Kalau kita tidak tahu kita dicintai Tuhan, kita akan cari di tempat yang salah. Terus merasa kosong, terus merasa tidak bisa diterima, terus merasa terganggu oleh hal-hal yang tidak jelas penyebabnya apa. Problemmu apa? Saudara mengatakan “problemku aku tidak dicintai pasangan, tidak dicintai orang sekeliling, aku kesepian, aku tidak punya kesenangan, tidak ada harapan, terlalu banyak kekacauan di dalam hidup”, lalu Saudara mau tangani satu per satu, susahnya bukan main. Sampai Saudara sadar problem utamanya adalah tidak adanya kesadaran akan dicintai Tuhan. Itu sebabnya, ayat 12 mengatakan “saudara-saudara kamu orang berhutang”, berhutang apa? Hutang segala kekacauan dibereskan oleh Tuhan. Dengan cara apa? Dengan cara Tuhan mencintai engkau. Begitu sadar Tuhan mencintai, langsung Saudara mengatakan “sekarang saya bebas, bukan lagi budak kehidupan yang kacau. Saya ingin menjadi manusia yang sempurna”. Dan cara menjadi sempurna adalah pertama saya mesti sadar bahwa Tuhan mencintai saya. Kedua, cinta itu membuat saya berespon mencintai Dia kembali. Ini yang pernah dibicarakan oleh Socrates dalam tulisan Plato, jangan samakan keindahan dari sebuah kapal dengan keindahan dari sebuah palu. Saudara tidak bisa mengatakan arloji bagus itu adalah karena dia bisa masukan paku ke dalam kayu. Manusia bagus karena apa? manusia bagus karena dia ada di dalam kasih Tuhan. Tuhan bebaskan Saudara dengan mengatakan “berhenti mencari cinta di tempat lain, Aku berikan cintaKu, Aku bebaskan engkau”. Apa bukti Tuhan mencintai? Sang Anak menjadi kutuk bagi kita supaya kita dibebaskan oleh Dia. Masih kurang bukti? Saudara jangan tanya lagi “apa bukti cinta Tuhan kepada saya?”, itu ditanyakan oleh orang jahat bukan main. Tapi orang yang penuh kesadaran akan cinta Tuhan, mengatakan “sekarang bukan lagi waktu saya tanya Tuhan cinta saya atau tidak. Sekarang waktu membuktikan saya pun mau belajar mencintai Tuhan’. Itu sebabnya di ayat 12 dikatakan kamu berhutang bukan kepada daging supaya kembali hidup dengan cara yang lama. Setelah engkau dibebaskan oleh Tuhan, engkau sekarang akan memperhamba diri dengan rela kepada Tuhan, “Tuhan, saya berhutang kepadaMu, saya ingin menjadi hambaMu”, Tuhan mengatakan “Aku bebaskan engkau”, “justru karena kebebasan dan cintaMu, saya ingin ikut Engkau”. Maka kehendak Tuhan atas kita terjadi, bukan karena terpaksa tapi karena Tuhan bebaskan kita dan Tuhan berikan kepada kita cintaNya. Cinta yang Tuhan berikan menggerakan kita datang kepadaNya. Isu yang paling penting adalah apakah cinta Tuhan sudah menggerakan kita untuk menjadi budak yang mengatakan “saya ingin menjadi hambaMu.” Sebelum dengan rela Saudara mengatakan itu, maka Saudara masih hidup dalam cara yang lama. Ini yang dikatakan di ayat 13, “sebab jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati. Tapi jika oleh roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup”. Mari jadi hamba Tuhan dan mengatakan “saya berhutang padaMu Tuhan, maka saya akan matikan hidup lama karena itu mematikan saya. Sekarang saya belajar hidup bagi Tuhan dan menikmati menjadi hambaMu”, sudahkah kita punya kerelaan itu? Tidak ada yang paksa. Tuhan membebaskan engkau dari dosa dan mengatakan “Aku mengasihi engkau”. Itulah dua hal yang membuat kita berada di dalam keadaan sempurna sebagai manusia karena mempersembahkan diri untuk Tuhan. Di tahun 2021 saya berharap Saudara dan saya menjadi orang-orang yang mengerti hal ini. Menjadi orang-orang yang mengatakan “Tuhan, saya rela memberikan diriku kepadaMu”, tanpa paksaan, bukan karena disuruh, bukan karena dituntut, didorong demikian. Seringkali orang menggunakan manipulasi seperti ini “Tuhan sudah mempersembahkan begitu banyak, mengapa engkau tidak persembahkan kembali?”. Itu bukan cara Tuhan, Tuhan akan mengatakan “Aku bebaskan engkau”, lalu Saudara mengatakan “saya mau menjadi hambaMu karena mencintai Engkau”. Cinta itu sesuatu yang sangat kuat. Bayangkan kalau tidak ada cinta dalam sebuah pernikahan, bagaimana beratnya pernikahan itu. Ini dialami oleh Yakub. Mengapa mau diperbudak oleh Laban? Karena cinta sama Rahel, tidak ada urusan dengan Laban. Sudah sangat benci melihat Laban, dihiburkan oleh Rahel, maka dia punya kekuatan untuk melayani, memperhamba diri terus. Tibalah hari pernikahan, tapi dikasi Lea. Dia protes kepada Laban, tapi bayangkan betapa sedihnya Lea tiap kali Yakub melihatnya, dia lihat tipuan Laban. Begitu lihat Rahel, langsung pamer kemesraan, bagaimana Lea tidak sakit hatinya? Apa yang diperlukan Lea? Cinta kasih Yakub, apa pun untuk cinta kasih Yakub. Rahel sudah mendapatkan cinta kasih Yakub, mintanya anak, manusia tidak pernah puas apa pun. Di situ kita melihat perlunya cinta kasih. Relasi pernikahan tanpa cinta kasih, kasihan. Relasi engkau dengan Tuhan tanpa cinta kasih, kasihan. Engkau jadi Kristen yang kosong, tidak ada gunanya. Terus kehidupan Kristen terasa beban, ke gereja, pelayanan, persembahan, semua beban karena tidak ada cinta kepada Tuhan. Kasihan orang Kristen model begini. Maka Paulus mengingatkan “kamu orang berhutang karena cinta Tuhan, bayar dengan cinta”. Saudara bukan bayar dengan terpaksa, ini mirip Yakub mau dapat Rahel “aku rela”. Saya rela hidup bagi Tuhan karena Tuhan bebaskan saya. Kiranya di tahun yang baru kita punya tekad melakukan hal ini sampai tahun-tahun setelahnya. Saya tidak mau mengatakan ini karena tahun lalu sudah gagal. Tapi saya ingin mengingatkan tahun apa pun akan jadi menyusahkan selama Saudara menghidupinya dalam dosa, tidak peduli ada pandemi atau tidak. Maka saya berharap tahun ini Saudara ubah apa yang salah, hidup suci bagi Tuhan. Jangan cari alasan untuk dosamu, jangan cari pembenaran untuk hal yang harusnya kamu bertobat. Tinggalkan dosamu, hidup bagi Tuhan dan nikmati hidup dengan dicintai Tuhan, nikmati hidup dengan mencintai Tuhan. Kiranya Tuhan memperbaiki kita sehingga kita hidup menurut roh yang mematikan perbuatan-perbuatan dosa di dalam tubuh kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)