Roma 11: 28, demikian firman Tuhan “mengenai Injil mereka adalah seteru Allah karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang”. Pada kesempatan hari ini saya ingin mengangkat tema Reformasi yaitu mengenai pengertian akan Injil di dalam tafsiran yang lebih ketat. Di dalam ayat ini dikatakan “mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu”, bagaimana mungkin Injil bisa membuat orang menjadi seteru Allah? Mengapa Allah menjadi musuh dari orang-orang Israel oleh karena Injil?Jawabannya adalah karena kalau kita lihat di dalam jawaban Roma ada 2 aspek. Jawaban pertama adalah karena Tuhan memang mengizinkan mereka keras hati, sebab dari kerasnya hati orang Israel, Tuhan akhirnya buka jalan bagi bangsa lain. Seolah Tuhan mengatakan “Aku ingin berikan Injil kepada bangsa lain dan kekerasan hatimulah alasan mengapa Aku mau berbagi ini”. Ini pengertian yang sulit kita pahami, mengapa Tuhan harus pakai pemberontakan untuk memberkati yang lain? Ini yang Tuhan mau jawab di dalam Roma 11 bahwa Tuhan adalah Allah yang bisa memakai pemberontakan paling hebat untuk memberikan berkat paling besar. Tuhan bisa pakai dosa paling besar, lalu mengubahnya menjadi berkat paling besar. Ini tidak berarti Saudara bisa berdosa supaya nanti ada yang baik yang timbul. Di dalam Roma 6, Paulus sudah mengatakan orang yang berpikir “kalau Tuhan bisa kerjakan hal baik dari dosa, ya sudah saya berdosa, nanti Tuhan kerjakan hal yang baik” tidak bisa. Karena siapa sedang berdosa dan tidak bertobat, dia sedang menjadi seteru Tuhan. Orang memusuhi Tuhan, Tuhan bilang “silakan musuhi Aku, tapi tahu tidak, Aku akan kerjakan hal bagus sekali dari permusuhanmu terhadap Aku”. Ini akan mengurung semua orang yang membenci Tuhan di dalam perkataan yang sangat terbatas. Mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi. “Ternyata waktu saya melawan Tuhan, saya tidak membuat Tuhan sakit. Saya tidak membuat Dia hancur, saya tidak membuat rencanaNya batal. Justru Dia melaksanakan rencana paling hebat, setelah saya berontak lawan Dia”. Ini yang kita bahas kemarin, siapa berpikir bisa menolak Tuhan melawan Dia? Tuhan akan katakan “oke, Aku tunjukkan kepadamu, Aku bisa pakai perlawananmu untuk memberkati yang lain”. Berarti perlawanan kita tidak mencederai Tuhan, perlawanan kita tidak mencederai pekerjaan Tuhan. Ketika orang mengatakan “lihat apa yang akan terjadi di gereja kalau saya lawan gereja” tidak, perlawananmu tidak akan membatalkan rencana Tuhan.
Maka siapa berani lawan Tuhan, Tuhan pakai perlawanannya untuk kemuliaan Dia. Saudara bisa bayangkan periode penting di dalam Roma 11, penafsiran Paulus terhadap sejarah, kapan Tuhan buka jalan kepada bangsa-bangsa lain. Ini Tuhan sudah janjikan dari zaman Abraham. Tuhan sudah janjikan “Aku akan berkati bangsa-bangsa lain”. Jadi Tuhan memberkati bangsa-bangsa lain? Tuhan mau memberkati bangsa-bangsa lain. Kalau Tuhan mau memberkati bangsa-bangsa lain, berarti bangsa-bangsa lain pasti akan Tuhan jangkau. Tapi kapan waktunya, ini yang di dalam hikmat Tuhan, Paulus pahami ternyata Tuhan pakai waktunya ketika Israel memuncak pemberontakannya. Kapan mereka memuncak pemberontakannya? Ketika Israel menolak Mesias. Waktu mereka menyalibkan Yesus? Bukan, ini pengertian dari Paulus, Israel menolak Mesias bukan pada waktu mereka menolak Kristus yang tersalib, tapi pada waktu mereka menolak Injil tentang Kristus yang tersalib. Ketika Paulus dan rasul-rasul memberitakan Yesus dari Nazaret adalah Mesias, orang Yahudi bilang “Dia itu kan yang tersalib, yang dipaku, Dia mati di kayu salib. Masa kami mesti ikut Mesias yang mati di kayu salib? itu hina sekali”, maka mereka tolak dan Paulus bilang “penolakanmu jadi berkat bagi bangsa-bangsa lain”. Karena Tuhan mengatakan, “kamu menolak Aku, kamu pikir dengan menolak Injil, kamu bisa membatasi pekerjaan Tuhan?”. Mereka benar-benar membatasi pekerjaan para rasul, ketika Petrus dan Yohanes berkotbah di Bait Suci, mereka ditangkap. Sudah ditangkap, pemerintah dan para pemimpin agama memperingatkan mereka, “jangan sebarkan Injil, jangan beritakan tentang Yesus lagi, kami ancam kamu”, lalu mereka dicambuk. Kemudian mereka diperingatkan dengan keras, “jangan beritakan berita ini lagi”, lalu mereka mengatakan “tidak bisa, kami mesti lebih taat kepada Tuhan daripada kepada manusia”. Maka mereka dengan berani terus kabarkan Injil di Yerusalem. Akhirnya di pasal 8 dari Kisah Rasul dicatat ada penganiayaan besar bagi jemaat dan juga para penginjil di Yerusalem. Maka banyak orang terpaksa lari dari Yerusalem. Hanya beberapa rasul utama tetap tinggal di Yerusalem dengan satu komitmen hati, “kalau kami tetap harus ditangkap dan dimatikan, silahkan, kami sudah siap mati untuk Tuhan”. Maka penyebaran Kekristenan dimulai dari penolakan Injil dari orang Yerusalem, karena Yerusalem keras menolak, maka Injil sekarang disebarkan. Tuhan mengatakan “kamu lawan Injil, sekarang bangsa-bangsa lain yang dominan”. Sekarang Saudara lihat bangsa-bangsa lain, persentase Kristennya jauh lebih besar dari Yahudi karena mereka sudah menolak. Mengapa mereka bisa menolak dan melawan Tuhan? Karena mereka memilih untuk menikmati anugerah Tuhan tetapi mengabaikan Tuhan, Pemberi anugerah itu. Mereka tidak mau Injil, mereka cuma mau anugerah umum. Anugerah umum Tuhan berikan tetapi mereka tolak pada tahap ketika Injil itu adalah penggenapan dari anugerah umum. Anugerah umum itu ada banyak, pemeliharaan Tuhan, hikmat, kekayaan, kesehatan, sejahtera dan lain-lain. Tuhan berkati Israel dengan sangat limpah. Tuhan berkati mereka dengan hati yang penuh ucapan syukur karena Tuhan adalah Allah mereka. Israel dari awal adalah umat milik Tuhan. Tuhan cinta mereka, Tuhan berikan kepada mereka begitu banyak hal yang khusus, yang hanya Tuhan mau berikan kepada umat. Mereka yang mendapat perjanjian. Ini hal pertama, yang Tuhan tidak berikan kepada siapapun, selain Israel.Yang kedua mereka dapat penyertaan Tuhan. Tuhan menyertai mereka dengan simbol ada Kemah Suci dan Bait Suci di tengah-tengah mereka. Lalu yang ketiga, Tuhan memberikan kepada mereka, orang-orang yang mewakili Tuhan. Imam, lalu nabi-nabi. Tuhan mengirim nabi-nabi di tengah-tengah Israel. Di dalam dunia Perjanjian Lama, nabi itu fungsinya banyak, bukan cuma mengkhotbahkan kehendak Tuhan tapi juga mengajarkan hikmat di dalam aspek politik. Nabi-nabi biasanya akan menjadi penasihat para raja, pemimpin-pemimpin politik perlu masukan dari para nabi. Dan Tuhan bangkitkan nabi paling banyak di Israel. Ada 1-2 nabi bukan Israel, Tuhan memberikan Israel nabi begitu banyak. Saudara bisa lihat ada namanya Bileam, dia nabi Tuhan, tetapi dia tidak setia kepada Tuhan.Di Israel ada begitu banyak nabi yang Tuhan pakai. Maka Israel kaya bukan hanya kaya karena sumber alamnya baik, tapi mereka kaya karena Tuhan berikan wakil Tuhan. Ada imam, ada nabi dan juga raja. Jadi apa yang kurang dari mereka. Mereka menikmati begitu banyak hal, tapi anugerah itu adalah panggilan Tuhan. Panggilan untuk apa? Panggilan untuk orang-orang Israel mencari kepenuhan di dalam diri Tuhan. Jadi apa yang Tuhan berikan itu seperti seruan “hei, mari datang kepadaKu, mari kembali kepadaKu”.Dan ketika orang Israel mengatakan “Tuhan, berkatMu begitu limpah, aku ingin dipakai oleh Tuhan untuk menjadi umat. Saya mau mendapatkan berkat yang lebih lagi”. Maka ketika orang mencicipi berkat, mereka langsung cari yang lebih penuh,“Tuhan kami sudah menerima pengertian dari para nabi, tambahkanlah lagi pengertian kami. Tuhan kami sudah mempunyai pengertian terhadap Taurat, tambahkanlah rohMu”. Musa minta kepada Tuhan “jikalau boleh Tuhan, kiranya angkat pemimpin-pemimpin lain untuk membantu saya”, lalu Tuhan bilang “oke, Aku akan angkat roh yang ada pada kamu. Aku bagikan kepada mereka juga”.Jadi Tuhan memberikan roh yang ada pada Musa untuk ada pada pemimpin-pemimpin lain. Lalu ketika pemimpin-pemimpin lain penuh dengan roh, mereka bisa dengan kuasa memberikan ajaran yang sangat powerfull, yang sangat berotoritas. Kemudian Yosua, ini wakil Musa, hamba Tuhan yang sangat setia kepada Musa. Ketika dia lihat pemimpin-pemimpin lain juga punya dinamika di dalam memerintahkan orang, punya bijaksana, punya kemampuan untuk berbahasa dengan sangat baik. Mereka bisa bernubuat, mereka kepenuhan dengan roh, kepenuhan roh bukan jadi bertindak aneh, kepenuhan roh itu membuat orang jadi mengagumkan. Saudara pernah lihat ada orang gelepar-gelepar lalu dikatakan“mengagumkan”,tidak mungkin, itu bukan mengagumkan. Lalu orang bicara dengan bahasa yang kita tidak mengerti, dan dikatakan “wow amazing, mengagumkan sekali”, “tidak ada yang mengagumkan dari bahasa yang kita tidak mengerti, tidak mengagumkan sama sekali”. Ketika orang penuh dengan roh, Yosua sadar ada bahaya buat Musa. Karena kalau orang-orang ini juga punya otoritas, punya dinamika, punya kehebatan sebagai pemimpin, nanti bisa pecah, nanti orang tidak lagi setia sama Musa. Maka Yosua langsung bilang kepada Musa, “tolong cegah mereka, jangan sampai mereka seperti engkau”. Tetapi jawab Musa, “saya bukan cuma mau mereka seperti saya. Saya mau seluruh Israel seperti ini. Jadi bukan cuma mereka, saya ingin Tuhan tambahkan lagi orang yang makin mampu untuk menjadi pemimpin, penuhi mereka dengan Roh Tuhan”, itu pengertian penuh dengan roh. Siapa orang penuh dengan roh, hidupnya jadi mengagumkan. Bukan mengagumkan karena ada begitu banyak atribut di luar dirinya yang menempel. Yang mengagumkan dari manusia itu bukan berapa banyak uang yang dia punya. Tapi karakter dia sebagai manusia yang mengagumkan orang membuat orang lain mengatakan, “wah kalau aku jadi manusia, harusnya seperti dia”. Banyak orang seperti ini karena dipenuhi oleh Roh Tuhan. Tuhan penuhi orang dengan RohNya, lalu mereka menjadi orang yang punya hikmat, punya otoritas, punya wibawa, dan punya cinta kasih. Mereka tidak menjadi sembarangan, mereka tidak menindas, tapi mereka juga tidak lemah di dalam menentukan harus kemana. Jadi pemimpin-pemimpin yang penuh dengan roh, Tuhan munculkan pada zaman Musa. Lalu Musa mengatakan “andaikan semua orang Israel dipenuhi roh secara demikian”. Ketika orang mengatakan, “saya penuh dengan roh, Tuhan itu masih kurang, saya ingin yang lain juga penuh dengan roh”. Waktu Tuhan mengatakan “baik, Aku akan menyertai Israel”, Musa mengatakan “kurang, jangan cuma menyertai, izinkan aku memandang kemuliaanMu”. Musa meminta melihat kemuliaan Tuhan. Apa tidak cukup? Musa sudah jadi pemimpin hebat, bisa naik ke Gunung Sinai ketika orang lain tidak boleh naik, mendengar sendiri suara Tuhan, masa belum cukup? Musa bilang “belum cukup, saya mau lihat kemuliaan Tuhan”. Berkat umum Tuhan menarik kita untuk ingin lebih lagi. Saudara pernah rasa haus ingin lebih dan lebih lagi? Kalau Saudara cuma ingin lebih dan lebih lagi di dalam pangkat, di dalam kedudukan, di dalam hal yang sifatnya dikagumi oleh dunia, Saudara belum tahu keindahan Tuhan. Tapi ketika Saudara mengenal Tuhan, Saudara mengatakan “tidak bisa cuma segini, saya mau kenal Tuhan lebih lagi, lebih lagi dan lebih lagi”. Waktu Dia berikan berkat umum seperti alam yang baik, seperti kesehatan, seperti kekuatan, seperti harta atau apapun, ini adalah tanda bahwa Saudara diperkenalkan kepada Allah yang baik. Lalu di dalam keadaan baik ini Saudara mengatakan “saya tidak mau cuma keadaan baik. Saya mau supaya apa yang di balik keadaan baik ini juga saya kenal. Siapa yang memberikan kebaikan ini, saya mau kejar”. Kesalahan dari banyak orang di dunia yang sudah terima kebaikan Tuhan tetapi memutuskan untuk berpuas di dalam kebaikan yang diterima dan tidak mencari Dia yang adalah sumber anugerah. Kalau Calvin punya kalimat yang bagus dari institut buku yang pertama, ini saya kutip dari Calvin, dia mengatakan “sebenarnya Tuhan itu bisa ditemui di mana pun, bahkan di dalam tubuh dan jiwa. “Man finding God in his body and soul a hundred times of this very pretend of excellence denies that there is a God”. Calvin mengatakan begitu banyak hal dalam manusia itu hebat sekali, unggul. Dia mengatakan tubuh manusia lebih unggul dari tubuh binatang. Kalau Saudara kaget “apakah benar tubuh manusia lebih unggul dari tubuh binatang?”. Tapi Calvin mengatakan tubuh manusia itu bisa dilatih untuk melakukan satu hal, satu orang dan ada orang lain lagi yang tubuhnya bisa dilatih untuk kerjakan hal yang lain. Tubuh manusia itu variasinya jauh lebih besar dari binatang manapun. Coba kalau Saudara lihat seekor singa, singa punya keahlian yang hebat, dia bisa lari lebih cepat dari kita. Dia bisa terkam binatang lebih besar dari kita. Rahangnya kuat untuk gigit dan bertahan menggigit leher atau pembuluh utama di leher dari binatang atau mematahkan tulang leher dari mangsanya, dia punya kekuatan begitu. Tapi semua singa modelnya begitu, tidak ada singa yang modelnya lain, semua singa modelnya begitu. Tapi kalau Saudara lihat manusia beda-beda, ada manusia yang kalau berenang sudah mirip ikan, seperti tidak perlu oksigen. Saya lihat ada orang yang sedang latihan untuk menyelam, terus saya pikir “ini menyelam sudah seperti manusia duyung”, bagus sekali. Apakah semua orang modelnya begitu? Tidak, ada yang keahliannya bukan berenang tapi memanjat pohon. Apakah orang semuanya pandai memanjat pohon? Tidak. Variasi yang bisa dimungkinkan dari latihan untuk tubuh manusia ragamnya besar sekali. Ada orang melatih diri untuk gymnastik, badannya lentur sekali. Tapi apakah semua orang modelnya begini? Tidak, ada orang yang kuatnya bukan main bisa tarik truk, tidak perlu bantuan yang lain. Apakah semua modelnya begini? Tidak. Jadi variasi yang bisa dibentuk dari tubuh manusia begitu banyak. Lalu Calvin mengatakan, jiwa manusia itu adalah sumber yang juga penting sekali untuk mengenal Tuhan. Karena begitu Saudara memahami jiwa manusia dan kemampuan kita berpikir, Saudara akan sadar satu hal bahwa kemampuan kita berpikir luar biasa besar. Calvin di buku institute buku pertama dia mengatakan “mana lebih besar alam semesta dan bintang-bintang atau pikiran manusia?”. Bintang-bintang tidak bisa berpikir tentang manusia, tapi manusia merenung tentang bintang-bintang. Manusia bisa cakup seluruh alam semesta di dalam pikirannya. Pikiran manusia begitu besar. Maka Calvin mengatakan, “sebenarnya kalau engkau mau serius menyelidiki tubuh dan jiwamu, engkau akan ketemu ratusan alasan untuk menyembah Tuhan”. Ada ratusan kali kemungkinan engkau makin kagum kepada Tuhan dengan hanya melihat tubuh dan jiwa, belum alam, belum langit, belum ciptaan yang lain, begitu banyak hal akan menggerakkan kita untuk mau menyembah Tuhan.