Lalu Tuhan mencintai kita karena apa? Tuhan mencintai kita karena diriNya sendiri, dan cinta sama dengan tindakan. Di dalam Kitab Suci cinta adalah tindakan kasih. Kalau ditanya “apa itu kasih?”, jawabannya adalah “kalau ada orang kedinginan, berikan dia selimut. Kalau ada orang yang memerlukan apa, berikan kepada dia”, berikan tindakan untuk orang lain yang perlu, itulah kasih. Kasih bukan tindakan sentimental yang dirayakan di hari valentine, kasih adalah tindakan. Kalau Tuhan mensyaratkan kasih adalah tindakan, Tuhan akan mensyaratkan itu untuk diriNya juga. Ketika dikatakan “tidak ada yang akan pisahkan kita dari kasih Kristus”, berarti untuk membuat kita dimurnikan dan dipamerkan sebagai umat, Allah yang akan berjuang. Ini kalimat yang indah sekali, ketika Saudara dipamerkan nanti “inilah umatKu yang Kukasihi, kepada mereka Aku berkenan”, orang-orang dunia mulai bertanya “yang benar saja? mengapa mereka bisa disitu, mereka tidak layak di situ.” Tuhan akan pamerkan “engkau tidak tahu apa yang Aku perjuangkan bagi mereka”. Tuhan akan pamerkan apa yang Dia lakukan, apa yang Roh Kudus bentuk di dalam hati kita, bagaimana kita berubah di dalam Dia, bagaimana tindakan, hidup, dan perkataan kita pelan-pelan dibentuk oleh Tuhan. Maka ketika Tuhan pamerkan apa yang dikerjakan di dalam dirimu, dunia akan bungkam dan mengatakan “sungguh benar, mereka adalah umat yang Engkau kasihi. Sungguh benar, mereka adalah umat yang diperkenan oleh Tuhan, karena Tuhan”. Patung Daud karya Michaelangelo itu tidak mungkin membanggakan dirinya “aku diterima Michaelangelo karena aku bagus”, tidak begitu. Kamu dibuat bagus oleh Michaelangelo, maka kamu diterima. Orang akan mengatakan “sungguh sentuhan Michaelangelo bagi bahan mentahnya begitu agung sekali, dia bisa menjadikan hidup dari keadaan batu yang keras”. Sama, Tuhan membuat hidup dari keadaan kita batu yang keras, sehingga ketika kita dipamerkan, orang dunia tidak bisa protes mengatakan “apa yang Engkau pamerkan, Tuhan? Inikah umatMu? Penuh dengan kelompok-kelompok hina, bodoh, sangat jahat, sangat cemar, inikah mereka?”. Tuhan akan mengatakan “perhatikan apa yang Aku kerjakan dalam diri mereka dan engkau akan mengetahui betapa besarnya cintaKu kepada mereka”. Yang memperjuangkan supaya Saudara menjadi umat yang diperkenan, adalah Tuhan. Tuhan sedang berjuang supaya engkau dimurnikan, Allah sedang bergiat supaya engkau dimurnikan. Maka di dalam bagian ini Paulus mengatakan “kalau penderitaan dan penganiayaan pernah dialami Kristus untuk membentuk engkau, maka kesulitan dan penganiayaan yang engkau alami pun adalah sesuatu yang Dia pakai untuk membuktikan Dia sedang berjuang untuk membentuk engkau”. Paulus sedang mengatakan dalam semuanya ini kita lebih dari orang-orang yang menang karena Kristus mengasihi kita, sehingga tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan, tidak penderitaan, tidak aniaya, tidak kelaparan, tidak perang, bahkan tidak maut, tidak ada yang akan bisa memisahkan kita dari kasih Kristus, karena tidak ada hal apa pun dalam hidup yang sedang tidak Tuhan pakai sebagai cara Dia berjuang untuk membentuk Saudara menjadi umat yang diperkenan oleh Dia. Cornelis van der Kooi mengatakan Roh Kudus adalah Roh yang kuasa karyaNya begitu besar, dan Dia sedang bekerja di dalam kita. Kita ini bagaikan lautan yang kacau sekali dan ditenangkan oleh kuasa yang besar. Kuasa yang baik dan besar itu sedang menenangkan kita, menyatukan kita dengan yang lain. Van der Kooi mengingatkan kita dibentuk menjadi umat, bukan hanya diriku dihadapan Tuhan, tapi diri Saudara dengan orang lain. Saudara mulai mengalami belas kasihan Tuhan, menyalurkan belas kasihan itu. Saudara mulai memahami penerimaan Tuhan dan melanjutkan penerimaan itu kepada orang lain. Pada waktu itu Saudara sadar Allah sedang berjuang untuk memurnikan kita sebagai umat. Dan pada akhirnya nanti Dia akan pamerkan umatNya dan mengatakan “inilah mereka”. Seluruh dunia akan mengagumi, mereka yang binasa akan mengagumi tapi mereka sendiri tidak bisa berbagian. Akhirnya Saudara akan mengatakan kepada mereka “ini yang dari dahulu aku harapkan, sejak pertama aku kenal Tuhan Yesus, aku tahu ini akan terjadi”. Kiranya ini boleh menguatkan Saudara sehingga kita sadar di dalam bahaya maut, di dalam bahaya lapar, di dalam bahaya pedang, di dalam bahaya kematian, tidak ada orang akan menghancurkan kasih Tuhan bagi kita.  

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 3 of 3