Karena ada nasehat, karena ada penghiburan kasih, karena ada persekutuan roh, karena ada kasih mesra. Belajar memiliki ekspresi kasih, apakah engkau cinta Tuhan? Ekspresikan itu. Jangan mengatakan, “Cinta Tuhanku ada di dalam hati, sampai orang tidak lihat.” Itu omong kosong. Yang cuma di hati artinya tidak ada. Kasih adalah ekspresinya, bukan perasaan di dalam. Kita mengatakan, “I love you, but I can’t show to you”. Berarti engkau tidak mengasihi. Aku tidak pintar menunjukkan mengasihi? Belajar supaya jadi pintar. “Saya memang punya kasih di dalam hati tapi tidak mampu mengekspresikan,” kalau begitu belajar mengekspresikan. Kalau cinta kasih itu bukan hati yang hangat tapi tindakan yang dingin, itu omong kosong. Kita tidak dilatih oleh Alkitab menjadi dualis seperti itu. Hatinya baik tapi tindakannya kurang baik, tidak bisa. Hati baik ditunjukkan dengan tindakan baik, tindakan penuh belas kasihan. Maka kasih mesra berarti ada ekspresi kasih yang kelihatan. Orang tahu engkau mencintai Tuhan, orang tahu engkau mencintai gereja Tuhan, karena apa? Karena tindakanmu, bukan karena hatimu penuh kehangatan. Tidak ada gunanya hati yang penuh kehangatan tapi yang tidak mengekspresikannya dengan cara yang jelas. Dalam persekutuan gereja orang akan jelas kelihatan bahwa dia mencintai Tuhan. Di dalam Surat 1 Korintus pasal yang ke-14, Paulus mengatakan, “Jika kamu berkumpul di dalam kumpulan ibadahmu, biar orang-orang tidak percaya datang dan mengatakan sungguh Tuhan ada di tengah-tengah kamu.” Bagaimana tahu Tuhan ada di tengah-tengah kamu? Karena komunitas ini mencintai Tuhan dan mendengar firman. Ini sangat penting. Ada kasih mesra dan ada belas kasihan. Belas Kasihan berarti ada kerelaan untuk menjadi berkat karena didorong oleh perasaan kasihan. Mengapa orang bisa punya banyak belas kasihan? Karena dia sendiri adalah orang yang sudah menikmati belas kasihan Tuhan. Di dalam cerita tentang orang Samaria yang baik hati, kita biasanya berpikir tokoh utama adalah orang Samaria yang baik hati, tapi kalau Saudara baca cerita Tuhan Yesus, tokoh utamanya adalah orang yang tak bernama yang jadi korban. Orang tak bernama yang jadi korban ini setelah dipukul perampok, setelah ditinggalkan hampir mati, lalu ada orang Samaria mau tolong, apakah dia menjadi rasis? Lalu mengatakan, “Yang mau tolong saya adalah orang Samaria? Lebih baik saya mati,” tidak!. Dia akan mengatakan, “Siapa saja tolong saya, siapa saja anggaplah saya sesamamu.” Jadi, orang yang ada dalam keadaan kasihan tidak akan pilih-pilih lihat orang. Maka, siapa yang pernah mengalami perlu belas kasihan Tuhan, dia akan mampu memberikan belas kasihan kepada yang lain. Mari memiliki kesadaran kalau kita hanya orang malang yang perlu belas kasihan. “Saya orang kasihan, saya perlu belas kasihan.” Orang yang sadar dirinya perlu belas kasihan, tidak banyak tuntutan untuk Tuhan. Banyak orang tidak merasa dirinya perlu dibelas-kasihani, terus menuntut Tuhan, “Tuhan harusnya hidupku tidak begini, harusnya begini!” Tiba-tiba dia menjadi bos-Nya Tuhan. Kalau Allah adalah Raja di atas segala raja, lalu engkau siapa? Raja-Nya Raja di atas segala raja? Kalau engkau bukan raja-Nya Raja di atas segala raja, berhenti menjadi raja-Nya Raja di atas segala raja. Belajar rendah hati, belajar taat kepada Dia, belajar tunduk dan mengatakan, “Tuhan, segala yang saya minta adalah karena memohon belas kasihan, bukan karena merasa ada kewajiban Tuhan berlaku kepada saya.” Tuhan tidak wajib melakukan apapun. Tuhan boleh membuat hidupmu lebih sengsara dari sekarang kalau Dia mau, dan Dia berhak. Tapi Saudara mengatakan, “Tuhan, saya mohon belas kasihanMu.” Belas kasihan yang diminta bukan tuntutan. Ini namanya hidup menyadari diri perlu belas kasihan. Orang yang menerima anugerah, yang sadar dirinya perlu belas kasihan dari Tuhan, lalu dapat anugerah dari Tuhan, dia akan banyak memberikan kasih. Tuhan mengatakan, “Siapa banyak diampuni, dia akan banyak berlaku kasih.” Inilah hal-hal yang terjadi di dalam gereja. Paulus mengharap ini terjadi, dalam Kristus, di dalam gereja harusnya ada nasihat, harusnya ada penghiburan kasih, harusnya ada persekutuan roh, harusnya ada kasih mesra, harusnya ada belas kasihan.

« 5 of 7 »