Dengan kesadaran bahwa Tuhan mencintai gereja-Nya, maka saya tidak akan main-main di dalam kehidupan bergereja. Saya akan kejar dengan serius kehidupan bergereja dimunculkan dengan pengorbanan Kristus. Ada yang mati dan Dia adalah anak Allah yang menjadi manusia. Ada yang mati dan Dia adalah Raja di atas segala raja. Ada yang mati demi mendirikan komunitas. Maka tidak ada orang Kristen yang akan bertumbuh dengan sehat imannya jika dia memiliki view yang rendah tentang gereja. Maka, pahami dengan sungguh-sungguh bahwa gereja adalah komunitas yang sangat penting karena Tuhan menganggapnya berarti. Di dalam Surat Efesus dikatakan Tuhan sudah pilih orang di dalam Kristus sebelum segala zaman. Siapa orang yang dipilih di dalam Kristus? Gereja. Gereja adalah umat pilihan yang Tuhan sudah pilih sebelum dunia dijadikan. Dunia ada supaya nanti menuju kepada kaum pilihan yaitu gereja yang akan Tuhan bentuk. Seluruh sejarah Tuhan izinkan bergerak demi kemunculan gereja. Gereja diberikan tempat sangat tinggi, gereja disebut pengantin Kristus dan Kristus disebut Anak dari Allah yang Mahatinggi. Kristus adalah Raja diatas segala raja dan gereja adalah pasangan yang dicintai, yang dibeli dengan darah-Nya sendiri. Inilah yang ditekankan di dalam bagian awal, karena di dalam Kristus ada nasehat, ada penghiburan kasih.
Di dalam persekutuan gereja ini penting karena di dalamnya ada aktivitas seperti nasehat, saling menegur, ada penghiburan kasih, saling menghibur, ada persekutuan Roh, ada kesatuan yang bukan diikat oleh manusia tapi diikat oleh Roh. Ada kasih mesra dan belas kasihan. Karena itu hendaklah kamu sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Di sini Paulus memberikan argumen yang kuat sekali. Kita punya satu tujuan karena kita mengerti natur dari persekutuan kita. Seringkali orang menetapkan tujuan, tapi orang tidak mengerti natur dari dirinya atau natur dari manusia. Manusia itu siapa? Tanpa menjawab pertanyaan ini, mustahil kita menjawab tujuan manusia. Kalau kita mengatakan, “Saya mau tujuan hidup saya ada di level ini,” tapi kita bahkan tidak tahu apa itu hidup, apa itu menjadi manusia maka sulit bagi kita untuk menentukan tujuan menjadi manusia. Kalau kita tidak tahu siapa kita, maka sulit bagi kita untuk menentukan apa tujuan kita. Itu sebabnya tanpa tahu siapa saya, saya tidak mungkin tahu apa tujuan saya. Di dalam buku Institute of Christian Religion, John Calvin mau menekankan semua hikmat, semua pengetahuan, semua ilmu, semua bijaksana, semua pengertian, semua kesadaran di dalam dua hal yaitu mengenal Allah dan mengenal komunitas Kristen atau diri kami. Mengenal Allah dalam bahasa Latin cognitio Dei dan mengenal diri, cognitio nostri mengenal siapa diri kami, memakai kata plural. Saya mengenal siapa kami karena saya mengenal siapa Allah kami. Saya mengenal Allah, karena saya mengenal siapa kami. Dua ini harus saling berkait, mengenal kami dan mengenal Allah ini tidak bisa dipisah. Dan di dalam Institute bahasa Prancis, Calvin mengatakan, “Inilah semua adalah pengetahuan.” Tanpa tahu siapa Allah dan siapa kami dan bagaimana keduanya berelasi, maka saya tidak akan pernah bertumbuh menjadi orang yang berhikmat, saya akan terus ada di dalam kondisi kanak-kanak. Tidak bertumbuh secara iman dan menjadi kanak-kanak secara iman adalah masalah yang besar di dalam Kekristenan. Tuhan Yesus pernah mengatakan, “Jadilah seperti anak-anak.” Ini bukan bicara iman seperti anak-anak, Yesus sedang berbicara mental anak-anak yang rendah hati. Di dalam persekutuan, di dalam komunitas manusia, anak-anak itu paling minder kalau ketemu orang dewasa, anak-anak tidak mengerti apa itu situasi formal, anak-anak tidak mengerti ekspresi yang baik untuk mengatakan sesuatu. Anak-anak cuma dengan polos menyatakan isi hatinya, tapi dia tidak mengerti bagaimana bergaul dengan baik. Dan di dalam komunitas sosial, orang dewasa tidak pernah anggap anak-anak penting. Anak-anak penting, tetapi bukan pikirannya yang penting.
Tapi justru Tuhan Yesus mengatakan jadi seperti anak-anak di dalam mentalitas yang rendah hati, bukan di dalam iman. Jadi seperti anak-anak di dalam perasaan rendah diri, di dalam perasaan tidak layak, di dalam perasaan miskin dalam Roh. Di Matius 5 dikatakan, “Berbahagialah orang yang miskin dalam Roh.” Jadi siapa yang merasa diri tidak layak, ini yang namanya mempunyai jiwa seperti anak-anak. Tapi di bagian surat-surat Paulus, iman kanak-kanak ini dihina. Jadi, kita harus bedakan dua hal yang beda, jangan dianggap bentur. Paulus mengatakan, “Jika kamu masih seperti kanak-kanak, sulit bagi saya untuk memberikan kelimpahan. Kamu terus diberikan dasar-dasar, tapi kamu tidak bertumbuh.” Demikian juga di dalam Surat Ibrani dikatakan, “Kamu sudah waktunya jadi pengajar tapi kamu masih terus seperti kanak-kanak, maka bagaimana aku bisa mengharapkan kamu menikmati iman Kristen yang sejati jika pikiranmu terus seperti kanak-kanak?”
Apa itu iman seperti anak-anak? Iman seperti anak-anak adalah iman yang terus melihat diri. Anak-anak begitu minder sama orang dewasa di satu sisi, tapi di sisi lain anak-anak itu egois. Anak-anak tidak mengerti bagaimana mengurus dirinya, anak-anak akan menghisap perhatian orang tuanya untuk perhatikan dia terus, untuk tangani dia, untuk apa-apa ditolong. Orang yang imannya seperti anak-anak adalah orang yang imannya belum mengerti kelimpahan hidup berbagi, belum mengerti apa itu memberi diri bagi orang lain, tetapi kelimpahan jadi manusia ada di titik ini yaitu saat saya sadar saya hidup bagi orang lain juga. Ini sebenarnya adalah titik pembeda antara iman kanak-kanak dan iman yang dewasa. Siapa yang dewasa adalah dia yang tahu bagaimana hidupku dibagi untuk orang lain, membagi hidup itu indah, membagi hidup itu limpah, berbagi hidup adalah tanda kekayaan rohani. Kalau kita miskin, kita tidak tahu bagaimana berbagi. Saudara tidak mungkin berbagi dengan limpah. Tapi yang punya banyak bisa berbagi dengan limpah. Orang yang berbagi hidup tandanya hidupnya limpah. Orang yang merasa malas berbagi, merasa harus pentingkan diri dulu, dia orang yang miskin. Maka orang yang sedang menganggap hidupnya miskin, perlu didorong untuk melihat kelimpahan dulu.