Penghiburan kasih, ini bagian selanjutnya. Ada orang yang pikirkan, “Bagaimana saya bisa bawa orang ke Tuhan, lewat hidup, lewat tingkah laku yang baik, lewat kehadiran yang memberi penghiburan?” Kehadiran Saudara mencerahkan kehidupan orang atau tidak? Apakah dengan hadirnya saya, orang menyukainya dan mengatakan, “Saya senang ada kamu, saya senang bisa kenal kamu?” Ini penting. Saudara ketika akan mati atau ketika sudah meninggal, kira-kira orang akan mengatakan apa? Ini kadang-kadang kita abaikan. Di dalam bijaksana orang Yunani, meskipun mereka bukan budaya yang kenal Tuhan di dalam tradisi klasik abad ke-4 atau 5 sebelum Masehi, tetapi mereka punya bijaksana. Salah satu adalah bijaksana dalam eulogi. Eulogi ada perkataan baik untuk orang yang sudah mati dan orang yang paling banyak diberikan penghargaan adalah orang yang mati karena membela kota. Ini yang namanya matinya ada tujuan. Setiap kali ada pahlawan, ketika ada perang lalu orang berani membela kota, yang paling dipuji adalah orang yang serahkan nyawanya untuk bela kotanya. Setelah dia meninggal orang akan mengatakan puji-pujian yang biasanya akan berisi betapa mengagungkannya orang ini, sebab ia pandang kota ini lebih penting dari hidupnya sendiri. Biasanya ada kalimat-kalimat yang standar diulang-ulang, misalnya seperti ini “Seandainya di kota ini ada 100 orang seperti dia, kami akan lebih bahagia.” Kira-kira orang berani bicara itu tentang Saudara tidak? Kalau Saudara sudah mati, orang akan mengatakan, “Andai ada 100 seperti dia.” Atau lebih baik lagi, “Andai ada 1.000 yang seperti ini, alangkah bahagianya kota ini.” Atau sebaliknya orang akan mengatakan, “Satu pun sudah kebanyakan orang model begini. Puji Tuhan sekarang dia sudah tidak ada.” kasihan sekali. Saudara orang yang malang jika sekeliling tidak bisa bersaksi yang baik tentang engkau. Maka jangan terlalu banyak omong, tanya sama orang sekelilingmu, “What do you think about me? Menurutmu saya seperti apa?” Harap Saudara berani dikoreksi. Jangan cuma mau dengar puji-pujian, jangan cuma mau dengar kata-kata palsu. Tanya kepada orang dekatmu yang kamu temui tiap hari, “Who do you think I am?” tapi dengan intensi mau tahu, bukan dengan intensi menantang, “Kamu pikir saya siapa?” Tapi, Saudara mau tahu, “Menurutmu saya ini siapa? Lebih baik ada saya atau tidak?” Celakalah orang yang orang sekitarnya pun mengatakan, “Lebih baik kamu tidak ada.” Makin kenal makin benci Saudara. Ada yang salah dengan sifatmu, ada yang salah dengan jiwa yang tidak memberikan penghiburan dengan kehadiran. Berubahlah, bertobat sehingga engkau mengalami kehidupan yang lebih limpah. Bukan terus sempit, terus gelap, terus kosong, terus rendah, terus tidak ada pertumbuhan.

Mari tanya, apakah kalau saya mati akan ada eulogi, akan ada perkataan, “Andai ada 100 orang seperti dia. Andai ada 1.000 orang seperti dia di kota ini.” Dan ini bukan hanya bicara prestasi, prestasi itu satu hal, tapi mentalitas. Kerinduan jadi berkat dan keadaan yang menghibur ini sesuatu yang sangat penting. Saudara mungkin bukan orang paling berbakat, mungkin bukan orang paling bisa mempengaruhi, tapi kehadiranmu yang helpful, yang membuat engkau bisa jadi berkat, itu sangat penting. Orang Kristen adalah kehidupan yang saling memberi berkat, saling memberikan penghiburan kasih. Teguran ada, tapi kehadiranmu yang helpful, kehadiranmu yang membuat hidup orang lain jadi baik itu sangat diperlukan. Mari belajar mempunyai persekutuan Kristen yang seperti itu. Kalau gereja hanya mengandalkan kemampuan mimbar, gereja itu belum sehat. Kalau Gereja mengandalkan keakraban dan cinta kasih dari jemaat yang diberi makan dari Firman yang sejati, ini baru gereja yang sehat. Itu sebabnya Paulus mengatakan karena dalam Kristus, yaitu di dalam gerejaNya, ada nasehat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan roh.

Persekutuan roh adalah persekutuan mirip Tritunggal. Di dalam konsep Kitab Suci, Roh Kudus adalah yang menyatukan Bapa dan Anak dengan kasih. Dialah pengikat dari kasih Bapa dan Anak. Ini dikatakan Agustinus, ini juga dikatakan Jonathan Edwards, dua-duanya punya konsep yang sama tentang Roh Kudus. Roh Kudus adalah ikatan kasih, ikatan yang membebaskan, ikatan yang memberikan kerelaan bukan keterpaksaan. Jadi, persekutuan roh berarti rela saling memperhamba diri karena cinta kasih. Inilah persekutuan roh. Bapa rela meninggalkan Anak. Mengapa rela? Karena kasih-Nya. Anak rela memuliakan Bapa, mengapa rela? Karena kasih-Nya. Tidak ada paksaan, tapi karena kasih. Ikatan kasih jauh lebih ketat daripada ikatan kewajiban. Saudara kalau dalam gereja ini banyak ikatan kewajiban atau banyak ikatan tidak enakan? Ikatan roh, artinya ikatan kasih. Roh menyebabkan kasih, roh menyebabkan tanggung jawab yang lebih besar daripada kewajibannya. Maka, orang Kristen harusnya mempunyai sikap tanggung jawab dan ikatan lebih ketat daripada ikatan yang lain. Saudara punya kewajiban kantor baik, tapi kalau kewajiban kantormu engkau kerjakan serius, kewajiban gereja engkau kerjakan cuma ujung, sebisanya, seadanya, maka engkau bukan orang yang tulus. Karena kalau tidak dipaksa dengan gaji, kalau tidak dipaksa dengan keuntungan, kalau tidak dipaksa dengan hukuman, kalau tidak dipaksa dengan pecat, maka engkau tidak bertanggung jawab.

Maka, siapa orang Kristen banyak dinilai dari tanggung jawab dia di dalam melayani. Orang yang malas-malas dalam kehidupan gereja adalah orang yang belum mengerti ikatan kasih. Engkau diwajibkan oleh kasih lebih keras daripada engkau diwajibkan oleh kewajiban yang lain. Apakah ada ikatan wajib? Tidak. Mengapa wajib, mengapa paksa dirimu lakukan itu? Karena ikatan kasih. Mirip dengan ibu ke bayi, kalau bayi malam-malam teriak, lalu ibunya mengatakan, “Maaf kewajiban ibu berakhir jam 10 malam, ibu juga manusia, perlu tidur.” Anaknya mati. Mengapa ada ikatan kasih? Karena cinta mewajibkan orang itu mengikat dirinya. Ikatan yang disebabkan cinta kasih ini menunjukkan kedewasaanmu. Saudara merasa wajib melayani gereja? Wajib. Wajib berarti serius, tidak terlambat, tidak main-main. Mengapa bisa punya keseriusan seperti ini? Karena ikatan kasih oleh Roh Kudus. Ini ikatan yang tidak kejam, ini ikatan yang rela, “Seperti ibu rela berkorban demi anak, demikian saya rela berkorban untuk melayani Tuhan karena ikatan kasih.” Sudahkah kita mengerti ikatan kasih atau kita cuma mengerti ikatan kewajiban? Yang ada ikatan kasih, ikatan roh, cinta Tuhan menggerakkan saya dan cinta menjadikan saya punya kewajiban lebih besar dari pada kewajiban dipaksa, kewajiban dituntut, kewajiban potong gaji, kewajiban keuntungan berkurang. Saya harap yang Saudara bisa diikat oleh kasih, lebih dari pada diikat oleh ancaman, lebih dari pada diikat oleh kerugian.

« 4 of 7 »