Maka saya simpulkan dalam pemikiran Paulus, ada 3 yang Paulus tekankan sebagai non-order, sebagai sesuatu yang tidak diikat oleh keteraturan, tapi juga bukan kekacauan. Pertama, inkarnasi, Allah menjadi manusia. Ini tidak bisa dipahami dalam order yang benar. Kalau kita kumpulkan semua pemikir agama, lalu coba rangkum pemikiran yang teratur dari mereka, tidak ada satu pun yang akan mengatakan “Allah menjadi manusia itu teratur”. Allah tidak bisa menjadi manusia, ini sebabnya orang tidak mengerti, cuma tahu order dan chaos, teratur atau kacau. Waktu Saudara menginjili orang agama lain, mereka mengatakan “ini kacau”, Saudara mengatakan “ini bukan kacau”, “tapi ini bukan order”. Bukan order tidak berarti kacau. Anti A tidak berarti lawannya A, anti A bisa berarti lawannya A. Anti keteraturan bukan berarti chaos, anti keteraturan bisa jadi non-keteraturan. Ada satu kategori lain yang kita mesti pahami. Agama apa pun tidak mengerti ini, maka kalau dikatakan “Allah menjadi manusia”, itu merombak tatanan yang harusnya baku, Allah tidak bisa menjadi manusia, Allah bukan manusia, manusia bukan Allah. Coba Injili orang Islam, Saudara akan menemui kesulitan ini, mereka akan mengatakan “agamamu chaotic, agamamu kacau”, “bukan kacau”, “tapi itu tidak berorder”, “memang tidak berorder, tapi bukan kacau”. Ini bukan order karena tidak ada orang bisa membuat skema Allah menjadi manusia, tapi juga bukan kacau. Yesus mati di kayu salib, ini juga bukan oder. Anak Allah, Juruselamat mati di kayu salib? Kali ini yang sulit menerima adalah orang Yahudi. Orang Yahudi tidak bisa terima Mesias mati di kayu salib, itu sangat chaotic, itu melanggar order. Tapi orang Kristen mengatakan “memang ini bukan order, tapi bukan chaos”. Demikian penderitaan orang Kristen, hidup Saudara kalau menderita itu bukan keteraturan, tapi juga bukan kekacauan. Bukan berarti Saudara ditinggalkan oleh Tuhan, bukan berarti Tuhan membuang Saudara. Hidup orang Kristen di dalam penderitaan memang bukan order. Tuhan tidak mengatakan “ini hidup oke”, memang bukan, tapi bukan jelek juga. Lalu apa makna penderitaan? Paulus mengatakan di Roma 8, penderitaan membuat kita semakin serupa dengan Anak Allah dalam hal setiap situasi Sang Anak Allah yaitu Kristus, memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama. Waktu Yesus mati di kayu salib, itu kan kelihatan chaotic sekali, kacau sekali, semua tatanan Tuhan sepertinya tidak jalan. Mengapa Mesias bisa mati di kayu salib? Tapi Tuhan membukakan kepada kita bahwa kematian Dia di kayu salib memuliakan Allah dan kematian Dia di kayu salib memberkati kita. Demikian Tuhan sedang mengatakan bahwa semua orang yang ditentukanNya supaya menjadi serupa dengan AnakNya akan dibenarkan dan akan dimuliakan. Bagaimana umat Tuhan dimuliakan? Dengan Tuhan pamerkan ke dunia “lihat, anak-anakKu ini mirip Sang Anak Sulung yaitu Kristus”. Sebelum Yesus menebus, Dia Anak Tunggal. Setelah Dia menebus kita, Alkitab mengatakan Dia menjadi yang Sulung dari banyak saudara. Tuhan mau pamerkan ke dunia “engkau pernah melihat Kristus yang hidup setia dan taat kepada Tuhan, menjadi berkat bagi sesama. Sekarang ada banyak Kristus”. Ada satu kalimat yang bagus yang dikatakan oleh C. S. Lewis, ketika iblis melihat Yesus, dia gentar. Tapi setelah Yesus mati, bangkit dan naik ke surga, iblis jadi stres luar biasa karena sekarang dia lihat tidak hanya satu, tapi sekarang ada banyak. Tadinya dia lihat ada satu Kristus, sekarang ada banyak, menyebar kemana-mana, ke seluruh dunia. Saudara dan saya adalah salah satunya. Kita adalah orang-orang di dalam kekacauan bukan hidup kacau, mungkin bukan order, karena seharusnya kita ingin hidup baik dan damai. Maka penderitaan bukan dicari oleh orang Kristen, kalau saya tanya ke Saudara kamu lebih suka hidup uang cukup atau kurang? Saya yakin Saudara akan mengatakan “Cukup.” Apakah salah minta hidup yang berkecukupan? Tidak, Saudara diminta pilih tinggal di tempat yang lebih baik atau di tempat yang kacau? Saudara akan pilih rumah yang baik. Kita ingin hidup yang teratur dan baik. Siapa yang tiap pagi berdoa “Tuhan, kalau bisa aku bertemu rampok pagi ini, siang aku ditodong, sore ada kerusuhan dan malam ada perang, jika demikian aku akan bahagia”, tidak ada yang berdoa seperti itu. Saudara ingin kehidupan baik, tapi apakah itu yang terjadi? Tidak. Kehidupan yang baik tidak terjadi, berarti yang terjadi kehidupan kacau? Bukan chaotic, yang terjadi pada Saudara tidak pernah chaos, tapi mirip chaos. Bagi dunia itu chaos, tapi bagi engkau tidak, karena Tuhan tidak pernah lepaskan engkau. Yang terjadi pada kamu bukan chaos, tapi Tuhan sedang menunjukan sesuatu yang lain yang tidak diatur oleh order, tapi juga tidak didikte oleh kekacauan. Sama seperti Kristus, Kristus tidak didikte oleh kekacauan, Dia mati di kayu salib dan itu jadi berkat bagi banyak orang. Maka C. S. Lewis mengatakan kalau dulu iblis kaget, ada satu orang setia berjalan di dunia ini, sekarang dia lebih kaget karena dia lihat bukan satu tapi menyebar kemana-mana. Saya baca ini sangat terharu, biasanya kita berpikir, ada Yesus, sekarang Yesus tidak ada, iblis senang, tidak seperti itu. Karena ada orang-orang Kristen yang lain. “Tapi kita kan kurang setia”, makanya belajar setia. Di dalam setiap keadaan membuat Allah senang dan menjadi berkat bagi sesama. Waktu Saudara limpah, membuat Allah senang dan menjadi berkat bagi sesama. Waktu Saudara kurang, membuat Allah senang dan menjadi berkat bagi sesama. Waktu Saudara sehat, membuat Allah senang dan menjadi berkat bagi sesama. Waktu Saudara sakit, membuat Allah senang dan menjadi berkat bagi sesama. Saudara hidup, membuat Allah senang dan menjadi berkat bagi sesama. Saudara mati, membuat Allah senang dan menjadi berkat bagi sesama. Ini yang kita mau. Dan Tuhan katakan bahwa Dia sudah pilih kita, Dia membenarkan dan memuliakan kita. Memuliakan dalam arti semua yang dilakukan oleh Sang Anak Sulung akan Tuhan buat ada pada kita juga, ini janji Tuhan. Maka kita mengalami kehidupan yang banyak kali bukan order, tapi bukan kacau. Tuhan tetap topang dan Tuhan akan menjadikan baik. Apa itu baik? Baik adalah sama seperti Anak Allah menjadi berkat bagi orang lain dan menyenangkan hati Allah, demikian Saudara akan Tuhan bentuk menjadi berkat bagi sesama dam menyenangkan Allah. Kiranya Tuhan memberkati kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)