Lalu ayat yang ke-18, berusaha damai kalau itu tergantung kamu. Maksudnya kalau orang memusuhi kamu, apa boleh buat. Saudara tidak bisa tidak punya musuh, tapi jangan itu karena kamu. Saudara hidupnya kasar, akhirnya orang memusuhi Saudara, itu salah kamu. Jangan lakukan itu, jadi Paulus mengatakan selama itu adalah dalam ketentuanmu hidup damai dengan setiap orang, jangan membuat masalah yang membuat ribut dengan orang. Jangan membuat masalah yang membuat kamu ribut dengan istri, dengan suami, dengan tetangga dengan bos, dengan pegawai, jangan. Jadi jangan membuat konflik, jangan membuat masalah dengan orang. Tapi kalau orang cari masalah dengan kamu, itu bukan di dalam kekuatanmu, apa boleh buat. Ini maksudnya Paulus, jangan gara-gara kamu terjadi keributan. Kalau kamu bisa tahan keributan, tahan. Kalau kamu bisa membuat damai, mengalah saja. Mengapa harus takut kalau mengalah? “Mengalah itu tandanya kita tidak jantan”, mana ada di Alkitab mengatakan yang jantan akan mewarisi bumi, berbahagialah kamu jantan-jantan, kamu akan mewarisi bumi bersama dengan ayam jantan, dengan anjing jantan, dan semua binatang jantan lainnya, kan tidak ada. Yang dikatakan justru berbahagialah yang lemah lembut, yang suka memaafkan, yang tidak hobi konflik, mereka yang akan mewarisi bumi. Jadi Paulus mengatakan selama bisa hidup dalam damai.
Kemudian ayat 19 balik lagi kepada bersikap kepada seteru. Bagaimana bersikap kepada seteru? Jangan ambil tempat Tuhan untuk hancurkan dia. Kalau dia jahat, biar Tuhan yang urus dia. Biar Tuhan yang hukum. Tapi Paulus mengatakan seumpama Tuhan hukum, misalnya saya bermusuhan dengan Pak Arief, seumpama saya punya usaha iklan, Apk Arief juga punya. Lalu usah saya dihancurkan oleh Pak Arief dengan jahat, saya marah sekali. Tapi saya baca Surat Paulus, saya belajar mengampuni Pak Arief. Lalu Tuan hukum Pak Arief, Tuhan membuat Pak Arief sulit dapat makan. Bukankah Tuhan sedang menghukum dia? Biarkan, kita tidak tahu Tuhan sedang hukum atau tidak, pokoknya kalau dia lapar beri dia makan, kalau dia haus beri dia minum, jangan bilang “Ini hukuman Tuhan bagimu”. Saudara, kita punya kejadian unik-unik, waktu ada orang mengatakan “Tidak boleh pakai izin di sini”, dia kena serangan jantung. Lalu waktu laporan ke Sinode ada kesulitan dan ternyata terjadi ini, Pak Tong mengatakan “Kadang-kadang itu terjadi, kasihan mereka, doakan keluarganya”, itu respons yang bagus. Jangan bilang “Syukurin, gara-gara melawan kami, kena serangan jantung”, belum tentu karena itu. Mungkin memang dia sudah bermasalah dengan jantungnya dari lama. Tapi tugas kita adalah kalau orang lain sulit, biarpun dia musuh, dan mungkin dia lagi dihukum Tuhan, bukan urusanku untuk menambah kesulitan dia. Urusanku adalah berbagian supaya dia lega sedikit. Kalau seterumu lapar beri dia makan, kalau seterumu haus beri dia minum. Jangan kalah sama kejahatan, tapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan, inilah umat yang baru itu. Urusan kita adalah berbelas kasihan. Kiranya Tuhan pimpin kita di dalam tindakan yang menunjukkan kita adalah umat yang lebih baik karena Kristus. Tuhan memberkati.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)