Makanya banyak orang salah mengerti beriman. Beriman itu berarti tidak pernah diganggu dengan kesulitan. Kesenangan Kristen itu bukan karena kita membuat ilusi semuanya baik-baik. Kesenangan Kristen adalah kesenangan karena tahu kata-kata Tuhan itu real. Apa yang Tuhan nyatakan itu real, kehadiranNya itu real, dan ini yang menghibur kita, bukan state of mind. Itu sebabnya saya harap kita boleh menjadi orang yang pikir baik-baik kalimat-kalimat yang ditawarkan dunia ini. Kalimat-kalimat yang katanya bagus, dan bukankah tidak berdosa? Memang tidak berdosa, tapi hal itu tidak penting. Kalimat-kalimat yang dangkal itu sering kita terima tanpa kita pikirkan baik-baik, tanpa menginginkan untuk kehidupan yang melimpah di dalam Tuhan. Kesenangan kita dangkal yang tidak ada arti. Sulit beriman jika kita tidak disentuh oleh higher things, hal hal yang ber-Tuhan, hal-hal yang di dalam Tuhan. Kalau ini kita tidak tersentuh dengan hal-hal tersebut, kalau hidup kita tidak tersentuh dengan hal-hal tersebut, sangat gampang kehilangan iman. Iman bukan sesuatu yang bisa bertahan karena kesenangan kita bukan kesenangan yang utuh di dalam kemanusiaan kita. Paulus sudah mengingatkan dulu Israel di zaman Yosua bagus sekali. Tapi generasi selanjutnya mengapa menyimpang? Karena mereka tidak beriman seperti Yosua, tidak punya delight kepada Tuhan seperti Yosua. Jadi Paulus sedang mengingatkan, kamu orang Kristen generasi pertama di Roma bahagia, sangat senang menjadi Kristen meskipun sulit, menjadi Kristen meskipun harus miskin, menjadi Kristen meskipun dianiaya, tapi kamu senang. Paulus mengingatkan dulu Israel juga senang, tapi setelah itu mereka tidak beriman.

Bagaimana dengan gereja Tuhan? Bagaimana dengan kita dan anak-anak kita? Saya mengkhawatirkan keadaan ini karena kita sangat banyak disenangkan oleh hal-hal yang bukan Tuhan. Bagaimana menikmati Tuhan? Kenali Dia, maka kita akan beriman kepada Dia. Itulah sebabnya mari kita menyadari berpaling dari Kristus berarti berpaling dari sukacita sejati. Orang berpaling dari sukacita sejati karena ditipu dengan sukacita palsu, inilah asal mula dari tidak beriman. Harap peringatan Paulus kepada gereja awal juga menjadi peringatan Tuhan kepada kita sekarang.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 5 of 5