jadi saya sudah punya keadaan baru di dalam Kristus? Iya. Kalau begitu bagaimana dengan kehidupan lama saya, otomatis berubah? Saudara mungkin sering mendengar perkataan “serahkan dosamu di bawah kaki salib Kristus”, itu perkataan yang dari dulu tidak pernah saya mengerti. Bagaimana caranya serahkan dosa kepada Kristus? Dosa tidak bisa dilepaskan dan diserahkan ke orang. Tapi herannya Paulus menjabarkan dengan kisah Perjanjian Lama, harap kita menemukan bijaksana Perjanjian Baru yaitu para penulis Perjanjian Baru seringkali memakai pola dan urutan Perjanjian Lama untuk membuat urutan mereka. Paulus memakai bahasa-bahasa yang akan membuat kita memikirkan Perjanjian Lama. Dia mengatakan “kamu sudah dibaptiskan di dalam kematian Kristus, supaya sama seperti Kristus dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru”. Ada kematian lalu ada hidup, ini pola di Perjanjian Lama. Pola mati adalah pola Perjanjian Lama, mati bukan istilah medis yang dipakai oleh penulis Perjanjian Baru. Kalau kamu melanggar firman Tuhan dan memakan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat, kamu akan mati. Lalu Kain membunuh Habel, Habel mati. Setelah itu Roma 5 menunjukan bagaimana jalur dari Set tenyata berujung juga pada kematian. Ini berumur segini, dia memperanakan ini pada umur segini, dia memperanakan anak laki-laki dan perempuan, dan setelah itu umur segini mati, pola itu berlanjut terus. Pola mati adalah pola yang terus-menerus disuarakan di dalam kisah Perjanjian Lama. Kalau Saudara mendengarkan musik, Saudara bisa peka terhadap bunyi yang akan muncul terus, ada pola bunyi yang muncul dan ini yang akan Saudara deteksi. Jadi pola mati ada di Perjanjian Lama dan digambarkan dengan cara yang beragam.
Perjanjian Lama penuh dengan bahasa tentang kematian dan salah satu tema yang Paulus kaitkan di sini adalah kematian dan perhambaan. Dia sudah membahas kematian di ayat 4, di ayat 6 dikatakan kita tahu manusia lama kita telah turut disalibkan supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya agar jangan kita memperhambakan diri lagi kepada dosa. Kematian dan perhambaan, dosa membuat kita mati, dosa membuat kita menjadi hamba, ini gambaran apa? Salah satu gambaran paling jelas adalah pembuangan. Pembuangan membuat Israel mati, pembuangan membuat Israel diperhamba. Di dalam Yesaya 24, mengatakan pembuangan itu membuat mati, bukan hanya sekedar menderita. Luther mengatakan kalau kamu membaca Surat Roma, mengindikasikan bahwa problem manusia adalah manusia mati, bukan cuma sakit, bukan cuma kurang pintar. Kata Martin Luther, “kalau manusia bodoh, beri dia pendidikan. Kalau manusia sakit, beri dia obat. Kalau manusai jahat, beri dia pelajaran etika. Kalau manusia mati, beri dia kebangkitan, tidak ada cara lain.” Bagaimana cara lepas dari perhambaan di Babel, tidak bisa. Babel terlalu kuat dan Tuhan sudah membuang mereka. Paulus mengingatkan kamu berada dalam kematian dan kamu berada dalam perhambaan karena dosa. Di dalam Roma 1 Paulus mengatakan Tuhan menyerahkan orang-orang yang tidak mau menyembah Dia kepada keinginan hati mereka yang jahat. Tuhan menyerahkan kepada hawa nafsu mereka yang cemar. Ini dalam pasal pertama saja sudah diulang 3 kali.