Dahulu kita adalah hamba dosa, tapi syukur kepada Allah, tadinya adalah orang-orang yang dibelenggu dan mengerjakan apa yang diinginkan oleh tuan kita yaitu dosa. Sekarang kita memerlukan hamba tuan yang baru, demikian kata Paulus. Kita perlu tuan yang baru, dan kita pindah dari memperhamba diri kepada tuan yang lama menjadi seseorang yang memperhamba diri kepada tuan yang baru. Tapi dalam pengertian ayat 18 dikatakan kamu telah dimerdekakan, kemudian menjadi hamba. Ini pola dari dimerdekakan kemudian menjadi hamba adalah pola Taurat, pola di dalam Kitab Keluaran. Ini pola yang perlu kita pahami dari keadaan Israel, Israel setelah dibebaskan dari Mesir, lalu mereka menjadi milik Tuhan. Saya menyenangi kalimat dari Walter Wink, “kita memunyai pengertian yang kita sudah dapatkan dari kebudayaan kita. Lalu waktu kita membaca Kitab Suci, kita akan menemukan banyak kemiripan tema, cara berbahasa. Sayangnya kita memberikan konten, isi yang berbeda.” Jadi apa yang dikatakan oleh Kitab Suci, kita berikan makna yang beda dengan apa yang dimaksudkan oleh penulis Kitab Suci. Jadi sebenarnya kita berada dalam keadaan yang sulit, memahami apa yang dimaksudkan dalam Kitab Suci yang ditulis dalam cara pandang yang beda dengan budaya yang biasa kita alami sekarang ini. Namun Walten mengatakan Saudara dan saya memang menemukan kalimat yang mirip lalu kita tafsirkan secara beda. Pengertian kita beda dengan apa yang dimaksud oleh penulis Alkitab waktu mereka menuliskan kata-kata ini. Tapi kita akan sangat terbantu karena Alkitab itu dirangkum atau dikanonkan dalam bentuk kisah. Dari sini Saudara dan saya bisa menafsirkan berdasarkan kisah yang kita sudah ketahui di bagian sebelumnya. Ini cara yang sangat bagus untuk kita tertolong menafsirkan Kitab Suci. Karena kalau Kitab Suci bukan satu kesatuan, kita akan sulit memahami apa yang dimaksudkan oleh Roma, karena Roma akan berbicara berdasarkan budaya Roma dan kita tidak menemukan cara untuk memahami apa yang dimaksudkan kecuali kita menyelami sejarah. Tapi sekarang kita mendapatkan bantuan karena meskipun menyelami sejarah adalah cara yang baik untuk memahami arti Alkitab. Tapi cara yang lain adalah memparalelkan, mengaitkan satu berita dari salah satu bagian Kitab Suci dengan berita dari bagian yang lain. Dari situ kita akan sangat mendapatkan pertolongan sehingga kita dapat mengerti apa yang sedang terjadi atau dibahas. Ini sesuatu yang terjadi di dalam literatur mana pun, seringkali ada referensi, ada keterkaitan dengan yang lain. Kalau Saudara suka menonton film, kadang-kadang ada adegan yang sengaja mengingatkan kita kepada adegan terkenal dari film yang lain. Kitab Suci melakukan hal yang sama, tentu saja bukan Kitab Suci yang meniru Hollywood, mungkin saja kebalikannya, mereka yang meniru. Kitab Suci berusaha untuk mengarahkan kita untuk mengenal kisah yang Tuhan sudah berikan. Itu sebabnya kalau Saudara membaca Alkitab sebenarnya Saudara sedang berusaha mengenal kisah yang Tuhan sedang bagikan. Tuhan sedang bercerita kepada kita dengan memakai kisah-kisah yang ditulis oleh para penulis Alkitab, dan Saudara akan sangat terbantu kalau Saudara akrab dengan kisah-kisah yang ada. Sehingga ketika pemahaman teologis dibagikan berdasarkan pengertian di dalam sebuah kisah, Saudara akan langsung bisa kaitkan pemahaman itu dengan kisah yang dimaksud. Ini yang sebenarnya Paulus coba lakukan, dia memberikan konsep-konsep teologi terutama tentang siapa Kristus, konsep-konsep Kristologis kalau mau dibilang demikian, yang sangat dalam tapi yang terbantu dengan pemahaman kita akan kisah yang terjadi sebelumnya. Maka Paulus sudah mengatakan di sini, “kamu adalah orang yang lemah dan karena itu saya minta kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada kebenaran. Serahkan dirimu menjadi hamba lagi. Kalau engkau tidak menjadi hamba lagi, kamu tidak akan dimerdekakan”. Orang merdeka yang kemudian rela menjadi hamba, itu adalah orang-orang yang mengenal siapa Tuhan, contohnya adalah Israel. Israel dibebaskan dari Mesir, mereka menjadi orang bebas, kemudian mereka mendapatkan Taurat. Taurat diberikan untuk orang yang bebas, bukan untuk orang yang dibelenggu. Israel dibebaskan dulu dari keadaan menjadi budak, supaya mereka mendapatkan Taurat. Taurat adalah bukunya orang bebas, bukan bukunya budak. Ini adalah buku pengajaran dari Tuhan untuk orang-orang bebas menikmati kebebasan mereka. Tuhan memberikan Taurat sehingga Israel menghidupi kebebasan mereka dengan limpah. Pdt. Jadi mengatakan bahwa kita terus berbicara tentang kebebasan dari sesuatu tapi kita juga harus tahu bahwa kebebasan bukan dari sesuatu. Kita juga mempunyai kebebasan jika kita menuju kepada sesuatu yang jelas. Kebebasan yang ada arahnya, kebebasan untuk mencapi tujuan kita, bebas untuk menjadi sesuatu. Bukan hanya bebas dari sesuatu, tapi juga bebas menjadi sesuatu, dalam hal ini menjadi manusia, menjadi umat. Penafsir Imamat bernama Kyuchi mengatakan tujuan Taurat diberikan adalah supaya manusia belajar menjadi manusia. Dengan pengerian seperti itu, berarti tanpa Taurat, kita sedang dikacaukan kemanusiaannya, kita sedang menjadi budak, bukan orang bebas. Jadi Tuhan bebaskan Israel dari Mesir, setelah itu memberikan Taurat kepada mereka, supaya mereka mengerti apa itu arti bebas. Bebas itu apa? Bebas itu berarti saya bisa menjalani hidup yang mengenal Tuhan dan saya dapat mempunyai hidup di dalam komunitas yang memunculkan kemanusiaan saya. Saya ada di dalam kelompok di mana di dalamnya saya bisa menjadi manusia. Saya bisa berbagian di dalam sebuah kelompok yang di dalamnya Tuhan rela hadir. Ini 2 hal yang Tuhan tekankan mengenai bebas. Di Mesir mereka tidak mendapatkan ini, mereka tidak mendapat Tuhan yang hadir, Tuhan tidak hadir di tengah-tengah Mesir. Lalu yang kedua, mereka tidak bisa menjadi manusia, mereka menjadi budak. Jadi mereka berada dalam keadaan yang tidak manusiawi, tanpa Tuhan dan menjadi budak. Ini yang sebenarnya Paulus katakan di surat-suratnya, misalnya di Efesus. Di dalam Efesus 2, Paulus mengatakan kamu dulu tanpa Tuhan dan kamu dulu saling memusuhi satu dengan yang lain, hidup dalam kebencian, hidup dalam kedurhakaan, kamu tidak hidup.
1 of 5 »