Kita sampai pada bagian terakhir. Mari kita membaca Roma pasal 16 kita melihat membaca dan mempelajari ayat yang ke 25-27. Saya bacakan dari 24 bagian penutup dari pasal 16 ini. Mari kita membacanya Roma 16: 24-27 “[Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian! Amin.] Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin”.
Saudara di dalam bagian ini ada dua penutup seperti kita sudah lihat ada ayat 24 yang menutup surat ini, lalu ada ayat 25-27. Ada beberapa variasi dari teks salinan yang kita dapat dan kita tahu bahwa segala variasi yang muncul membuat kita mempunyai kelimpahan. Ini satu cara untuk melihat, banyak orang yang menjadi ragu mengatakan “mengapa Surat Roma di dalam naskah asli ada beberapa versi, versi mana yang benar? Saya mau tahu versi yang paling benar yang mana”, tidak ada versi yang benar, semua versi itu benar. Karena ketika surat ini disebar kadang-kadang ada variasi, kadang-kadang ada bagian ditambahkan, kadang-kadang ada bagian dikurangi, supaya surat ini sesuai dengan kebutuhan lokal. Sebab setiap surat yang ditulis oleh para rasul lalu disebarkan ke tempat-tempat di mana jemaat ada, semua adalah surat yang perlu address, perlu membahas kebutuhan lokal. Itu sebabnya, misalnya waktu Paulus tulis surat kepada Korintus, atau kepada Kolose, atau kepada Roma, surat ini akan menjadi khotbah yang dibaca di mana-mana, termasuk di kota-kota lain. Itu sebabnya ketika dibacakan di kota lain ada perbedaan variasi, ada yang ditambahkan, ada yang dikurangi. Kalau Saudara mengatakan “kalau begitu yang Alkitab mana? Yang ditambah itu masuk Alkitab atau bukan?”, iya, karena kita percaya kanon itulah yang memutuskan bahwa kita sekarang menerima seluruh kebenaran firman yang diinspirasikan. Kita tidak harus mencari lagi di sejarah, lalu cari versi yang paling asli mana, karena semua surat yang beredar pada zaman rasul-rasul masih ada, semua surat yang dianggap diinspirasi itu adalah Kitab Suci. Itu sebabnya kalau Saudara mendalami studi teks baik itu Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Saudara akan menemukan di dalam naskah bahasa asli ternyata ada beberapa varian, ada beberapa perbedaan. Orang-orang seperti Bart Ehrman menganggap ini adalah kesalahan dari gereja. Gereja mempercayai Alkitab sebagai firman Tuhan padahal ada banyak versi, “ini versi editan, ini versi yang sudah ditambah, apakah benar ini firman Tuhan?”. Tapi itu cara berpikir yang salah. Satu orang yang berdebat dengan Bart Ehrman, yaitu seorang ahli Perjanjian Baru bernama N.T. Wright mengatakan “problem dari Ehrman adalah dia dibesarkan di dalam keluarga Injil yang sangat saleh, keluarga Injil yang takut Tuhan”, kita juga orang Injili, kita Gereja Reformed Injili”. Kadang-kadang orang-orang Injili sangat ketat dengan mengatakan “Alkitab itu suci dari Tuhan”, dan itu benar, “dan karena itu benar adanya, ini adalah Kitab Suci yang seolah-olah turun dari surga langsung sehingga ketika orang mempelajari ternyata tidak turun dari surga. Ternyata ada yang ditambahkan dan dikurangi di dalam zaman para rasul. “Kalau begitu ini bukan Kitab Suci, iman saya jadi ragu”, ini cara berpikir salah. Sebab waktu Tuhan memberikan Firman, Dia menggunakan proses normal untuk manusia membuat tulisan dan proses normal untuk menyebarkannya. Jadi waktu Tuhan pakai Paulus, Tuhan bukan cuma pakai Paulus, seperti kita sudah bahas di pertemuan yang lalu. Paulus dan rekan-rekannya sama-sama berpikir, sama-sama berdiskusi untuk cari tahu apa yang mesti ditulis. Maka di dalam tradisi Reformed, kita diingatkan bahwa inspirasi dari Tuhan kepada penulis Alkitab bukan bersifat mendikte. Tuhan tidak mengatakan kepada Paulus dalam mimpi “tulis ini”, lalu dia tulis per kata. Tapi Paulus tulis di dalam kesadaran. di dalam pikirannya dan di dalam diskusi dengan sesama orang-orang Kristen yang menjadi pemimpin dan menjadi teolog pada waktu itu. Lalu setelah tulis apakah ada koreksi? Bisa ada tapi bukan koreksi karena ada yang salah, melainkan koreksi karena ada kebutuhan lokal yang harus dibahas melalui surat itu. Itu sebabnya bagian-bagian dari naskah asli Alkitab kita kadang ada variasi dan ini bukan variasi harus membuat kita takut. karena setiap varian yang ada, kita percaya sebagai firman Tuhan. Maka kalau Saudara membaca LAI mengambil dari versi tertentu, waktu Saudara membaca Bahasa Inggris (Bahasa Inggris ada banyak versi, kalau Indonesia hanya dua, versi lama dan versi terjemahan baru. Yang berikut akan keluar, yang memperbaiki beberapa kesalahan penerjemahan. Kita nantikan LAI mengeluarkan versi yang terbaru itu) bisa ada perbedaan. “Mengapa versi ini mengatakan ini, versi ini begini? Alkitab mana yang benar?”, kalau Saudara ditanya itu, Saudara jawab “semua benar”. “Tidak bisa semua benar, pilih salah satu”, tidak bisa pilih karena Tuhan mengizinkan kita menikmati Firman dengan proses yang namanya kanon. Di dalam kanon Alkitab seluruhnya adalah Firman Tuhan. Jadi kita tidak menggali masuk lagi ke abad pertama lalu cari tahu mana yang Kitab Suci, tapi kita mengandalkan waktu gereja mengkanonkan Alkitab karena versi-versi yang ada di selidiki dan kemudian dilihat yang menjadi sangat baik di dalam alur dan juga yang menjadi tradisi yang diterima dari awal, itulah yang dimasukkan ke dalam kanon. Maka kanon itulah yang kita percaya sebagai pemberian Tuhan bagi kita. Tuhan berfirman di dalam versi yang genap lewat kanon Alkitab. Ini namanya tradisi kanonik. Saudara ini satu kata yaitu kanon yang sudah sangat umum, orang bisa mengatakan “mana karya yang asli dari Mozart”, ini namanya kanonnya Mozart. Jadi Kekristenan sudah memberikan sumbangsih istilah yaitu istilah kanon.