Mengapa dibenarkan berkait dengan istirahat? Karena di dalam pola pandang orang dari zaman dulu istirahat itu berkait dengan berdiam di dalam kuil. Dan berdiam di dalam kuil itu identik dengan memerintah. Istirahat di dalam pengertian Timur Dekat Kuno, Perjanjian Lama, sama dengan memerintah, tidak sama dengan tidur siang. Saudara bisa tidur setiap malam, Tuhan tidak sadis dengan mambuat Saudara bisa tidur sekali dalam seminggu. Istirahat itu berarti memerintah bersama Tuhan, menikmati pemerintahan Tuhan. Mengapa engkau beribadah sekarang? Untuk belajar menikmati pemerintahan Tuhan. Di mana menikmati pemerintahan Tuhan? Paling tidak belajar menikmati bertahan dengar firman, ini PR Saudara sekarang. Tidak perlu tinggi-tinggi “saya mau belajar berhikmat”, menikmati bertahan itu dulu, itu tugas Saudara sekarang. Nanti kalau sudah 2 tahun bisa bertahan, baru naik kelas, sekarang bertahan. Istirahat berarti memerintah. Dan tidak boleh ada orang yang tidak benar memerintah. Righteous person, sedek, sadik, dia yang boleh menghakimi, dia boleh menjadi pemimpin, hakim, raja, kalau dia adalah orang benar. Maka sebelum dibenarkan, orang tidak boleh istirahat, tidak boleh memimpin bersama Tuhan. Sehingga Tuhan mengatakan kepada manusia, “ayo berbagian di dalam istirahatKu, menjadi pemimpin, menjadi raja bersama dengan Aku”. Mana boleh menjadi raja karena kita tidak benar? Karena itu Tuhan benarkan dulu. Bagaimana cara Tuhan benarkan? Dengan Taurat. Taurat membenarkan orang, anak-anak Tuhan dipanggil, diberikan Taurat, dijadikan benar. Tapi masalahnya kalau saya gagal menjalankan Taurat bagaimana? Tidak benar, tapi mati. Gagal berarti mati, berhasil berarti benar. Itu beresiko “kalau begitu saya tidak mau Taurat karena beresiko, kalau mati bagaimana?”, ya sudah kalau tidak ada Taurat berarti Saudara mati, mati dari awal. Dari pada mati dari awal, lebih baik dicoba dulu. Maka Israel dapat Taurat tapi mereka gagal, sehingga mereka mati. Itu sebabnya Paulus mengatakan “kegagalan Israel bukan kegagalan pada dirinya sendiri. Kegagalan Israel adalah kegagalan Adam”. Israel gagal menjalankan Taurat maka mereka kembali lagi ke Adam. Mereka balik senasib dengan Adam. “Sama seperti Adam jatuh dalam dosa, demikian juga kamu jatuh dalam dosa. Sama seperti lewat Adam, kematian menyebar ke seluruh manusia, demikian kematian menyebar kepada kamu”. Israel dipanggil menjadi anak dan Israel mesti menjalani hidup berdasarkan Taurat. Terus berjalan berdasarkan Taurat, nanti kalau berhasil masuk ke dalam Sabat, dibenarkan dan memerintah bersama Tuhan. Tapi di tengah jalan ketika mereka jalankan Taurat, mereka gagal sebagai bangsa, mereka jatuh, mereka gagal dan dibuang oleh Tuhan, dibuang sama dengan kematian. Jadi Israel mencerminkan kita, kita gagal menjalankan perintah Tuhan, maka kita dibuang, kita mati. Kalau begitu bagaimana harapan bisa dibenarkan? Tidak ada, kita sudah gagal dan kita mati. Maka bagi Paulus, Yesus Kristus adalah Adam yang terakhir, Adam yang pertama adalah gambaran dari Adam yang terakhir. Maksudnya adalah Adam yang pertama tidak memberikan harapan apa-apa, tapi Adam yang terakhir itu yang memberi harapan. Adam yang terakhir melanjutkan titik dimana Adam yang pertama gagal. Siapa Adam pertama? Kita semua, bangsa-bangsa kafir, dan juga Israel. Israel kan tidak gagal? Mereka gagal, mereka jalankan Taurat dan gagal. Maka Kristus melanjutkan apa yang gagal dijalankan oleh Adam dan kita semua di dalam titik ketika kita semua sudah gagal. Dimana Kristus melanjutkan? Paulus mengatakan Kristus melanjutkan dimana Adam yang pertama gagal. Jalani Taurat gagal, mati. Sudah mati, Yesus ambil posisi mati ini, lalu Dia bangkit dan membuat siapa yang berada di dalam Dia melanjutkan hidup menjalankan Taurat, akhirnyat bertahta dan menang. Ini yang indah berada di dalam Kristus. Kristus melanjutkan dimana Adam dan kita sudah gagal, lewat titik kematian. Itu sebabnya Kristus harus satu dengan kita dalam kematian, supaya kita boleh satu dengan Dia di dalam kebangkitan. Jadi ilustrasinya, kita jalankan Taurat tapi gagal, lalu mati, itu Israel. Tapi bangsa-bangsa lain jalani kekafiran, contohnya ini hidup kafir, Saudara jalan di dalam kehidupan kafir, sudah mati, tidak ada harapan. Jadi orang kafir mati, Israel juga mati. Mengapa Israel mati? Karena Taurat. Taurat menunjukan kepada mereka kegagalannya. Mereka gagal jalani Taurat maka mereka mati. Lalu Kristus mengambil alih di dalam keadaan mati. Yesus menjadi sama dengan Israel yang dibuang di atas kayu salib, maka Kristus harus mati di atas kayu salib, karena kayu salib adalah lambang pembuangan, terkutuklah orang yang tergantung di atas kayu salib. Yesus tidak boleh dipenggal, Yesus harus dipaku di atas kayu salib. Di atas kayu salib untuk dipertontonkan sebagai yang hina dan dikutuk Tuhan, karena Dia mengambil posisi Israel ketika Israel mati dibuang, Yesus melanjutkan. Israel gagal, titik dimana Israel gagal adalah titik awal dari kemenangan Kristus. Maka setelah Kristus bangkit, Kristus seperti melanjutkan apa yang sudah gagal dilakukan oleh orang pada zaman itu.

Siapa yang beriman di dalam Kristus, menyadari bahwa hidup di dalam baitNya Tuhan, di dalam tempat suciNya Tuhan adalah hidup yang akan dilanjutkan setelah kematian. Bagaimana bisa tahu akan dilanjutkan setelah kematian? Karena Kristus memberikan pengharapan dengan cara melanjutkan titik dimana Adam gagal. Siapa di dalam Kristus, dia akan melanjutkan itu, dia akan dibangkitkan bersama dengan Kristus. Dan kita sadar bahwa kita di dalam iman kepada Kristus adalah orang-orang yang akan menjalani Taurat, menjalani perintah Tuhan, menjalani hidup yang benar, menjalani untuk Tuhan. “Tapi saya akan mati”, memang, tapi setelah itu akan ada kebangkitan dimana Saudara boleh melanjutkan. Dan kelanjutan ini adalah kelanjutan dimana Saudara dibenarkan. Mengapa saya bisa dibenarkan? Karena Kristus benar. Kristus yang benar mati, maka kebenaranNya menjadi milik kita. Dan karena kita sudah benar, kita boleh bertahta bersama-sama dengan Allah. Dan itulah yang menjadi tujuan awal dari Tuhan memanggil kita. Maka mohon dengar ini baik-baik, Saudara dipanggil untuk bertahta bersama dengan Tuhan, jangan buang hidupmu. Hidup yang Tuhan tawarkan adalah hidup di dalam kemuliaan Dia, tidak ada yang bisa mengalahkan kemuliaan Tuhan. Hartamu tidak bisa dibandingkan dengan kemuliaan Tuhan. Kesenanganmu tidak bisa dibandingkan dengan kemuliaan Tuhan. Mari hidup untuk Tuhan, karena Saudara sudah berada dalam Kristus. Dan ketika Saudara sudah jalankan hidup untuk Tuhan, Saudara akan menikmati kelimpahan dari hidup untuk Tuhan, bukan sekarang tapi setelah mati. Sama seperti Kristus sudah bertahta di sorga, bukan waktu Dia inkarnasi menjadi manusia, tapi setelah Dia mati. Dia tetap manusia waktu mati, dan Dia tetap manusia waktu Dia bangkit. Dia adalah manusia sejati, Allah sejati, Dia mati dan bangkit, dan Dia mendapatkan kemuliaan sebagai manusia yang sudah dibenarkan oleh karena kesalehanNya. Dan Saudara disatukan dengan Dia, Saudara dibenarkan oleh karena Dia. Inilah yang Paulus mau tekankan, kamu di dalam Adam atau di dalam Kristus. Di dalam Adam, engkau menjalankan hidup untuk diri. Di dalam Kristus, engkau menjalankan hidup untuk menjadi wakil Tuhan. Dan ketika Saudara perjuangkan hidup untuk menjadi wakil Tuhan, Saudara akan berbagian di dalam pemerintahan Tuhan, di dalam kebangkitan. Mari perjuangkan ini. Saya sangat sedih ketika mendengar kalimat dari Leonard Ravenhill, dia mengatakan pada waktu kebangkitan tiba, maka Saudara akan penuh dengan penyesalan, “mengapa saya dulu kurang bergiat, mengapa saya dulu senang berdosa, mengapa saya dulu tidak mau tinggalkan dosa, mengapa saya dulu kejar hal-hal rohani?”. Waktu kebangkitan sudah tiba, Saudara akan menyesali pilihan hidup sehari-hari yang buruk. Dan saya tidak mau Saudara ada dalam keadaan itu. Mari mengharapkan keadaan dimana Saudara dipermuliakan bersama dengan Tuhan, melalui hidup bagi Dia tiap-tiap hari. Kiranya Tuhan memberkati.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 5 of 5