Tapi hal berikutnya, jika benar kamu untuk Tuhan, apakah kamu menghina kami yang juga melakukan untuk Tuhan? Apakah kamu menghakimi? Ini pertanyaan kedua. Pertanyaan pertama, lakukan untuk Tuhan, pertanyaan kedua apakah kamu saling menghakimi bagi orang yang lakukan untuk Tuhan? Ini yang kedua, jangan menghakimi. Yang ketiga, apakah kamu saling koreksi? Jika tidak, belajar saling koreksi, karena Paulus saling mengoreksi di sini. Yang lemah iman hanya makan sayur-sayuran, ini teguran korektif. Kamu tidak makan makanan segalanya? “Tidak, karena kami merasa itu haram”, “kamu masih anggap ada makanan haram?”, “iya”, “kamu masih lemah iman”, Paulus tegur. Jadi teguran itu perlu tapi jangan menghakimi. Mari tegur orang yang melakukan segalanya untuk Tuhan. “Saya lakukan untuk Tuhan”. Ada orang yang saya kenal berpuasa setiap hari Jumat dan Sabtu, jadi dia puasa siang tidak makan sama sekali di hari Jumat dan Sabtu untuk siapkan diri ibadah di hari Minggu. Saya sangat menghormati keputusan dia. Tapi dia tidak pernah meremehkan orang yang tidak lakukan itu. Bagi dia, saya melakukan ini untuk Tuhan. Ada orang lain yang melakukannya dengan bersyukur karena ada makanan. Saudara juga bisa lakukan itu untuk Tuhan. Maka orang ini saya hormati, dia puasa Hari Jumat, dia berpuasa Hari Sabtu untuk siap ibadah Hari Minggu. Tapi dia tidak pernah hina orang yang tidak lakukan selama dia tahu “saya lakukan untuk Tuhan dan kamu juga lakukan untuk Tuhan. Tuhan menerimamu, mengapa saya harus menolak engkau”. Jadi inilah kehidupan Kristen yang seharusnya kita miliki, mari tidak menghakimi orang-orang saudaramu. Tetapi mari kita hidup dengan mengkondisikan seluruh kehidupan kita untuk Tuhan.

Ayat yang ke-11 menjadi penutup di dalam khotbah ini, “karena ada tertulis demi Aku hidup demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapanKu dan semua orang akan memuliakan Allah. Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Yang Paulus maksudkan dengan kutipan Yesaya ini, Yesaya menekankan “semua bangsa akan memuji Aku, semua bangsa akan datang, semua bangsa akan memuliakan Tuhan”, itu artinya semua orang yang beri diri untuk hidup bagi Tuhan dan yang memberi diri untuk hidup dan mati bagi Kristus, dia akan sempurna di dalam Tuhan, Tuhan akan sempurnakan dia. Tuhan tidak gagal menopang hambaNya. Maka siapa hidup untuk Kristus, dia tidak akan gagal dibentuk Tuhan. inilah harapan kita, di dalam kondisi akhir ketika Tuhan datang kembali kedua kali, kita akan melihat semua orang yang belajar hidup untuk Kristus yang tadinya tertatih-tatih dalam kehidupan sekarang, akan jadi sempurna nanti. Saat ini orang jatuh bangun, ada orang lemah sekali imannya, lemah sekali karena merendahkan orang lain, tapi dia pun tetap jalankan hidupnya untuk Tuhan, Tuhan akan koreksi dia. Ada orang yang gampang jatuh dalam dosa tapi tetap mengatakan “saya mau hidup untuk Tuhan, tapi saya jatuh bangun di dalam dosa saya”, Tuhan akan pastikan kesempurnaan dia, Tuhan akan sempurnakan. Itu sebabnya mari kita saling melayani dengan sifat seperti ini bahwa semua orang yang Tuhan sudah terima, akan Tuhan sempurnakan. Sehingga ketika kita saling menegur, ketika kita saling mengoreksi, kita melakukannya dengan penerimaan yang besar. Terimalah satu dengan lain, terimalah sebagai saudara, terimalah sebagai orang yang Tuhan percayakan untuk engkau kasihi di dalam persekutuan, dan itu yang akan membuat kita bertumbuh dan kita akan lihat suatu saat kesempurnaan Tuhan berikan kepada setiap orang termasuk kita dan orang-orang di sekitar kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 4 of 4