Di ayat yang ke-19 pasal 10, Paulus mengutip dari Kitab Ulangan yaitu “aku menjadikan kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal”. Ini perkataan dari dari Musa dan yang dimaksudkan adalah ketika Israel membangkitkan cemburu Tuhan, Tuhan akan melakukan hal yang sama kepada mereka. Apa yang membangkitkan cemburu Tuhan? Tentu ketika Israel punya allah lain ya itu para berhala. Apa yang Tuhan akan lakukan? Di dalam Kitab Ulangan ada hint bahwa Tuhan akan mencintai bangsa-bangsa lain. Jadi ada sesuatu yang terjadi, Israel meninggalkan Tuhan demi berhala dan Tuhan meninggalkan Israel demi bangsa-bangsa lain. Ini ancaman, ini satu pernyataan yang adil di dalam sebuah perjanjian. Kalau kita ikat perjanjian pasti ada hal yang menjadi ikatan untuk kita lakukan dan itu juga yang Tuhan lakukan terhadap diriNya, Tuhan memberikan kewajiban kepada diriNya untuk bertindak dan Tuhan meletakkan kewajiban kepada Israel juga untuk bertindak. Dan kalau kita melihat perjanjian atau covenant itu sebagai sesuatu yang bersifat hukum, bersifat kewajiban, bersifat aturan, itu kurang akurat atau tidak sepenuhnya menjelaskan tentang perjanjian. Karena perjanjian juga sebenarnya melibatkan cinta kasih dan tindakan-tindakan yang menunjukkan cinta kasih. Maka relasi yang paling tepat untuk menggambarkan perjanjian sebenarnya adalah pernikahan. Di dalam sebuah pernikahan ada kewajiban untuk melakukan, tetapi kewajiban ini tidak dilakukan diluar kasih. Sehingga covenant dari Tuhan menunjukkan keindahan dari kesatuan cinta dan juga kewajiban, ada kewajiban tapi ada cinta kasih. Itu sebabnya Tuhan menyatakan pelanggaran Israel membangkitkan cemburu Tuhan. Demikian juga pelanggaran Israel itu akan membuat Tuhan membangkitkan cemburu di dalam Israel. Tentu cemburu ini bukan sesuatu yang kita bisa lihat terjadi waktu Israel dibuang oleh Tuhan, tetapi cemburu yang dimaksud itu yang justru Paulus rasakan ketika dia melayani, karena orang-orang Yahudi sangat anti waktu Injil diberikan kepada bangsa-bangsa lain. Tapi Paulus mengingatkan “kika kamu marah karena saya beritakan Injil ke bangsa lain, jangan-jangan kamu sedang dibangkitkan cemburunya sama Tuhan, jangan-jangan kamu orang buangan”, jadi ada gambaran yang kita mengerti untuk menunjukkan hukuman Tuhan, apakah Israel benar-benar cemburu Tuhan mencintai bangsa lain? Mereka tidak terlalu peduli karena ternyata Injil ditolak oleh mereka. Tapi orang-orang yang percaya Kristus mereka justru menjadi cemburu ketika Paulus memberitakan Injil ke bangsa lain. Mengapa bangsa lain tidak dibiarkan menjadi Israel, mereka tidak disunat, mereka tidak mempertahankan aturan makan kita, mereka tidak mempertahankan tradisi kita? Waktu Paulus memberitakan Injil ke tempat lain, ke Asia Minor, kemudian ke Korintus, “mengapa kamu tidak mengajarkan kepada mereka tradisi kita?”, Paulus mengatakan “karena mereka punya tradisi bangsa sendiri”, “tidak bisa, bangsa lain bangsa kafir, mereka tidak seharusnya dibiarkan menjalankan praktek bangsa mereka”. Tetapi Paulus mengatakan “mereka tidak melakukan praktek cemar secara seksual, mereka tidak melakukan penyembahan berhala, mereka tidak ikut makan makanan persembahan berhala di dalam kuil, mereka tidak pergi ke kuil, lalu salah mereka apa?”, “mereka masih kurang meskipun mereka tidak melakukan hal-hal itu, mereka mesti disunat, mereka mesti kerjakan apa yang menjadi tradisi kita”. Tetapi Tuhan menyatakan bahwa yang mereka kerjakan adalah baik, Tuhan tidak menginginkan mereka untuk merubah segala sesuatu. Dan karena itu segala sesuatu yang mereka jalankan sebenarnya adalah baik. Ini menjadi pengertian yang kita bisa pahami dari dari apa yang Kitab Suci sampaikan. Jadi waktu Israel menjalankan praktek bangsa mereka, mereka menjalankannya sebagai umat Tuhan. Waktu bangsa lain menjalankan praktek bangsa mereka, minus penyimpangan seksual, penyembahan berhala, mereka sedang menjalankan praktek dari Tuhan. Dan ini membuat orang Israel heran “kok praktek bangsa lain Tuhan terima?”. Dan Paulus mengatakan “selama itu bukan dosa, mengapa tidak?”, “bagaimana kamu dapat tahu itu dosa atau tidak kalau bukan sesuai Taurat?”. Tapi Paulus justru menjelaskan bangsa-bangsa lain yang tidak punya Taurat menjalankan Taurat juga, jika mereka menjalankannya di dalam Tuhan, ini dari Roma 2, Paulus menyatakan. Jadi ada gambaran yang utuh dari kerangka berpikir Paulus disampaikan di dalam Surat Roma mengenai bangsa-bangsa lain. Mereka juga menjalankan hidupnya untuk Tuhan. Kamu tidak makan untuk Tuhan, mereka makan untuk Tuhan. Kamu disunat mereka, kamu tidak bersunat juga untuk Tuhan, kamu menjalankan praktek bangsamu untuk Tuhan, mereka menjalankan praktek bangsa mereka dengan bertobat dari penyimpangan seksual dan penyembahan berhala, itu pun untuk Tuhan. Jadi mengapa kamu menghakimi orang lain? Mengapa kamu tidak mengizinkan mereka yang sudah diterima oleh Tuhan, menjadi milik Tuhan di dalam segala kelimpahannya? Dan inilah yang sebenarnya menjadi perbandingan antara Ulangan, Ulangan menyatakan apa dan yang Paulus nyatakan. Di dalam Kitab Ulangan dikatakan Tuhan akan bangkitkan cemburu kamu terhadap bangsa lain, ini tentu kiasan, tidak benar-benar terjadi Israel dibuang dan banyak dari mereka yang menyembah berhala, tidak sadar kalau mereka perlu setia kepada Tuhan. Jadi apa yang dinyatakan di dalam Kitab Ulangan adalah suatu bahasa kiasan, Tuhan ingin pembaca dari Kitab Ulangan sadar sakit hati Tuhan. Kalau kamu tidak tahu Tuhan sakit hati karena kamu khianati dengan menyembah berhala, maka coba pikirkan kalau kamu yang dikhianati, perasaan cemburu yang muncul itu perasaan seperti apa. Ini gambaran untuk memahami mengapa Tuhan murka. Jadi Israel tidak benar-benar merasa cemburu ketika mereka dibuang dan Tuhan panggil bangsa-bangsa lain, Yang marah justru adalah orang-orang Kristen Yahudi. Maka Paulus pakai ayat ini untuk menyindir mereka, “bukankah Tuhan sendiri menyatakan Aku akan bangkitkan cemburu dalam dirimu, waktu Aku panggil bangsa-bangsa lain”. Jangan sampai kamu yang menggenapi ayat ini, jangan sampai kamu orang Kristen Yahudi yang marah ketika Tuhan memanggil bangsa lain. Jadi ada gambaran yang sangat indahm sangat indah dalam pengertian perjanjian, bahwa Tuhan serius mengikat perjanjian dengan manusia dan Tuhan mengikat hatinya juga kepada manusia, kepada Israel. Hati yang sudah diikat akan mungkin terluka dan dialami oleh Tuhan. Tuhan mengikat hatinya kepada umatNya dan ketika umat yang meninggalkan Dia, Dia hancur hatinya dan murka. Ini kutipan pertama
Kutipan kedua dilanjurkan di dalam ayat 20. Ini dari Yesaya 20-21 dan di dalam Yesaya dikatakan “Tuhan berkenan ditemukan oleh mereka yang tidak cari dan Tuhan sudah lelah mengulurkan tangan kepada bangsa yang tidak taat”. Intinya Paulus mau mengatakan Tuhan berpaling ke bangsa-bangsa lain. Dan bangsa-bangsa lain di dalam pasal yang ke-10 akan mendengar. Tapi apakah Tuan membuang Israel? Tidak, Tuhan tidak membuang Israel. Berarti Israel masih umat Tuhan? Tidak semua, hanya kaum remnant atau hanya kaum sisa. Ini yang kita lihat di dalam ayat yang ke 1-5 dari pasal yang ke-11. Di dalam pasal 11: 1-5 dikatakan bahwa Tuhan akan memanggil umatNya tetapi yang dipanggil adalah kaum sisa. Ini dibagikan oleh Paulus dan dia mengutip peristiwa Elia ketika Elia pergi ke gunung Horeb, ini juga unik karena di dalam Kitab Keluaran dikatakan bahwa gunung Horeb tidak berarti lagi. Sebab Tuhan sudah pindahkan kehadiranNya ke Bait Suci, dai Kemah Suci. Dari Gunung Horeb ke Tabernakel, ke Kemah Suci. Dari Tabernakel ke Bait Suci di Yerusalem tapi Elia adalah nabi dari Israel Utara dan Tuhan murka kepada Israel Utara sama seperti Tuhan marah kepada Israel Selatan, Yedua. Maka Yerusalem, Yerusalem tidak terlalu signifikan di dalam kehidupan Elia. Ketika Elia mau mengadukan umat, dia tidak pergi ke Yerusalem, tapi dia pergi ke Horeb. Ini tentu sindiran besar ternyata Elia pun tidak pergi ke Bait Suci. Elia mempersembahkan korban di Gunung Karmel. Kemudian Elia memberikan pengaduan kepada Tuhan terhadap umatnya, bukan di Yerusalem, tapi di Gunung Sinai atau Gunung Horeb. Berarti apa yang dibanggakan oleh orang Israel sekarang jadi tidak penting, di dalam pengertian dari kisah Elia. Jadi Elia adalah nabi Tuhan, melayani umat Tuhan yang ada di utara dan Tuhan menunjukkan panggilan Tuhan “kembalilah kepada Tuhan kepada Israel Utara”, Tuhan mengasihi mereka sama seperti Tuhan mengasihi Israel Selatan atau Yehuda. Tetapi Tuhan juga murka kepada Israel Selatan sama seperti Tuhan murka kepada Israel Utara. Saudara baca Kitab Raja-raja, Saudara akan tahu ini kitab yang ujungnya sangat pesimis, dimulai dengan megah, dimulai dengan pengangkatan anak Daud. Dan Kalau Saudara baca Samuel maka Saudara akan lihat kitab raja-raja diharapkan sebagai kitab yang Puncak. Inilah kitab yang menunjukkan kesempurnaan dari rencana Tuhan, tetapi ketika Saudara baca ternyata puncaknya hanya di awal karena setelah itu Tuhan menyatakan ada penurunan, Israel memberontak, anak Daud yaitu Salomo di akhir hidup menyembah berhala. Lalu anak Salomo yaitu Rehabeam membuat kerajaan terpecah, karena mereka tidak setia maka Tuhan pecah. Sebagian diberikan kepada 11 suku, sebagian diberikan kepada 1 suku yaitu yang Yehuda. Maka yang Selatan cuma Yehuda, yang utara adalah bangsa-bangsa atau suku-suku bangsa Israel yang lain. Utara sudah menolak Tuhan dari awal karena Yerobeam langsung mendirikan lembu emas untuk disembah. Sedangkan di selatan meskipun masih lebih baik, tapi lama-lama keadaannya juga makin parah. Mereka menyembah berhala, mereka menolak Tuhan dan Tuhan murka kepada mereka. Jadi sama seperti Tuhan marah kepada Selatan demikian Tuhan marah kepada Utara. Sama seperti Tuhan masih mau panggil Israel Utara, demikian Tuhan masih mau panggil Israel Selatan. Jadi baik Utara maupun Selatan akan Tuhan satukan melalui sang Mesias. Dan ini janji yang Tuhan berikan untuk mereka harapkan. Di dalam kekacauan orang yang beriman tetap berharap. Dan Tuhan menyatakan lewat Kitab Raja-raja yaitu Elia dan lewat Kitab Yesaya. Melalui kisah Elia di dalam Kitab Raja-raja, Tuhan mengatakan “Aku tidak akan buang Israel”. Waktu Elia mengadukan “Israel sudah jahat, mereka membunuh nabi-nabiMu, mereka sudah mengkhianati Engkau”. Tuhan mengatakan “kamu kembalilah. Kamu lantik nabi meneruskan engkau, lantik Raja Israel untuk membersihkan orang Israel. Berarti Tuhan masih memberikan pengampunan. Elia mungkin bingung mengapa masih ada harapan bagi Israel? Dan Tuhan mengatakan “karena masih ada 7.000 orang yang tidak menyembah Baal”, ada kaum sisa yang tetap setia kepada Tuhan. Lalu dari Kitab Yesaya dikatakan apa? Di dalam Kitab Yesaya pasal 6, ketika Yesaya bertanya “Tuhan, saya dipanggil menjadi hambaMu, apa yang harus saya lakukan?”, dan Tuhan mengatakan “beritakanlah”, tugas Yesaya berkhotbah. Tapi kotbahnya buruk, “beritakanlah sampai Aku hancurkan mereka sama sekali, Aku tidak akan berhenti menghancurkan Israel”. Jadi ada kabar buruk dari Yesaya. Tetapi kabar buruk ini dilanjutkan dengan kabar baik. Tuhan masih menyisakan di Israel ada kaum sisa. Dikatakan di bagian awal dari Kitab Yesaya bahwa Tuhan membuat Israel banyak seperti debu, seperti pasir di pinggir laut, seperti bintang-bintang di langit, tetapi hanya remnant, hanya kaum sisa yang diselamatkan. Di dalam Kitab Yesaya tema remnant atau kaum sisa ini penting sekali, berulang berkali-kali dari awal sampai akhir, kaum sisa.