Di Filipi juga ada, ini menakjubkan. Jadi ada perempuan kerasukan roh, kalau di dalam bahasa Alkitab, tapi kalau disoroti dari pengertian Yunani ada perempuan yang punya hikmat Python. Perempuan ini tahu apa yang akan terjadi ke depan. Lalu perempuan ini, seperti biasanya orang-orang yang ahli nujum atau orang-orang yang bisa melihat zaman dulun perempuan ini akan bicara tentang masa depan seperti orang kerasukan. Seperti orang yang dapat pesan dari dewa, seolah-olah tubuhnya cuma channel untuk pesannya dewa. Sekarang Pythianya Filipi error, karena dia tidak disuruh bicara, dia bicara sendiri. Dia dekati kelompoknya Paulus, lalu mungkin matanya mulai membelalak, jadi putih semua, lalu mulai teriak “orang-orang ini adalah utusan Tuhan”, Paulus kaget. Akhirnya Paulus tidak tahan, mereka pergi kemana, tiba-tiba perempuan ini ikut, ini seperti fans yang mengejar-ngejar, mau tanda tangan atau mau selfie atau mau apa ini. Paulus pergi ke rumah ibadat, perempuan ini ikut lagi. Paulus menghindari dengan pergi ke tempat lain, tidak lama perempuan ini ikut lagi. Akhirnya seluruh kota heboh, “mengapa Pythia kita ikut-ikut orang asing ini lalu teriak-teriak”. Mereka mulai perhatikan kelompoknya Paulus, ini cara Tuhan. Tuhan mengarahkan perhatian kepada siapa, itu Tuhan yang pilih.
Jadi Tuhan membuat populer Paulus bukan karena strategi humasnya Paulus, tapi karena ada orang yang katanya punya roh dari Python teriak-teriak. Python ini punya hikmat tapi dia ribut dengan Apollo dalam cerita mitos orang Yunani. Jadi Apollo tidak suka Python, lalu mau bunuh Python.
Maka perempuan itu ikut dan teriak-teriak, “ini orang-orang memberitakan jalan Tuhan, dengarkanlah mereka”, lama-lama Paulus tidak tahan “kamu ke mana pun ikut kami, teriak. Kami mana bisa berdoa, kami mana bisa daring”, bahkan Paulus sudah di rumah, perempuan ini ada di luar, tengah malam pun masih teriak “orang ini adalah jalan”, Paulus bingung “ini apa ya? Ini kaset rusak.” Akhirnya dia sudah tidak sabar, dia sudah tidak bisa tahan, dia tengking. Python ditengking, bagi orang Filipi ini penghinaan besar sekali. Tapi Paulus tidak peduli mau ular Python, ular sawah, Paulus tidak peduli. Dia lihat perempuan itu lalu ditengking, “pergilah kamu setan”, mengapa setan? Ini kuasa hikmat dari Dewa Python. Tidak ada, tidak ada berhala yang ada hanya Tuhan. Hikmat sejati dari Tuhan, dari Injil.
Maka Saudara bisa lihat di dalam Kisah Rasul 16, ada pertentangan antara nikmat dunia dan Kristus dan Injil. Injil yang jauh lebih berkuasa. Hikmat dunia tidak menolong, Injil yang menolong. Tapi Injil seringkali dilihat oleh orang Kristen bukan sebagai Hikmat. “Apa itu Injil?”, “pokoknya kalau percaya ke surga”, apa hikmat yang diberikan oleh Injil untuk dunia? “Tidak ada, kan kita selamat bukan karena berhikmat.” Memang benar kita selamat bukan karena berhikmat, tapi karena selamat kita jadi berhikmat, itu baru benar. Maka Paulus tengking, lalu roh jahat keluar dari perempuan ini. Yang dianggap sebagai hikmat dari orang-orang kafir ternyata cuma roh jahat. Jadi jangan pikir roh jahat itu roh yang cuma membuat kacau, membuat orang iris-iris badan. Roh jahat juga bisa berikan hikmat palsu, hikmat yang sepertinya bisa meramal dan seringkali benar. Jadi kalau Saudara mengatakan “roh jahat bisa memberi tahu ke depan akan apa?”, bisa.
Mungkin Saudara bisa tahu ke depan siapa yang jadi presiden, dari roh jahat. Tapi roh jahat melihat ke depan secara terbatas. Dan yang membuat kejadian ke depan bukan roh jahat, tapi Tuhan. Dia cuma sedikit dapat mengintip rencana Tuhan, itu saja. Lalu dia bocorkan ke manusia. Ketika roh Python ini keluar dari perempuan itu, perempuan itu jadi normal lagi. Normal menurut Paulus tapi tidak menurut orang Filipi, “Pythia, bolehkah kami minta nasihat?”, perempuan itu kaget “maaf, sudah tidak ada lagi rohnya. Aku bukan lagi Pythia”, “kamu siapa?”, “aku orang biasa, aku perempuan biasa”, “kalau kamu jadi perempuan biasa, nanti kota kita tidak populer lagi, tidak bisa saingan dengan Delphi”, “apa boleh buat karena roh phyton-nya sudah hilang”. “Mengapa roh phyton-nya hilang?”, “dia yang tengking”, Paulus ditunjuk. “Orang itu yang menengking”, langsung orang-orang yang biasa dapat keuntungan dari Pythia marah sekali. Mereka seret Paulus dari tempatnya, lalu seret dia ke Agora, di Filipi.