Calvin mengatakan kalau Tuhan menarik kita dengan begitu banyak hal untuk kita memuliakan Tuhan, mengapa masih ada orang menolak Tuhan? Setelah menikmati tarikan Tuhan untuk mengenal Dia, kita mengatakan “cukup, ini saja, saya cukup di sini”, lalu mulai menyangkal ada Tuhan. “Denial there is a God, menyangkal Tuhan di tengah ratusan bukti tentang kemuliaan Tuhan”. Itu yang dia katakan di institut buku satu bab yang ke -5. Dia mengatakan hidup kita dikurung oleh ratusan ajakan dari Tuhan untuk kita makin mengagumi Dia. Tapi bukannya kita menyembah, kita malah mengatakan “berkat Tuhan bagus, cukup, saya sudah puas di sini”, itu celakanya. Kadang-kadang kita juga lakukan itu. Saudara sadar, contohnya, kekayaan itu berkat Tuhan, “puji Tuhan”, Tuhan berikan kekayaan yang lebih kepada sebagian orang, Tuhan berikan kekayaan yang sedikit lebih rendah atau bahkan banyak lebih rendah bagi orang yang lain. No problem, tidak masalah mau Tuhan berikan kekayaan besar atau kecil, itu dari Tuhan. Dan waktu Saudara mengatakan “terima kasih Tuhan untuk kekayaan ini”, apakah Saudara melakukan apa yang Calvin katakan? Ini adalah ajakan Tuhan untuk kita mencari Tuhan di balik kekayaan yang diberikan. Atau kita lakukan seperti yang dikatakan Calvin tadi yaitu, “Tuhan terima kasih untuk kekayaanMu. Saya merasa cukup di sini, cukuplah, saya tidak perlu sampai ngotot untuk kenal Tuhan, tapi saya sudah bersuka cita untuk berkat yang Kau berikan, ini saja cukup, tidak perlu lebih”, ini bukan kerendahan hati, ini kebodohan kalau Calvin bilang. Karena sebenarnya Saudara bisa mencari yang jauh lebih dalam dari itu. Tapi di dalam Roma 11, ini ditekankan hal yang lain yaitu bahwa kalau kita rasa cukup dengan berkat dan kita tidak mau Tuhan yang beri berkat, maka kita akan jadi penolak Injil. Mengapa kita menjadi penolak Injil? Karena Injil justru memberikan kepada kita tantangan untuk berani berkomitmen meninggalkan berkat umum yang Tuhan percayakan. Siapa yang mau hidup seperti ini? Ini Injil. Salib adalah tantangan, maukah kamu melangkah mencari Tuhan dengan meresikokan anugerah umum yang sudah engkau dapat?  Mana bisa seperti itu, tidak bisa.”Saya mau salib, tapi aku tidak mau anugerah umum ini lepas”. Apakah itu mungkin? Mungkin, tapi hatimu tidak boleh di situ. Bisakah ada orang ikut Tuhan dan tetap punya kekayaan yang baik? Ada. Bisakah orang ikut Tuhan dan tetap sehat? Ada. Tapi adakah orang ikut Tuhan makin sakit? Ada juga. Adakah orang ikut Tuhan dan jadi miskin? Ada juga. Lalu bagaimana? Siapkah hatimu untuk ikut salib dan kehilangan anugerah umum yang sekarang kita nikmati? Itu yang Tuhan ajarkan di dalam Injil. Yesus beberapa kali mengatakan kalimat keras, “jika kamu mau ikut Aku, kamu mesti siap”. Ada orang mengatakan “Tuhan, aku ikut Engkau kemanapun Engkau pergi”, dan Tuhan mengatakan “kamu mau ikut Aku? Serigala punya tempat dia tidur. Burung di udara pun ada hinggap di pohon, membuat sarang lalu tinggal di situ. Tapi Anak Manusia tidak ada tempat untuk meletakkan kepalaNya, masih mau ikut?”. Ada satu orang bilang “saya mau ikut Tuhan, tapi tunggu papaku dikuburkan dulu”. Ini pengertian penting yang saya dapat dari Calvin, orang ini belum kehilangan papanya, papanya masih hidup. Bagaimana bisa tahu kalau papanya masih hidup? Karena kalau papanya sudah mati, dia tidak mungkin jalan-jalan keliling ikut Yesus, itu benar-benar akan dianggap pendosa besar. “Papamu mati, mengapa tidak berduka? Mengapa tidak ada di kuburan atau di pemakaman papa mu?’”, jadi papa dia belum mati. Tapi dia bilang “Tuhan saya mau ikut Engkau setelah papa mati?, papamu matinya kapan? Kalau papamu setua Metusalah bagaimana? “Aku nanti ikut Tuhan tapi tunggu papa”,“papamu umur berapa?”, “60” , “kamu berapa?”, “40”. “Lalu kira-kira kapan mau ikut Tuhan?”, “nanti setelah papa mati”. “Papa mati umur berapa? Kalau papa mati umur 90, kamu umur berapa? Kamu umur 70 baru mau ikut Tuhan, masuk STT umur 70”. Saya tidak mengatakan ikut Tuhan berarti cuma jadi hamba Tuhan, ada banyak aspek di dalam menjadi hamba Tuhan, namun tawarannya tetap sama. “Kamu mau ikut Aku, siap kehilangan?”, tidak tentu kehilangan, tapi hatimu siap. Sudah siap kehilangan dan Saudara tanya balik “kehilangan apa Tuhan?”, kehilangan apa yang selama ini Tuhan pakai untuk engkau mengenal Tuhan. Karena ketika Saudara menemukan salib, berarti Saudara maju satu level yang penting dari anugerah umum ke anugerah khusus. Dari panggilan Tuhan di dalam alam dan diri manusia menjadi panggilan Tuhan di dalam Kristus dan ujian untuk melangkah dari kondisi anugerah umum kepada kondisi salib, ini yang Israel gagal lakukan. Mereka tidak ada masalah ketika Tuhan jadikan mereka umat, mereka bahkan sudah bertobat dari penyembahan berhala sejak mereka balik dari pembuangan di Babel, mereka tidak pernah sekali pun jatuh ke dalam penyembahan berhala secara umat. Mereka mengatakan “kami akan berontak kalau ada orang yang memaksa kami menyembah berhala”. Maka ketika Antiokhus, pemimpin dari dinasti berikutnya dari Makedonia letakkan patung Zeus di tengah-tengah Bait Suci, langsung terjadi pemberontakan yang membuat kekuasaan Makedonia di Israel berakhir. Periode dari kelompok Makedonia, dari Antiokhus, dari dinasti keturuan jenderal-jenderal di bawah Alexander Agung yang setelah Alexander mati menguasai Israel berhenti. Kekuasaan mereka habis, mengapa habis? Karena mereka nekat menaruh patung berhala di tengah-tengah Bait Suci. “Berani menaruh, kami berontak”, dan berontaknya mereka berontak yang luar biasa. Orang-orang Makedonia bertempur demi kekuasaan, mereka bertempur demi Tuhan dan mereka kuat bukan main. Maka dinasti dari seorang bernama Matatias, anaknya namanya Judas Makabeus, ini menjadi Dinasti Hasmonean. Pemimpin Israel yang menghancurkan kekuasaan luar, dinasti Hasmonean adalah dinasti pertama dari orang Yahudi yang kembali memimpin setelah dari pembuangan. Jadi mereka mengalahkan Makedonia. Mengapa? “Karena kamu berani suruh kami menyembah berhala, kami tidak akan lagi pernah menyembah berhala”. Jadi mereka punya komitmen ikut Tuhan. Mereka menerima anugerah umum, mereka dapat tanah, mereka mendapatkan tempat tinggal yang aman, mereka mendapatkan kebaikan dan sekarang Tuhan mengatakan “oke, kamu siap untuk lebih, kamu siap untuk mendapatkan kelebihannya. Sekarang kamu sudah dapat apa yang umum dan Aku akan berikan yang jauh lebih limpah sekarang”. “Apa itu Tuhan? “Sang Mesias yang tersalib”, “Mesias tersalib?Kami tidak siap ke situ”, mereka tidak siap melangkah ke salib. Itu sebabnya Paulus mengatakan salib itu menjadi halangan utama orang Yunani percaya Kekristenan. Dan salib itu menjadi halangan utama orang Yahudi percaya Kekristenan. Orang Yahudi akan tidak masalah dengan Yesus sebagai Mesias andai tidak ada salib. Orang Yunani tidak akan ada masalah dengan teologi, dengan Kristologi, dengan hikmat orang Kristen, dengan teologi Kristen yang sangat mencerahkan. Banyak sekali artikel yang mengatakan waktu orang Kristen menemukan teori atau kata untuk Tritunggal menggunakan kata hipostasis, menggunakan kata usia, lalu pakai istilah untuk Kristus ada istilah fisis, 3 istilah itu punya makna baru di dalam dunia bahasa Yunani dan filsafat. Jadi orang Kristen punya kontribusi filosofis yang penting. Dan orang Yunani akan mengatakan “kalau kontribusi filosofi, kami terima. Kekristenan model begini bagus, Kekristenan ini cocok”, tapi begitu kita mendeklarasikan salib, orang Yunani akan menganggap ini kebodohan, blunder “kamu punya teologi begitu bagus, mengapa mesti ada salib?”. Ini yang Paulus tekankan di dalam Surat Korintus, “kamu akan menolak Kekristenan justru karena salib. Kamu orang Yahudi, kamu akan tolak ke salib. Kamu orang Yunani, kamu akan tolak salib”. Dan di dalam Surat Roma, Paulus mengingatkan bangsa Israel jadi musuh Tuhan karena salib. Ini yang ditekankan, mengapa bisa jadi seteru?Karena Tuhan dipertentangkan dengan anugerahNya. Saya sudah dapat anugerah dan saya tidak mau Tuhan. Sehingga ketika Tuhan merancangkan keselamatan lewat salib, kita mengatakan “kalau boleh ya Tuhan, kalau mau selamatkan saya silakan. Tapi jangan ambil anugerah ini”. Berarti kita masih belum melihat pentingnya anugerah Tuhan di dalam salib.

« 2 of 4 »