Paulus mengatakan Injil diberitakan kepadamu dari para hamba yaitu Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus. “Kami beritakan Injil karena kami hamba.” Di dalam Kitab Yesaya, tema hamba, “hamba-Ku yang setia, hamba-Ku akan berhasil”, ini adalah julukan untuk raja yang terpilih. Sang Raja adalah Kristus yang diangkat. Tapi Yesaya adalah yang pertama mempopulerkan istilah servant King, yang Mesias ini adalah Raja, “tapi Raja ini juga adalah hamba-Ku.” Apa yang dilakukan hamba? Yang dilakukan hamba adalah memberi diri untuk melayani tuan yang sudah panggil dia.
Budaya memperhamba diri demi tuan ini menjadi satu budaya yang mempengaruhi budaya Kristen. Di Eropa atau di Amerika di dalam cara bicara yang sangat baik di abad-abad lampau, selalu orang akan menyatakan diri sebagai hamba. Yesaya yang menekankan yang jadi penting bukan posisi tinggimu, tapi yang jadi penting adalah kerelaanmu jadi hamba. Siapa orang yang rela jadi hamba, dia orang yang agung. Di sini paradoks iman Kristen, siapa orang agung? Yaitu dia rela jadi hamba. Kamu memperhamba diri demi orang lain, engkau orang yang agung. Kamu cari keagungan, justru engkau orang yang kerdil. Di sini ada paradoks tentang wibawa dan juga penghargaan kepada diri. Apa yang membuat engkau bernilai, apa yang membuat engkau mempunyai karakter yang agung? Yang membuat kita punya karakter agung adalah kita terima identitas dari Tuhan, identitas sebagai anak.
Di dalam Perjanjian Lama, posisi anak ini sangat penting. Siapa disebut anak? Orang yang disebut anak adalah orang yang punya posisi sangat penting karena dia adalah wakil dari Sang Bapa. Dalam budaya Yahudi orang membedakan antara budak dan anak. Anak ada dua jenis, satu adalah yang disebut dengan istilah yelet, satu lagi disebut dengan istilah ben. Yelet dan ben. Apa beda ben dan kalau laki-laki bukan ben, tapi bat. Apa beda ben atau bat dengan yelet? Yelet adalah anak yang masih kecil, papanya tidak mungkin percayakan apapun, dia masih kecil. Tapi begitu masuk usia remaja, dia sudah disebut ben. Mengapa disebut ben? Di dalam tradisi Yahudi dia sudah dianggap pewaris atau yang berbagian di dalam pekerjaan bapanya. Maka bapanya mulai share, “ini yang bapa kerjakan. Ayo mulai pikirkan untuk berbagian.” Zaman dulu papa kerja apa, umumnya anak akan ikut.
Maka Tuhan pakai cara berpikir itu untuk membuat status, kamu disebut anak, kamu disebut ben. Kamu adalah anak dari Allah. Mengapa disebut anak? Karena kamu berbagian di dalam pekerjaan Allah. Maka jadi anak juga berbagian di dalam pekerjaan Allah. Apa yang Allah kerjakan? Allah mau seluruh bumi menjadi bagus. Allah mau seluruh ciptaanNya menjadi sempurna. Maka di dalam kesempurnaan yang Tuhan rancang, Tuhan siapkan manusia menjadi hamba, hamba Tuhan dan hamba sesama. Katanya tadi anak, ahli waris yang mengerjakan pekerjaan Tuhan? Iya, sekaligus anak sekaligus hamba. Kamu adalah anak, kamu juga adalah hamba. Mengapa sudah jadi anak, posisi tinggi, tapi disebut hamba? Karena keduanya sama bagi Tuhan. Tuhan tidak melihat melayani itu hal yang rendah.
Yesus Kristus waktu datang mengatakan “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya bagi tebusan banyak orang.” Anak Manusia yaitu Yesus, Dia datang untuk melayani. “Hebat ya, Dia merendahkan diri”, di satu sisi iya Dia merendahkan diri, di sisi lain inilah kemuliaan.
Jadi kalau saya merasa diri tinggi, saya akan rela menjadi hamba. Mengapa rela jadi hamba? Karena saya punya kemuliaan dari posisi yang tinggi, saya tidak merasa perlu pamer apa-apa lagi. Saya sudah tinggi karena Tuhan karuniakan posisi itu, maka saya mau jadi hamba. Orang dengan kedudukan tinggi rela merendah, orang yang masih mau cari kedudukan tinggi, terus bergumul dengan status dia, dia tidak mau jadi hamba.
Ini paradoks, paradoks di dalam Kitab Suci yang sangat penting. Raja adalah hamba, ini dilihat dari Yesaya “lihat hambaku itu, hambaku akan berhasil, aku akan berikan kepada bangsa-bangsa lain untuk dia pimpin sebagai jarahan milik dia. Mengapa hamba menjadi raja? Dia raja atau hamba? Dia adalah raja maka dia jadi hamba. Dia adalah raja maka dia melayani yang lain.