Lalu hal kedua dikatakan Yesus Kristus rela melayani yang lain. Sedangkan Adam yang pertama tidak pikirkan pelayanan sebagai bagian integral dari hidupnya. Waktu dia jatuh dalam dosa, dia mendengarkan godaan setan yang mengatakan “kalau engkau makan dari buah pohon pengetahuan baik dan jahat, engkau akan jadi seperti Allah, bisa bedakan mana baik mana jahat”. Lalu Hawa yang digoda ular lihat buah yang bagus, dia ambil dan dia makan, dia berikan juga kepada suaminya. Tidak ada arah pelayanan memberi diri bagi orang lain di dalam tawaran ini, yang ada adalah tawaran dimuliakan, dikagumi, dianggap hebat, dianggap penting, dianggap agung, dianggap spesial, inilah yang jadi kekurangan yang parah dari abad 21. Orang di dalam abad 21 cuma mengerti bahwa dia mempunyai diri yang harus diperhatikan, diri yang harus dicintai, diri yang harus dipuaskan, diri yang harus diperhatikan, ini yang dilakukan Adam. Adam jatuh dalam dosa karena keinginan disembah, dimuliakan, mau jadi seperti Allah. Enak kah menjadi Allah? Enak, mengapa jadi enak? Karena disembah, dimuliakan, diagungkan, dikagumi. Tapi Allah yang sejati justru tidak menganggap dikagumi, dimuliakan, ditinggikan sebagai hal paling penting. Ini mungkin berlawanan dengan pengertian kita sebelumnya, “tidak pak, Tuhan itu mau dimuliakan, Tuhan itu bergairah demi kemuliaan-Nya”, betul, tapi kemuliaan-Nya ada disalib kalau menurut Kitab Suci. Kemuliaan-Nya ada di dalam mengekspresikan kasih lebih dari pada pameran kemuliaan untuk dikagumi. Tapi sekarang kita manusia kan beda, manusia merasa dirinya kurang karena kurang dicintai, kurang dikagumi, kurang diperhatikan. Kita selalu merasa diri kurang, itulah Adam. Adam yang pertama Adam yang merasa diri kurang, “karena aku belum jadi Allah”. Mengapa mau jadi Allah? Mau dikagumi, mau disembah, mau ditinggikan, itulah Allah. Allah harusnya dikagumi, disembah, ditinggikan. Ada wawancara dari seorang hamba Tuhan, seorang teolog di abad pertengahan kepada seorang pangeran dari Kerajaan Inggris. Hamba Tuhan ini datang dari biara untuk wawancara seorang pangeran yang mungkin akan teruskan papanya yang sudah tua. Hamba Tuhan itu bertanya “apa yang kamu inginkan di masa depanmu?”, dia katakan “aku mau jadi raja seperti papa”. “Apa yang kamu harapkan dari menjadi raja?”, dia mengatakan “saya mengharapkan ketika aku jadi raja, apapun yang aku ingin aku bisa dapat. Saya mau berburu, nanti seluruh tentara tolong saya berburu. Saya mau kalimat saya diperhatikan, nanti semua orang pastikan kalimat saya diperhatikan. Saya mau jadi penguasa dan saya mau pastikan tentaraku membuat aku pasti berkuasa”. Lalu pangeran bertanya balik kepada hamba Tuhan itu “kamu sendiri ingin kejar apa?”, hamba Tuhan itu cuma senyum dan mengatakan “saya tidak tahu saya kejar apa, saya tidak tahu mau mau lakukan apa, saya cuma tahu saya dikejar oleh Tuhan”, pangeran jadi bingung “maksudmu dikejar Tuhan itu apa?”, “maksudnya saya dikejar-kejar oleh Kristus yang mau tarik saya untuk sama seperti Dia. Jadi saya sendiri mau lari, saya tidak tahu mau lari dari apa, tapi Kristus terus kejar saya, mau tarik saya jadi seperti Dia”. Lalu pangeran ini mengatakan “bagus, Kristus itu adalah Pemimpin, Dia Raja paling tinggi, malaikat menyembah Dia, malaikat mengagumi Dia, malaikat memberikan seluruh kemuliaan bagi Dia, itulah Kristus. Bagus kalau kamu dikejar seperti Dia, saya juga mau seperti Dia”. Lalu hamba Tuhan ini mengatakan “tidak, Kristus kejar saya, tarik saya lalu tunjukan salib dan mengatakan mari ke sana. Saya tidak mau kesana”, pangeran itu mengatakan “siapa yang mau ke sana? Hanya orang bodoh yang mau ke sana”. Tapi hamba Tuhan ini mengatakan “tapi tuanku, Yesus mengatakan kepada saya hanya orang bodoh yang menghindari, hanya orang bodoh yang lari menjauhi salib”. “Mengapa bisa dikatakan bodoh?”, kata pangeran itu, “apakah ada orang pintar mau disalib? Bodoh”. Hamba Tuhan ini mengatakan “tidak tuan, salib adalah kebodohan bagi orang yang akan binasa”, ini kalimat dari Alkitab. Salib adalah kebodohan bagi yang akan binasa. Kita cuma tahu ini sebagai teori, salib bodoh, “tidak bisa, Alkitab mengatakan salib bukan bodoh. Saya percaya salib bukan bodoh”. Tapi coba bayangkan yang dikatakan hamba Tuhan ini, seumpama Yesus mengejar Saudara, lalu tarik Saudara dan mengatakan “mari ikut Aku”, “ikut ke mana Tuhan?”, “ke sana, ke salib”, Saudara akan protes dan mengatakan “saya tidak mau ke sana, itu bodoh”. Dan Yesus mengatakan “apakah kamu mau pilih jalan lain?”, jalan lain apa? Binasa, kata Paulus. Salib adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa. Mengapa bodoh? Karena yang binasa tidak tahu apa itu bijak. Saudara, bisakah bijaksana dipisahkan dari perasaan dan sifat agung yang lain? Kita ini manusia satu, kita tidak bisa pecah-pecah. Bisakah Saudara memecah diri Saudara? Tubuh Saudara di sini, tapi roh Saudara di rumah? Tidak bisa, tubuh dan roh tidak bisa pisah. Manusia harus fokuskan matanya ke satu. Saya lihat Saudara, saya akan lihat Saudara. Saya tidak bisa sambil lihat Saudara, sambil lihat ke pianis misalnyanya, karena mataku tidak bisa pisah. Kita tidak bisa pisah. Maka pertanyaannya bisakah Saudara mengejar keagungan tanpa mengerti cinta kasih? jawabannya tidak mungkin. Saudara tidak mungkin jadi orang agung tapi tidak mengasihi. Sama seperti Saudara tidak mungkin memasak hanya pakai tangan. “Saya mau jadi orang yang multitasking, bisa kerjakan semua”. Silakan multitasking, tapi Saudara tetap hanya bisa satu momen satu kerjaan. Multitasking kan beberapa momen beberapa kerjaan, tidak bisa satu momen beberapa pekerjaan. Saya khotbah, saya juga mengajar, saya juga mempersiapkan panitia untuk KKR misalnya, ini namanya multitasking. Jadi multitasking pun mustahil dilakukan di dalam momen yang sama. Di dalam satu momen Saudara cuma bisa kerjakan satu hal. Demikian juga dengan diri kita, waktu diri kita mengatakan “aku mau capai keagungan menjadi manusia”, Saudara tidak mungkin mencapainya dengan hanya memilih karakter agung beberapa. Apa itu karakter agung? Adil, “saya mau adil”, bijaksana “saya mau bijaksana”. “Saya mau karakter agung lainnya misalnya mempunyai skill berdebat yang baik, saya mau karakter agung bisa memaklumi orang, saya mau karakter agung kehadiran yang membuat orang memperhatikan, saya mau punya karakter-karakter agung”. Tapi yang paling agung dari semuanya itu kasih, maukah kamu juga mempunyai kasih? “Saya juga mau mempunya kasih”, berarti kasih yang akan menyatukan semua. Kasih yang akan men-drive seluruh sifat-sifatmu yang lain untuk mengerjakan satu titik, dan titik itu adalah salib di dalam Alkitab. Mengapa salib jadi titik paling utama? Karena di situlah lambang pengorbanan Allah dinyatakan. Ini lambang pengorbanan dari Bapa, lambang pengorbanan dari Roh Kudus, lambang pengorbanan dari Kristus. Maka setiap orang yang memahami bahwa salib pada center dari Allah Tritunggal, Saudara akan mengatakan “kalau begitu salib harus menjadi center dari persekutuan orang Kristen. Sama seperti tiga Pribadi Tritunggal senternya adalah salib, Mereka bersekutu di dalam salib, demikian persekutuan orang Kristen senternya adalah salib. Saya hidup sebagai orang Kristen intinya adalah salib. Apakah salib? Salib berarti saya rela mengutamakan hal paling penting yaitu cinta kasih. Cinta kasih yang men-drive semua yang lain. Dari semua karakter, dari semua sifat, dari semua keahlian, dari semua hal yang Saudara miliki, apakah Saudara mengizinkan semua itu dipimpin oleh kasih? Saudara mungkin orang yang bijak, orang pintar, orang yang punya bijaksana, orang yang ngotot, orang yang ketat, orang yang rajin, semua karakter ini baik. Tapi jangan pernah membuat kepemimpinan ini diberikan kepada yang lain, kecuali kepada kasih. Hanya kasih jadi lokomotif penggerak, sebab itu yang Allah lakukan. Allah itu Allah Yang Mahakuasa, tetapi Dia tidak membiarkan Mahakuasa menjadi penggerak Dia bekerja. Allah adalah Allah yang bijaksana, tapi tetap bukan bijaksanaNya menjadi penggerak Dia bekerja. Center dari Tritunggal bukan bijaksanaNya, center dari Tritunggal adalah kasih. Saudara jangan jadikan kesombonganmu yang men-drive, jangan jadikan rasa takut yang men-drive. Mengapa kerja? Takut tidak ada uang. Mengapa nikah? Takut tidak ada pasangan. Jangan juga digerakkan oleh keserakahan. Bolehkah Saudara punya ambisi untuk tambah uang? Usaha bagus-bagus, lalu uangnya bertambah, itu boleh. Tapi jangan jadikan itu drive utama, jangan jadikan takut drive, jangan jadikan sombong drive, jangan jadikan marah drive utama. Lalu apa yang dijadikan drive paling utama? Kasih, sebab inilah center dari Allah Tritunggal. Allah adalah kasih, Yesus menyatakan kasih yang rela berkorban. Adam ingin jadi seperti Allah, Yesus tidak mempedulikan kemuliaan Ilahi karena Dia memberikan hidupNya di drive oleh kasih. Adam di-drive keinginan jadi tinggi, Kristus di-drive keinginan untuk jadi berkat. Satu mau jadi tinggi, satu mau jadi berkat. 

« 5 of 6 »