Jadi Kita melihat satu cerita yang besar. Paulus sedang mengatakan cerita ini meskipun satu, tapi begitu banyak sub-plot di dalamnya. Kita kalau senang cerita, Kita akan menikmati mempelajari Alkitab. Salah satu cerita yang bagus adalah yang menceritakan beberapa kehidupan manusia yang seperti scatered, tapi ternyata satu akhirnya, itu membuat kita kagum, penulisnya kreatif sekali. Tapi kalau Kita membuat cerita dari banyak orang sampai akhir tetap banyak orang, itu cerita kacau. Di dalam Alkitab seperti ada banyak cerita, Perjanjian Lama terdiri dari banyak sub plot, banyak cerita-cerita disatukan dalam kisah Kristus. Setelah Kristus bangkit kisah ini pecah lagi ke dalam kisah banyak bangsa. Mengagumkan sekali, dan nanti kisah dari banyak bangsa ini, dari Kisah Para Rasul dari seterusnya sampai sekarang akan disatukan lagi kepada kisah Kristus dalam kedatangan kedua, luar biasa indah. Maka kalau Kita lihat gambaran besar dan tahu keindahan detail, Kita akan makin mengagumi cara Alkitab itu dituturkan kepada kita. Ada banyak yang belum kita bisa mengerti, tapi kalau Kita bertumbuh di dalam pengertian memahami ini, Kita akan kecanduan Alkitab. Kalau Kita sudah kecanduan Alkitab, Kita tidak perlu cari “di mana yang membebaskan ketergantungan kepada Alkitab?”, ini ketergantungan yang bagus. Kita akan ingin tahu lebih banyak, Kita sudah baca sekali dan Kita menemukan keindahannya. Kita baca satu kalilagi, Kita menemukan keindahan yang lain lagi. Ini indahnya Kitab Suci, baru kita tahu Alkitab adalah buku hidup, ini bukan buku mati yang kita bisa baca dan kita bisa tafsirkan sendiri. Ini buku hidup yang membuat kita menafsirkan hidup kita dengan lebih kaya. Paulus itu orang super kaya, karena dia mengatakan di akhir Roma 11, “alangkah dalamnya rencana Tuhan jauh lebih tinggi jalan Tuhan, jauh lebih agung rencana Dia”. Ini pengakuan setelah dia memahami begitu kayanya rencana Tuhan dinyatakan dalam dunia ini. Maka ketika Paulus sedang berbicara tentang predestinasi, jangan cuma dikaitkan dengan keselamatan pribadiku meskipun itu penting. Tapi lihat juga doktrin gereja, Tuhan mau membentuk gerejaNya. Dari mana Tuhan bentuk? Nenek moyang gereja adalah Israel di Perjanjian Lama dan nenek moyang Israel adalah keluarga dari Abraham di Kejadian. Dan ini yang Pualus mau tekankan, kita ini menjadi Israel karena apa yang Tuhan kerjakan pada keluarga ini. Gereja menjadi bagian dari Tuhan, karena apa yang Tuhan kerjakan juga dari keluarga ini. Karena Tuhan yang yang pilih, Tuhan mengatakan “Aku memutuskan umatKu akan dibentuk lewat janji”. Maka Dia sengaja membuat Abraham sampai tua belum punya anak. Kalau ditanya “mengapa Tuhan melakukan ini?”, bukan cuma untuk menguji Abraham, tapi untuk memberitahukan satu fakta penting bahwa Tuhan akan membentuk umat berdasarkan janji. Apakah cuma janji? Tidak, karena generasi berikut, setelah Abraham ada anak yang dipilih, namanya Ishak.

Dari Abraham ke Ishak, ini pengertian kedua, mengapa Ishak, mengapa bukan Ismael? Karena janji. Lalu berikutnya mengapa Yakub dan bukan Esau? Bagian ini mengatakan karena panggilan. Ini yang unik, karena panggilan. Maksudnya apa, dimana bedanya janji dan panggilan? Bedanya adalah kalau janji berarti ada satu yang Tuhan akan pilih, dan Tuhan mengatakan “ini yang Aku pilih”. Kalau panggilan berarti ada dua yang bisa dipilih tapi Tuhan hanya memilih satu. Di dalam kandungan Sara cuma ada Ishak dan Tuhan mengatakan “inilah anak janji”. Tapi mengherankan, mengapa anaknya Ishak kembar? Jangan dijelaskan berdasarkan penjelasan biologis. Yang saya mau tekankan karena Tuhan mau menyatakan “Aku memilih”. Tuhan tidak mengatakan “Ishak, Aku akan pilih semua”, tapi Tuhan mengatakan “Aku pilih satu”, mengapa hanya pilih satu? Tuhan mengatakan “dalam kandunganmu ada dua anak, dua bangsa akan keluar dari situ, Aku memilih yang bungsu untuk menaklukkan yang sulung. Aku mencintai yang bungsu dan membenci yang sulung”. Kata membenci tidak perlu diartikan negatif, itu tidak berarti Tuhan benci dia tanpa alasan. Tuhan tidak pernah membenci tanpa alasan, selalu ada alasan yang membangkitkan murka Tuhan. Tuhan lain dengan orang yang setiap saat sensitif, apa-apa yang orang lain lakukan langsung masuk hati. “Mengapa kamu begini? Saya sakit, saya benci kamu seumur hidup”, “mengapa kamu benci?”, “karena kamu pernah bicara seperti ini” Saya mau tanya dulu, kamu disakiti karena apa? Kalau benar dia bersalah, doa kepada Tuhan supaya Tuhan hukum orang itu atau minta Tuhan hancurkan orang itu sampai dia minta ampun. Tapi kalau kamu cuma diperlakukan sesuatu yang dangkal, lalu kamu sakit hati, mungkin kamu yang harus dihukum Tuhan. Tuhan bukan seperti itu. Tuhan tidak membenci Esau tanpa alasan, tapi Tuhan tidak pilih dia. Ini sesuatu yang kita juga tidak tahu apa alasannya Tuhan memilih Yakub. Tuhan mengatakan “Aku mencintai yang bungsu bukan yang sulung”, mengapa? “Aku tidak memberi tahu”. Apakah karena dia baik? Bukan. Kita lihat ketika dua anak ini bertumbuh, keduanya sama kacaunya. Yang satu tidak peduli hal-hal yang sifatnya agung seperti janji Tuhan, yang satu peduli hal-hal agung tapi meremehkan etika umum. Banyak orang seperti itu, “saya Kristen, saya mengagumi jalan Injil”, tapi hidupnya ngawur, tidak karu-karuan. Yakub hidupnya ngawur, menipu orang dengan gampang, akhirnya dia ditipu berkali-kali. Ketika Yakub menjadi dewasa, kita tahu orang ini tidak ideal untuk menjadi pilihan. Waktu kita lihat Esau, kita bilang ini juga tidak ideal untuk menjadi pilihan. Lalu kita akan tanya ke Tuhan “Tuhan, maaf, kedua-duanya tidak layak bagaimana ini? RencanaMu untuk membentuk umat sepertinya terbentur. Mungkin mesti pilih the next Abraham, pilih lagi kakek yang belum punya anak. Tapi Tuhan mengatakan “tidak, ini sesuai rencana”. Dan ini membuat kita kaget “apakah memang sesuai rencana? Saya amati anak-anak Ribka, keduanya tidak bagus. Tapi Tuhan mengatakan “rencanaKu tetap”. Jadi Tuhan sudah merencanakan bahwa akan memilih orang ini? “Ya, Aku memilih Yakub”, mengapa Yakub? Bukan karena apa yang baik yang dia punya, ini misteri yang Paulus mau tekankan. Tuhan pilih, kita tidak tahu mengapa, tapi Tuhan pilih adalah alasan mengapa kita bisa menjadi umat. Tuhan merancangkan pekerjaan yang sangat besar dan di dalamnya ada banyak plot yang aneh, cerita yang sepertinya tidak harmonis masuk ke dalam. Ketika mendengarkan musik polifoni, begitu banyak melodi dalam sebuah lagu, baru kita tahu bahwa keagungan dari melodi ini tetap ada bagian dalam keutuhannya. Kita melihat Tuhan bekerja lewat orang-orang yang tidak layak, tapi karena Tuhan sudah pilih, baru kita tahu pilihan Tuhan tidak pernah salah. Tuhan memasukkan kehidupan kacau ke dalam rencana pembentukan umat. Ini Tuhan lakukan kepada Yakub. Paulus mengatakan waktu anak-anak itu belum lahir, belum tahu mana baik mana jahat, supaya rencana Allah tentang pemilihan diteguhkan bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan. Ketika dua anaknya lahir, Ribka mencintai Yakub, ini perempuan yang saleh tapi yang kadang-kadang keputusan etisnya kacau. Mengapa dikatakan saleh? Karena dia mencintai Yakub. Mengapa dia mencintai Yakub? Karena Tuhan pilih anak ini. Sedangkan suaminya, orang yang kacau yaitu Ishak. Ishak cinta kepada Esau, mengapa Ishak cinta kepada Esau? Karena jago berburu dan jago membuat steak. Jadi papanya cinta Esau karena perut. Mamanya cinta Yakub karena Tuhan. Apakah pernah dikatakan bahwa Allah Abraham, Ribka dan Yakub? Tidak, tetap Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Kita akan mengatakan lagi “Tuhan, mari mundur lagi sedikit, waktu Tuhan mengatakan Ishak itu anak perjanjian, itu memang betul kan?”, “iya, Tuhan memang mengatakan demikian”, “sekarang lihat jadinya seperti ini, anak perjanjian senangnya steak, lalu cinta anak berdasarkan kemampuan berburu”. Yakub yang paling stress “kalau saya pergi berburu, saya digigit nyamuk, nanti kulit saya rusak.” Di dalam gambaran Israel, anak yang senang di rumah itu bukan anak laki-laki yang bagus, harus senang di luar rumah. Ada benarnya pengertian ini, para laki-laki yang masih muda sering-seringlah keluar. Jangan terus mencari zona aman, zona aman membuat mati. Perkataan Socrates sangat penting, kalau hidup tidak dijalani dengan sesuatu yang bisa mematikan, maka hidup itu tidak hidup. Kadang-kadang kita tidak bisa cuma memikirkan aman. Kalau terus cari aman, apa gunanya hidup dikurung, tidak tahu apa itu keindahan di luar, tidak mengerti apa itu kesulitan di luar. Yakub bukan orang ideal, “mengapa kamu tidak keluar seperti Esau?”, “saya tidak suka, tidak menyenangkan”, akhirnya Tuhan paksa dia kerja di luar terus. Dia menjadi gembala bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun di bawah Laban. Maka Yakub disiksa lebih keras dari pada Esau, harus di luar, sekarang dia mati-matian di luar. Tuhan bentuk dia, “kamu malas fisikmu jadi capek, kamu malas peras dirimu, Aku peras kamu”. Kita jangan malas diperas, tidak boleh begitu, tidak boleh cari aman, tidak boleh santai, tidak boleh tenang, tidak boleh cuma cari enak, itu bukan hidup. Hidup yang seperti itu, itu hidup yang mati. Maka di dalam Kitab Suci ditekankan bahwa waktu Tuhan pilih. kita tanya lagi “Tuhan, mengapa pilihanMu tidak ideal?” tapi Tuhan mengatakan “yang sempurna adalah Aku dan rencanaKu, yang tidak sempurna Aku pakai supaya yang sempurna itu terbukti sempurna justru karena Aku memasukkan yang tidak sempurna”. Mengapa Allah kita sempurna? Karena Dia banyak memasukkan yang cacat dan yang cacat tidak membatalkan rencana Dia, ini Allah yang sempurna. Manusia bukan Allah maka kita tidak bisa begitu, kita masukkan yang cacat maka rencana kita kacau semua. Kita punya perusahaan lalu Kita mengatakan “aku ini mirip Tuhan”, lalu Kita panggil orang yang mirip Ishak, mirip Yakub, mirip Simson, tahu-tahu pabrik Kita runtuh. Kita kaget “mengapa pabrikku runtuh?”, “itu pak, ada orang yang meruntuhkan dua tiangnya”, “mengapa?”, karena orangnya mirip Simson. Jadi Kita memilih orang yang kacau, Kita lihat pekerjaan Kita kacau. Tuhan pilih orang yang kacau, dan Kita lihat bukan saja pekerjaan Tuhan tidak kacau, tapi orang yang kacau itu pelan-pelan jadi rapih, pelan-pelan jadi baik, pelan-pelan jadi suci. Dari rusak menjadi baik, baru Kita mengerti pilihan Tuhan itu mengagumkan. Kalau ditanya “Tuhan mengapa pilih Ishak?”, Tuhan tanya “apakah rencanaKu gagal? Tidak. RencanaKu rusak? Tidak”, “tapi Ishak kan kacau, pilih anak seperti itu, kacau”. Tapi Tuhan akan bukakan kembali, “engkau lihat kegagalan dia, pernahkan engkau mau lihat keberhasilan dia? Pernahkah engkau lihat waktu dia muda, dia dibawa oleh papanya untuk disembelih dan dia mengatakan “papa, sembelihlah saya kalau itu memang kehendak Tuhan”. Kualitas ini mengapa engkau lupakan? Kita kalau lihat orang cuma lihat jeleknya, tapi tidak mau lihat bagusnya. Kita kalau lihat orang cuma lihat “dia jelek di sini”, tapi lupa kalau Tuhan pilih seseorang ada yang baik yang Tuhan akan munculkan yang sedang terjadi. Ishak adalah seorang yang begitu baik, begitu halus, begitu punya kelembutan, sehingga kita heran mengapa ada orang seperti ini di dunia seperti itu. Ishak adalah orang yang punya kelembutan bukan karena dia tidak mampu berperang, jangan lupa dia mewarisi seluruh keluarga Abraham. Abraham adalah orang yang punya ratusan tentara yang pernah kalahkan gabungan raja-raja di dalam perang antara satu kelompok raja dengan kelompok raja yang lain. Ini bukan keluarga lemah. Jadi Ishak mampu perang, tapi Ishak mengatakan “sudahlah, kita cari sumur yang lain”, cari lagi. Sudah menggali lagi, lagi-lagi ada orang lain mengatakan “ini milik kami”, lalu Ishak mengatakan “silahkan ambil, kami permisi mau cari yang lain”. Mengapa begitu? Ishak punya kekuatan cukup untuk hantam, dia punya kemampuan untuk mengalahkan. Dia mengatakan “mari cari yang lain”, dia beriman Tuhan akan memberikan sumur yang damai, ternyata ketemu. Waktu dia menggali, dia tunggu apakah ada yang protes lagi, dan tidak ada. Maka dia mengatakan “sekarang kita tinggal di sini”, kualitas ini jangan dilupakan. Kita kalau lihat orang jangan lupa kualitas bagus yang ada pada dia. Sehingga kita tidak komplain kepada Tuhan dengan mengatakan “Tuhan, Ishak mengapa begini? Mengapa anak yang dia sayang adalah anak yang pintar memasak daging?”. Tuhan sudah eksplisit bicara bahwa Tuhan memilih yang bungsu, mengapa dia tidak mau taat kepada Tuhan? Tuhan akan mengatakan “untuk hal itu Aku akan tegur dia, tapi untuk hal lain Aku akan puji dia. Dan satu hal yang tetap adalah bahwa dia adalah orang pilihanKu yang akan melanjutkan rencanaKu untuk terbentuknya sebuah umat”.

« 3 of 4 »