Lalu yang ketiga, agama palsu sangat sulit mengerti salib. Sekarang kalau saya tanya menurut Saudara salib itu apa, jika Saudara menjawab kalimat ini, Saudara mungkin cuma mengerti itu, Saudara berada di dalam keadaan mungkin salah mengerti agama Kristen. Kalau ditanya apa itu salib, Saudara mengatakan “salib adalah cara Tuhan membuat saya bisa selamat. Dia menebus saya maka saya bisa selamat”, kalau cuma itu, itu bener, tapi kalau cuma itu yang Saudara percaya mungkin agama Saudara masih level di dalam pengertian agama yang palsu. Mengapa? Karena Tuhan datang untuk memberikan sesuatu yang secara syarat kita tidak mampu penuhi. “Saya diberikan syarat oleh Tuhan, tapi saya tidak sanggup memenuhi. Untung ada Yesus, Yesus akhirnya membuat saya lulus syarat itu”, jadi ini namanya dapat katrolan dari Tuhan Yesus. Ada syarat yang tinggi yang harus dipenuhi dan saya tidak sanggup. Lalu Tuhan memberikan saya kemampuan lewat Yesus sehingga saya di katrol melewati. Apakah ini sesuatu yang benar, Yesus datang hanya untuk membuat saya melakukan atau mempunyai kemampuan untuk berada di dalam tempat yang tadinya saya tidak mampu? Saudara ini sesuatu yang harus kita pahami dengan tepat, memang benar Kristus memberikan kepada kita apa yang kita tidak mampu jalankan. Saudara gagal menjalankan hidup benar, Tuhan yang berikan itu kepada Saudara. Tapi heran, Tuhan memberikan itu dengan salib, bukan dengan kemuliaan. Dan dikatakan “engkau jadi satu dengan apa yang sama dengan kematian Kristus”. Memang benar kematian Kristus memberikan kepada Saudara dan saya kebenaran Dia, tapi bukan cuma kebenaran, kematian Kristus juga memberikan kepada kita salibNya. Maka orang Kristen adalah orang yang mengatakan “saya sudah diterima oleh Tuhan therefore I am low, maka saya rendah”, lain dengan pengertian agama. Agama palsu mengatakan “saya sudah diterima oleh Tuhan, maka saya tinggi.” Tapi Kekristenan mengajarkan “engkau gagal memenuhi standar.” Lalu kegagalan saya ternyata ditolong Tuhan, saya dibuat berhasil oleh Tuhan. Tetapi Tuhan membuat berhasil lewat salib, makanya salib penting sekali. Di dalam Heidelberg Disputation, Martin Luther mengatakan salib adalah pernyataan cinta Tuhan untuk mengerjakan apa yang mulia di dalam kita. Tuhan mencintai kita di dalam keadaan rendah dan memberikan kita kemuliaan karena Dia. Lalu mengapa ini penting? Karena ini dikaitkan dengan salib. Orang Kristen adalah orang yang paling sulit dibuat marah, mengapa? Karena dia rendah. Kalau Saudara dihina orang, lalu belum apa-apa marah, agama palsu. Mengapa agama palsu? Karena Saudara menganggap Kristus memberikan kepada kita kemuliaan surgawi tanpa salib. Tidak perlu ada salib, salib bukan hal yang penting. Ingat ini baik-baik, jika Saudara beragama palsu maka Saudara akan gampang sekali emosi karena diri, mudah marah. Tapi Saudara harus bijaksana, kadang-kadang orang bodoh tidak bisa dijawab, bukan tidak bisa dijawab karena tidak ada jawabannya, tapi karena mereka tidak mau berpikir di dalam pikiran yang benar. Maka Saudara harus sadar bahwa di dalam kepercayaan Kristen Saudara tidak ditempatkan jadi tinggi seperti Kristus yang ada di atas di sebelah kanan Bapa, tapi Saudara ditempatkan rendah disalib dulu. Salib menjadi mulia karena Saudara sadar di situ tidak lagi melihat diri Saudara sebagai sesuatu yang penting lagi. Orang Kristen tidak anggap dirinya penting, tetapi orang Kristen menganggap keadilan dan kebenaran Tuhan itu yang penting. Ini yang penting, ini yang mau saya jalankan. Kalau begitu bagaimana? Setelah Saudara sadar Saudara adalah orang yang direndahkan bersama dengan Kristus di kayu salib, Saudara mulai berpikir “kalau begitu bagaimana cara jalankan agama? Karena ketika saya merenungkan tentang kerendahan saya, lalu saya mulai berpikir tentang kewajiban saya untuk hidup di dalam dunia ini, saya menjadi bingung apa yang harus saya kejar di dalam dunia”. Agama yang salah diimani oleh iman yang salah, menghasilkan hal-hal tadi. Menghasilkan 3 poin yang saya sudah bagikan. Menghasilkan keadaan dimana saya gagal menghargai anugerah Tuhan, saya memandang diri saya sudah sanggup dan orang lain yang gagal saya singkirkan keluar, saya menjadi orang munafik yang memaksakan supaya semua tindakan yang saya kerjakan membuat saya di level yang tinggi. Saya memaksa Tuhan di dalam relasi yang transaksional dan saya gagal melihat perendahan diri Kristus, “saya tidak bisa lihat salib, saya tidak bisa beriman kepada Kristus”. Ini sebabnya agama Yahudi tidak bisa menerima Injil, karena mereka tidak bisa lihat Mesias direndahkan sebagai hal yang bisa diterima, ini merusak ego mereka, merusak kebanggaan Israel. “Bagaimana bisa Mesias yang menjadi kebanggaan final kami dipaku di kayu salib, kami tidak bisa terima itu”. Mereka sulit menerima karena mereka punya agama palsu yang diimani secara palsu.

« 4 of 5 »