Di dalam Mazmur 32, Paulus mengatakan orang yang berbahagia adalah orang yang sadar dia perlu Tuhan dan Tuhan terima dia. Penerimaan dari Tuhan adalah segalanya. Ketika kita mencari penerimaan dari mana-mana, itu sebenarnya cetusan hati kita yang sudah tidak arah, kita ingin diterima Tuhan tapi kita tidak tahu bagaimana caranya. Ingin diterima Tuhan, tapi lari dari Tuhan, akhirnya kita ganti Tuhan dengan ilah palsu, ini problem dari penyembahan berhala. Tuhan diganti dengan ilah palsu, lalu kita ingin diterima berdasarkan apa yang ilah palsu itu bisa berikan. Orang percaya mengatakan “kalau bukan anugerah Tuhan, saya tidak dapat apa-apa. Saya bisa dapat tapi saya tetap kosong”. Maka hanya karena anugerah Tuhan, orang tetap cari Tuhan, ingin dekat dengan Dia dan ingin diampuni. Dan ini yang dikatakan Daud “saya sangat sengsara dan merana karena saya tahu saya berdosa”. Dan ini beda dengan orang dunia, orang dunia tidak sadar dirinya berdosa, mata orang dunia cepat sekali melihat dosa orang lain. Matanya peka sekali melihat dosa orang lain. Saudara lihat ada orang lain “pasti dosanya ini”, Saudara lihat ada satu orang lagi “ini dosanya terlalu malas, dosanya kejam, semua orang berdosa”. Tapi dia perlu cermin untuk melihat dosanya sendiri. Dan waktu dia sudah lihat dosanya sendiri, dia mulai mampu merasa iba kepada pendosa. Satu-satunya orang yang merasa iba tanpa perlu berdosa, itu Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus dalam diriNya sendiri adalah kasih. Dia adalah Allah dan Allah adalah kasih. Tapi orang lain tidak, kita perlu memahami diri kita yang berdosa, baru kita mampu untuk memunyai belas kasihan kepada orang lain. Tuhan Yesus mengajarkan untuk punya belas kasihan karena kita sama orang berdosa. Ketika orang tidak memahami dirinya berdosa, dia akan terus melihat dosa orang lain. Dan dia sulit untuk mendapatkan pembenaran dari Tuhan, karena dia disibukan dengan dosa orang lain, entah dosa orang tuanya, dosa tetangganya, dosa semua makhluk, “semua makhluk jahat sama saya. Kalau Saudara pikir semua jahat sama Saudara berarti Saudara satu-satunya orang benar di tengah dunia yang berdosa ini. Dan ketika Saudara datang kepada Tuhan, Saudara mengatakan “Tuhan, saya satu-satunya orang benar”, Tuhan mengatakan “terima kasih untuk informasinya, Aku cari yang lain saja”, “Tuhan, semua orang berdosa, cuma saya yang tidak berdosa”, “justru Aku mau cari orang berdosa. Aku mau mencari orang berdosa yang mengaku dosa. Kamu tidak berdosa, karena itu tidak Aku cari”, “lalu bagaimana dengan saya?”, “masuklah ke sorga yang kamu ciptakan sendiri, kamu kan orang benar”, Tuhan mencari orang berdosa. Ini yang disadari Daud. Maka Daud mengatakan “saya sangat sengsara karena saya menyadari satu hal yaitu saya belum mengaku dosa saya di hadapan Tuhan”. Dan waktu dia mengatakan “Tuhan, inilah kesalahan saya”, kesalahan dia beberkan dan Tuhan membenarkan dia, ini luar biasa. Saudara mengaku dosa dan kemudian dibenarkan, bukankah ini aneh? Ketika Daud mengatakan “saya orang berdosa”, Tuhan membalas dengan mengatakan “engkau orang benar”. Daud akan mengatakan “Tuhan, sulit menerima perkataan Tuhan bahwa saya orang benar, tapi saya memercayainya. Tuhan mengatakan saya orang benar, itu tidak mungkin. Tapi karena Tuhan sudah mengatakan itu, saya bersukacita”. Paulus mengatakan mengapa Tuhan bisa membenarkan orang kalau orang itu jahat? Karena ada Kristus. Apakah Tuhan tidak menghukum dosa orang? Dia menghukum, karena itu Kristus mati di atas kayu salib. Iman Daud akhirnya terbukti lewat kematian Kristus. Daud mengatakan “berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi”, mengapa orang berdosa yang mengaku dosa kepada Tuhan akan diampuni, dibenarkan, mengapa tidak dihukum? Karena Tuhan sudah menyiapkan anakNya untuk menjadi penebus dosa. Dialah yang akan menanggung segala hukuman. Maka Paulus mengatakan “apakah kamu yakin kamu orang benar karena keturunan Abraham? Kalau begitu ingat satu hal, Abraham dibenarkan sebelum bersunat. Dan menurut kamu belum bersunat itu kafir. Kalau begitu sebenarnya kamu dan saya adalah kafir, karena kita keturunan Abraham yang belum bersunat sudah beriman kepada Tuhan”. Maka Paulus mengutip Daud untuk menjadi satu argumen yang kuat untuk menyatakan alasan mengapa Abraham bisa dibenarkan. Abraham dibenarkan karena Tuhan. Dan Tuhan memperhitungkan iman yaitu memercayai apa yang Tuhan katakan sebagai kebenaran, dalam keadaan sebelum disunat. Mengapa begitu? Supaya dia menjadi contoh bagi bangsa-bangsa yang kafir. Ketika mereka mau datang kepada Tuhan, mereka tahu Tuhan akan ampuni mereka. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari bangsa yang tidak punya Taurat. Saudara dan saya adalah orang-orang yang jauh dari Israel, tidak mengerti apa itu jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, sehingga kita hidup dengan cara liar. Tapi Tuhan mengatakan “Aku datang untuk membenarkan orang-orang ini ketika mereka sadar kesalahan mereka dan datang untuk memohon penerimaan Tuhan”. Mari kita datang kepada Tuhan dan kita akan dibenarkan. Kita dibenarkan bukan karena kita punya sesuatu yang bisa membuat Tuhan menerima kita. Tapi kita dibenarkan karena Tuhan punya sesuatu untuk diberikan kepada kita yaitu Kristus sebagai kepala kita. Waktu Saudara datang kepada Tuhan dan mengatakan “Tuhan, saya orang berdosa”, dan Tuhan akan mengatakan “Aku punya jawaban bagi kamu”. Apa jawabannya? Kristus bagi kamu, dan Saudara beriman “Tuhan, saya percaya”, dan Saudara dibenarkan. Tidak ada agama dengan sistem yang sesimple dan seindah ini. Mengapa kamu bisa dibenarkan? Karena Kristus menjadi bagian saya, Kristus memberikan kepada saya kebenaranNya sehingga saya dibenarkan oleh Allah. Waktu Allah melihat Saudara, Allah melihat orang yang sudah menggenapi perjanjian dengan Tuhan. “Saya belum menggenapi apa-apa”, kamu sudah digenapi di dalam Kristus. Disinilah bahagia orang Kristen. Maka sangat heran kalau orang Kristen sudah diterima Tuhan tetap memilikiproblem dengan penerimaan, problem dengan pencapaian “kalau saya belum mencapai sesuatu, saya rasa bukan manusia. Kalau saya tidak diterima, saya rasa saya bukan manusia”. Saudara akan terus-menerus menumpuk depresi yang tidak perlu. Tapi Saudara akan mengatakan “justru karena saya sudah diterima oleh Tuhan, maka saya bertindak sebagai orang benar yang menjalankan panggilan Tuhan di dalam hidup saya”. Saudara jangan meragukan panggilan dan penerimaan Tuhan, makin Saudara meragukan panggilan Tuhan, makin Saudara meragukan keindahan penerimaan yang Tuhan mau berikan kepada Saudara. Semakin Saudara bersyukur karena penerimaan Tuhan, tidak menganggapnya murahan dan menerimanya sebagai pemberian yang terbaik, Saudara akan bersyukur seperti Daud bersyukur. Daud mengatakan “berbahagialah orang yang Tuhan tidak hukum, yang Tuhan terima dan Tuhan benarkan”. Maka ada dua kelompok, kelompok pertama adalah orang kafir yang fasik, kelompok kedua adalah kelompok yang diampuni. Yang mana kita? Kalau kita membenarkan diri, kita adalah kafir dan fasik. Kita di dalam kelompok yang menerima pembenaran Tuhan, maka kita adalah kelompok yang berbahagia itu. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan apa yang Paulus bagikan hari ini.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)