Apa yang kita bisa lihat dari hal ini di zaman kita? Yang kita bisa lihat adalah bahwa setiap kali Tuhan berencana memanggil orang-orang pilihanNya, Tuhan melakukannya. Meskipun orang-orang pilihanNya itu ada di tengah-tengah bangsa yang sudah sangat sulit untuk dipertobatkan. Kelompok yang sulit dipertobatkan tetap akan menghasilkan orang-orang pilihan yang setia kepada Tuhan. Ini yang Paulus tekankan sebenarnya, kalau kamu lihat Israel Utara waktu pecah itu, kamu akan mengatakan Israel Utara itu penyembah berhala, nohope, Israel selatan masih mungkin datang ke Tuhan. Sehingga kita melihat dari ketiadaan pengharapan, Tuhan menyatakan kesetiaanNya. Tuhan mengatakan “panggilah mereka”. Tuhan melalui Kitab Tawarikh menggerakkan Hizkia dan Yosia untuk mengutus imam-imam, pengajar-pengajar Taurat ke seluruh Israel. Pada zaman Yosia itu paling jelas, zaman Hizkia Israel Utara masih ada, tapi berada dalam keadaan mau hancur. Di zaman Yosia, Israel Utara sudah hancur, tetapi orang-orang yang masih tersisa mendapat berkat melalui utusan dari Yosia “pergi ke Utara panggil orang orang disana untuk datang kemari dan mendengarkan firman dan merayakan Taurat bersama-sama”. Jadi all Israel, seluruh Israel mengandung pengertian bahwa setiap kali Tuhan menghadapkan kita kepada bangsa yang keras, pada waktu itu Tuhan akan mengingatkan kita “Aku mengasih mereka dan Aku ingin panggil mereka”. Guna pengertian ini bagi zaman kita adalah pada zaman kita pun Tuhan menghadapkan kita kepada banyak bangsa-bangsa. Karena sekarang Tuhan berjanji akan setia kepada bangsa-bangsa di dunia dan Tuhan mendeklarasikan Dia akan memanggil seluruh bangsa. Kalau Tuhan mendeklarasikan akan memanggil seluruh bangsa, maka Saudara akan membandingkan orang kelompok yang bisa percaya Tuhan sebagai kelompok yang mirip Yehuda dan kelompok yang keras menentang Tuhan sebagai kelompok.Israel Utara. Tetapi Tuhan mengatakan all Israel, seluruh Israel akan diselamatkan. Maka sifat dari Hizkia dan Yosia itu yang ada dalam pikiran Paulus, saya percaya itu ketika dia menulis bagian ini. Ketika Hizkia dan Yosia melihat Israel Utara, mereka tidak lihat bangsa yang sudah pecah. “Ini kan kafir, mereka sudah menyembah berhala Tuhan sudah kirim Asyur menghancurkan mereka. Kalau begitu biar saja, kita Yehuda sendiri saja”, tidak. Hizkia mengatakan “undang Utara suruh datang ke sini, panggil orang-orang yang mau, suruh mereka beribadah Paskah bersama kita. Tidak ada beda antara kita dan mereka”. Yosia pun melakukan hal yang sama. Maka di zaman sekarang Tuhan sedang serukan hal yang sama, kalau dari Sion ada Penebus untuk Israel Utara, maka Penebus ini juga cukup untuk seluruh bangsa. Kalau bangsa Israel yang sangat keras menolak Tuhan, Tuhan panggil dengan cinta kasihNya, maka kesabaran Tuhan juga akan Tuhan berikan kepada setiap bangsa. Dan Saudara kalau baca Alkitab, apakah Tuhan memberikan favoritisme tertentu? Waktu Tuhan mengatakan kepada murid-murid “pergilah, jadikanlah semua bangsa murid”, apakah murid-murid menganggap ini sebuah kalimat figuratif atau simbolik? “Maksud Yesus semua bangsa adalah Israel” begitu? Tidak, maka supaya dipertegas Tuhan tidak pernah memaksudkan seluruh bangsa itu berarti orang Yahudi yang menyebar. Tuhan mau jadikan seluruh bangsa murid “oh saya mengerti, maksudnya orang Yahudi yang menyebar mau dipanggil”. Untuk memastikan bahwa orang tidak salah mengerti Tuhan membangkitkan Paulus, ini yang Paulus katakan, “kebanggaanku adalah saya dipanggil Tuhan untuk panggil bangsa-bangsa lain bukan Yahudi”. Bangsa-bangsa lain bagi orang Yahudi adalah kelompok yang tak berpengharapan, no hope, sudah abaikan, mereka menyembah berhala, seksnya tidak beres, keadilan kacau, penghargaan kepada manusia rendah sekali. Orang bisa menyembah dewa perang dan bawa tangkapan, musuh mereka yang ditangkap, lalu potong dimatikan untuk dipersembahkan ke berhala. Orang-orang kejam seperti ini membunuh orang demi dewa, apakah mereka bisa selamat? Tapi Tuhan mengatakan “jadikan semua bangsa murid”, “saya mengerti, jadikan semua bangsa maksudnya Israel di perantauan kan?”, sama seperti peristiwa Pentakosta. Peristiwa Pentakosta itu orang-orang Yahudi yang keliling, yang sudah menyebar ke mana-mana. Mereka datang, mereka penuh dengan mendapatkan berita dari murid yang penuh dengan roh, dan 3.000 orang dibaptis, ini semua orang Yahudi yang tersebar ke bangsa-bangsa lain, yang sudah tidak mengerti bahasa Aramaik, yang sekarang berbicara bahasa-bahasa lain, bahasa dari bangsa-bangsa tempat mereka ada. Ini simbol dari Tuhan bahwa Tuhan mau panggil bangsa-bangsa yang berbahasa ini bukan cuma mereka. Maka Tuhan panggil Paulus dan Paulus memberitakan Injil kepada bangsa lain. Gereja-gereja yang dibentuk oleh Paulus di Asia Minor dan di Yunani adalah gereja-gereja yang terdiri dari orang-orang non-Yahudi, bangsa-bangsa lain. Setelah bangsa lain dipanggil, Paulus mau bangsa lain memperlakukan Israel dengan sama, “kamu pikir mereka sudah keras. Jangan lupa, kamu juga keras, Tuhan panggil kamu. Mereka juga keras, dari tengah mereka Tuhan akan panggil banyak orang percaya Kristus”. Maka ketika Tuhan mengatakan “jadikanlah semua bangsa murid”, adakah kita boleh menafsirkan itu sebagai kelompok khusus saja? Tidak, Tuhan bilang semua bangsa. Kalau semua bangsa di bumi, adakah bangsa bisa dikecualikan? Tidak ada. Sekarang Saudara bisa berpikir ada bangsa yang tidak mungkin Kristenkan? Ini otomatis kita akan pikir, kalau ada misionaris mengatakan “saya mau pergi ke negara Afghanistan atau saya mau pergi ke Arab atau saya mau pergi ke daerah yang benar-benar tidak mungkin Kristen”, lalu Saudara mengatakan “tidak perlu ke sana, tidak mungkin”. Paulus mengingatkan kita kalau Tuhan sudah berjanji setia kepada Israel, Tuhan tidak batalkan sampai seluruh orang pilihan di Israel selamat. Dan Tuhan sudah berjanji Tuhan akan setia kepada bangsa-bangsa lain dan Tuhan tidak kecualikan bangsa manapun. Tidak pernah ada di dalam Kitab Suci di mana Tuhan mengecualikan sekelompok tertentu. Maka kita bisa berharap Tuhan akan bangkitkan orang pilihan dari semua kaum dan dari semua bahasa. Saya percaya ini yang menggerakkan para misionaris di dalam ledakan misi di abad ke-19. Mereka cari bangsa mana lagi yang tidak mungkin percaya, “bangsa mana lagi yang tidak mungkin terima Injil saya mau ke sana”, mengapa kamu mau ke situ? “Karena janji Tuhan dari Sion akan datang Penebus dan Dia akan menyingkirkan segala kefasikannya dari Yakub, dari Israel dan dari seluruh bangsa. Tapi apakah semua bangsa akan jadi Kristen? Tidak mungkin seluruh bangsa jadi Kristen. Tuhan tidak menjanjikan itu, tapi Tuhan janjikan ada umat pilihan di semua bangsa Saudara. Saya harap kita mulai mendoakan, apapun yang jadi beban doa Saudara, Saudara tidak mungkin doa semua, tapi Saudara minta beban doa sama Tuhan, “saya mau doakan bangsa ini”, tiap hari doakan. “Ini ada bangsa yang keras sekali. Saya paling benci orang kelompok ini”, Saudara boleh benci di awal seperti Paulus benci orang-orang non-Israel, tapi setelah itu Tuhan ubah hati Paulus dan harap Tuhan ubah hati kita. Lalu kita mulai mendoakan, “Tuhan, saya ingin berdoa untuk negara-negara yang sangat anti Kristen ini. Saya mau berdoa supaya Tuhan tolong di sana pasti ada orang pilihan”. Tuhan sudah siapkan orang pilihan di setiap bahasa, di setiap kaum, di setiap bangsa, dan inilah yang menjadi kesukacitaan kita. Kristus adalah tanda setia Tuhan kepada bangsa-bangsa lain. Lalu seperti apa setia Tuhan sama bangsa lain? Seperti setianya Tuhan kepada Israel. Sesetia apa Tuhan sama Israel? Dalam keadaan Israel paling berontak Tuhan mengatakan “Aku akan hapuskan dosa mereka”. Dalam keadaan Israel paling keras menolak Tuhan, Tuhan mengatakan,”Akua akan tarik mereka lagi, sebab mereka anakKu dan Aku Bapa mereka. Aku akan menyatukan mereka menjadi satu dan Aku juga ingat bangsa-bangsa lain, Aku akan satukan mereka”. Kalimat Yesus di dalam Yohanes itu sangat indah sekali. Yesus mengatakan ada lagi domba-domba di luar kandang ini, mereka juga harus di tuntun masuk”. Saya pikir sangat penting bagi kita untuk memahami konsep ini, kita sudah terlalu nyaman dengan kelompok Kristen kita. Kita mengatakan Kristen yang seperti ini, kita ke gereja, kita bersyukur kita bisa jadi Kristen, tetapi kita tidak menyadari bahwa Tuhan tidak pernah mau gereja nyaman di dalam komunitasnya sendiri. Tuhan tidak hanya mencintai kita, Tuhan juga mencintai yang lain. Tuhan ingin bangsa yang paling keras melawan menjadi Kristen. Saya sangat rindu kita berdoa bersama-sama untuk kelompok yang paling tidak mungkin percaya dan melihat Tuhan sudah punya umat pilihan di situ. Harap kita punya jiwa yang sama dengan Hizkia dan juga Yosia. Ketika Tuhan izinkan mereka menikmati Paskah dan Taurat, mereka mengatakan “undang Utara, seluruh Israel mesti datang”. Sekarang kita punya tugas lebih besar setiap kali kita menikmati Perjamuan Kudus, menikmati merayakan Paskah, menikmati kebaktian, kita mengingat perkataan Tuhan “ada lagi padaKu domba-domba di luar kandang ini, mereka pun harus dibawa masuk”. Kiranya ini menggerakkan kita untuk berdoa dan Tuhan memberkati gerejaNya dengan penjangkauan misi kepada kelompok yang sekarang masih paling keras menolak Tuhan.
(Ringkasan ini belum dipriksa oleh pengkhotbah)