Filipi 1: 12-14 “Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut”.
Kita melihat di dalam 3 ayat ini ada berita dari Paulus yang mengatakan jangan khawatir meskipun dia dipenjara, pemenjaraannya adalah pemenjaraan karena Injil. Dan justru karena dia dipenjara maka Injil diberitakan dengan lebih berani. Kalimat ini sepertinya sederhana dan kita bisa pahami artinya, tapi kalau kita mau pinjam cara berpikir dari pembaca mula-mula atau cara berpikir Paulus, maka sebenarnya ada banyak pesan yang indah dari 3 ayat ini. Tiga ayat ini tidak hanya bicara “karena Paulus dipenjara maka orang jadi giat memberitakan Injil”, seperti tidak ada kaitan. Apa kaitan antara pemenjaraan Paulus dengan kegigihan memberitakan Injil. Mengapa orang dipenjara membuat orang makin giat memberitakan Injil? Apa yang salah, apa yang berkait atau apa yang tepat? Adakah yang salah dari pengertian ini? Kalau tidak salah, mengapa sulit kita pahami kaitannya? Kalau kita pikir baik-baik, Paulus dipenjara, orang makin giat memberitakan Injil. Kenapa ya? Apa yang bisa dicari, diselidiki dan dipahami?
Kalau kita gali lebih dalam, ternyata 3 ayat ini membagikan kepada kita hal yang sangat luar biasa karena ternyata tema pemenjaraan ini tema yang berulang di dalam Alkitab. Ini yang sangat menyegarkan ketika Saudara membaca Alkitab yaitu Saudara melihat ada tema yang diulang dan biasanya tema yang diulang bisa kita kaitkan. Ada para penafsir seperti Conzelmann, kemudian Fray yang menyadari bahwa ketika Alkitab berbicara tentang sebuah tema yang diulangi di dalam tema lain atau yang sudah ada di tema sebelumnya, itu adalah sesuatu yang sangat mungkin untuk dikaitkan. Maka kalau kita lihat kaitan antara pemenjaraan Paulus lalu kita coba telusuri tema pemenjaraan di bagian sebelumnya dari Kitab Suci, kita mendapatkan satu pengertian yang ternyata sangat menakjubkan.
Apa kaitan antara pemenjaraan dengan Injil? Di dalam Kitab Yesaya 61 ada kaitan antara Injil dan pemenjaraan. Ini membuat kita kaget, ternyata Paulus memberikan pengertian kepada pembacanya bahwa dia adalah yang dimaksud oleh Nabi Yesaya. Ada satu artikel ditulis oleh seorang ahli Perjanjian Baru dari Amerika, artikel yang membahas tentang frekuensi Paulus atau para rasul lain, mengaitkan dirinya sebagai penggenapan dari apa yang diajarkan nabi. Nabi mengajarkan apa, penggenapannya tentu Kristus. Tapi Paulus melihat para rasul pun sudah dinubatkan oleh para nabi. Misalnya ketika para nabi mengatakan “ada suara berseru-seru”, ini digenapi oleh para rasul. Ketika diberitakan “seruan yang diberitakan adalah seruan yang tidak dibelenggu oleh pemenjaraan”, ini juga menurut Paulus digenapi di dalam diri para rasul. Itu sebabnya ketika kita membaca pemenjaraan, lalu kita melihat Yesaya 61, baru kita mengerti ada kaitan antara Injil dan pemenjaraan. Saya rindu membacakan kepada Saudara Yesaya 61, membuat bagian yang kita baca ini menjadi lebih jelas. Yesaya 61:1-3 “Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka ”pohon tarbantin kebenaran”, ”tanaman Tuhan” untuk memperlihatkan keagungan-Nya”, ini bagian yang Paulus lihat, digenapi dalam pelayanan para rasul. Itu sebabnya ketika kita mempelajari Perjanjian Lama, lalu menemukan tema pemenjaraan, ternyata ada satu perkembangan pengajaran doktrin dari Perjanjian Lama yang mengaitkan pemenjaraan dengan Injil atau kabar baik.
Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, saya ingin kita tahu dulu bahwa Injil mempunyai banyak perspektif yang tidak boleh diabaikan. Orang liberal mengembangkan Injil Sosial atau Social Gospel, adalah Injil tapi yang mengabaikan banyak aspek dari Injil sebelumnya karena ada kesalahan mengerti setelah melihat gereja Tuhan.