Tapi kepercayaan itu apa? Tentu ada banyak aspek dari kepercayaan yang kita bisa bahas. Tetapi di dalam pembahasan kali ini saya mau mengaitkan kepercayaan itu dengan kenikmatan memiliki Tuhan. Ketika manusia berhenti memiliki kenikmatan mempunyai Tuhan, maka mereka akan kompensasikan itu, mencari kenikmatan dari hal-hal yang bukan Tuhan. Simple, “saya perlu Tuhan, maka saya datang ke Tuhan. Saya tidak mau Tuhan lagi karena sudah peroleh yang lain”. Mengapa Israel mengganti Tuhan dengan berhala? Karena pengaruh bangsa-bangsa lain. Pengaruh ini paling besar adalah ketika Israel menyembah dewa-dewa kesuburan. Saudara mesti lihat ini di dalam pola Perjanjian Lama, cara berpikir Israel menyembah Tuhan satu-satunya Allah itu sulit diubah. Maksudnya sulit dimiliki, mereka sulit memiliki pengertian hanya menyembah Tuhan karena mereka terbiasa dengan cara berpikir Allah itu banyak politeistik religion, agama-agama politeistik. Mereka terbiasa memahami ada banyak allah. Seringkali mereka mengaitkan Tuhan sebagai alat perang. Bayangkan, “ini Allah menghancurkan Mesir. Ini Allah membuat kami mengalahkan Raja Sihon dan Og. Ini Tuhan membuat kami masuk ke Tanah Kanaan, lalu memerangi, menaklukan yeriko mengalahkan bangsa bangsa di kanan Allah. Kami adalah Allah perang. Tapi ketika mereka sudah ada dalam keadaan damai, mereka lupa Allah perang ini juga adalah Allah pemberi berkat. Yang janjikan mereka akan diam di tanah yang berlimpah susu dan madunya adalah Allah ini. Tapi mereka salah mengerti, “oh ini adalah perang”, ketika mereka sampai di Kanaan, yang paling mengganggu mereka adalah Baal, dewa kesuburan. Mereka mengatakan “Kalau kami perlu subur, kami ke Baal”, karena ini sistem berpikirnya Tuhan dan berhala-berhala, Allah di antara ilah lain. Di dalam Alkitab ini tidak diakui. Di dalam Kitab Suci perombakan cara berpikirnya dinyatakan oleh Tuhan, “kamu harus menyembah hanya Tuhan” dan para allah sujud kepada Tuhan. Ini gambaran yang sangat penting untuk merubah konsep politeisme, polyteisthic believe. Bila Tuhan tidak memakai cara langsung cut, tapi Tuhan memakai cara “berhalamu pun menyembah Aku”. Ini bukan berarti Tuhan mengakui ada berhala, tapi Tuhan menyatakan para ilah menyembah Allah. Allah-allah bangsa-bangsa lain ada dimana? Jadi di satu sisi Allah menekankan berhala itu tidak ada. Disisi lain, ada bagian Alkitab yang menyatakan para allah sujud menyembah Tuhan. Ini tentu adalah cara Tuhan untuk switch, merubah cara berpikir dari cara berpikir menyembah banyak berhala menjadi hanya kepada Tuhan. Maka kesenangan yang didapat dari Tuhan, inilah kunci untuk beriman. Mengapa engkau beriman? “Karena aku menemukan kesenanganku itu Tuhan”. Di dalam setiap keadaan Dialah sukacitaku, Dialah kemuliaanku. Seluruh alam meninggikan Dia dan karena itu seluruh alam indah di dalam puji-pujian kepada Tuhan”. Saudara bisa melihat di dalam tradisi manusia, Tuhan mengubah budaya melalui memberikan ibadah. Ini sesuatu yang sangat penting untuk kita renungkan, ketika musik-musik Kristen menjadi dominan di masyarakat, maka musik masyarakat itu dipulihkan. Ada unsur budaya lokal, tetapi entah mengapa budaya lokal yang sudah disentuh budaya Kristen itu memiliki kualitas musik yang sangat indah. Jeremy Begbie mengatakan kualitas musik ini terjadi karena pergumulan Kekristenan dan solusi Tuhan, pergumulan Kekristenan dan kesimpulan dari janji Tuhan itu dirangkum di dalam musik. Musik mempunyai bahasanya sendiri yang menyatakan tema Kristen di dalamnya. Maka ketika orang-orang dipengaruhi oleh ibadah, orang-orang menemukan budaya mereka bertumbuh. Ini yang penting, budaya dipengaruhi oleh ibadah. Tentu ibadah mempunyai unsur budaya, tetapi ibadah mengambil unsur budaya untuk diberikan sebagai bagian penyembahan kepada Tuhan. Sehingga gerakan dari ibadah keluar itu tetap terasa. Budaya lokal dipengaruhi oleh prinsip Kristen. Pada zaman dulu, di zaman ketika orang-orang ada di biara untuk menyembah Tuhan, musik-musik terindah itu dari biara. Itu sebabnya di abad pertengahan digali kembali gaya bermusik, mereka menemukan tulisan dan juga rangkuman musik-musik dari Gregory the Great itu sebagai harta paling baik untuk mengembalikan musik gereja. Sehingga di abad pertengahan ada satu tradisi namanya gregorian chant, dimana musik-musik dari biara dihidupkan sebagai musik yang mempengaruhi keluar, dari dalam ke luar. Sekarang terbalik, dari luar ke dalam karena gereja sudah tidak punya kepercayaan diri lagi terhadap keindahan dari ibadah. Saya duga salah satu penyebab tidak adanya lagi kekaguman terhadap budaya gereja dan budaya penyembahan karena sejarah gereja dilupakan. Orang terus remehkan belajar sejarah. Kalau gereja mau belajar keindahan bermusik, mereka akan lihat tradisi bermusik paling kaya itu dalam tradisi gereja. Sehingga kita bisa gali dari situ segala keindahan dimulai dari apa yang diberikan kepada Tuhan, keindahan ini menular. Saudara apa yang paling memikat orang? Keindahan yang baik, bagus, beautiful, secara estetik itu baik selalu akan menarik hati orang. Dan Tuhan adalah sumber estetika yang sejati. Ini yang ditekankan di Kitab Suci sebenarnya, Allah menarik umatNya untuk beriman kepada Dia. Dan di dalam iman kita melihat kaitan antara Allah dan ciptaan ada di dalam delight dan desire, kesenangan dan juga keindahan. Maka kita bisa mengerti kesalahan menyembah itu terjadi karena kegairahan dan kesenangan ini mulai diselewengkan. Kita sering salah di sini, kita seringkali berpikir yang membuat kita tidak lagi beribadah kepada Tuhan adalah karena tidak ada paksaan lagi. Harus dipaksa menyembah Tuhan, begitu paksaan hilang, akhirnya kita loss. Seringkali orang tua memaksa anak untuk menyembah Tuhan tanpa sadar hati mereka sudah dipikat oleh yang lain yang bukan Tuhan. Hati tidak bisa dipaksakan. Maka di dalam perintah Tuhan antara memberikan keharusan melakukan sesuatu dengan menyatakan kasih, itu sesuatu yang urutannya harus jelas. Tuhan lebih suka menyatakan diri sebagai Allah yang penuh kesenangan, yang jadi sumber cinta kasih Israel, baru setelah itu Dia memberikan hukumNya. Hukum atau pengajaran-pengajarannya, Taurat itu sebenarnya artinya pengajaran, Tuhan berikan karena Tuhan adalah Allah yang mencintai Israel. Maka ketika Tuhan memperkenalkan diri, Tuhan mengatakan “Aku akan membebaskan engkau dari Mesir”, ini tentu akan membuat Israel bersukacita. Lalu Tuhan menjanjikan tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya, menjanjikan kesenangan. Maka apakah kesenanganmu adalah Tuhan? Kalau bukan Tuhan, lalu apa? Sebab jika bukan Tuhan, maka ada berhala yang membuat kita berhenti beriman kepada Tuhan. Ini peringatan bagi Israel dan Paulus mengatakan kepada orang-orang Kristen yang bukan Israel, “kamu sekarang berbagian di dalam janji Tuhan kepada Israel. Kalau kamu sudah berbagian di dalam janji Tuhan kepada Israel, sekarang saya bagikan kepada kamu peringatan Tuhan bagi Israel”. Sama, “kamu sudah berbagian di dalam janji Israel, sekarang saya berkotbah kepadamu tentang peringatan Tuhan bagi Israel”.