Maka ketika orang mengatakan “saya menjalankan kehendak Tuhanku di dalam agamaku”, kadang-kadang kehendak Tuhan di dalam agamanya justru menyelewengkan dia dari kemanusiaan yang baik menjadi orang yang jahat sekali. Mengapa Paulus berani bunuh orang, mengapa Paulus mau culik orang-orang yang mau jadi Kristen? Dia bunuh anggota keluarga orang yang jadi Kristen supaya orang Yahudi lain takut jadi Kristen. Dia punya niat besar untuk menyiksa banyak orang. Dan ketika dia tahu di Damsyik jumlah orang-orang Yahudi yang jadi Kristen meningkat pesat, dia tahu tempat Kristenisasi seperti ini mesti dihancurkan. Dia minta surat izin dari pemimpin-pemimpin agama. Surat izin bahwa dia berhak bertindak atas nama mahkamah agama Yahudi. Mengapa dia perlu surat izin ini? Karena di dalam Kekaisaran Roma tidak ada orang boleh melaksanakan hukum, menangkap orang, mengeksekusi orang kecuali dia diperintahkan oleh Kekaisaran Roma. Tapi ada satu lembaga yang terus melawan, membuat pemberontakan, sehingga Kekaisaran Roma mengatakan “tidak ada orang boleh mengeksekusi orang, kecuali orang Yahudi kepada orang Yahudi”, jadi orang Yahudi ke orang Yahudi silakan lakukan. Orang Yahudi ke orang Yahudi silakan tangkap lalu penjarakan, tapi tidak boleh bunuh. Jadi orang Yahudi boleh hukum orang Yahudi lain karena pelanggaran agama, tetapi tidak boleh bunuh. Namun banyak kejahatan dilakukan oleh orang Yahudi, mereka tidak boleh bunuh berdasarkan hukum, mereka sengaja membuat kekacauan sehingga orang yang dieksekusi mati karena melanggar agama, dieksekusi seolah-olah ada kekacauan, ada riot, ada kerusuhan.
Stefanus adalah salah satunya, dia diseret, lalu dilempar batu sampai mati. Ketika orang mengatakan “tidak boleh hukum mati orang”, orang Yahudi mengatakan “siapa yang menghukum mati? Ini adalah tindakan massa, bukan kami yang atur”, sehingga mereka bersih dari dosa yang dilakukan oleh tangan mereka sendiri. Stefanus mati, Paulus hadir. Paulus siap jadi saksi yang mengatakan kematian Stefanus adalah akibat kerusuhan bukan akibat keputusan Mahkamah Agama dari Yahudi. Jadi Paulus sudah dikacaukan pikirannya karena dia kenal tuhan yang benci bangsa-bangsa lain, tuhan yang tidak suka suku lain, tuhan yang mengutamakan satu kelompok dan benci kelompok yang lain. Benarkah Tuhan seperti itu? Paulus pikir begitu. Dia bisa tahu ini dari mana? Dari Kitab Suci, bukankah Tuhan marah kepada bangsa-bangsa lain dan membela Israel. Israel penting dan bangsa lain tidak. Israel kudus bangsa lain cemar, Israel milik Tuhan bangsa lain semua dimusnahkan, bukankah itu benar? Tapi ketika Paulus jadi Kristen lalu dia selidiki Kitab Suci, baru dia sadar itu tafsiran salah sama sekali. Baru dia sadar dalam membaca Kitab Suci bahwa Allah adalah Allah yang mencintai bangsa-bangsa, tetapi yang menunggu bangsa-bangsa bertobat maka Dia tidak langsung menghakimi. Lalu apakah Israel lebih spesial? Paulus baru sadar setelah dia jadi Kristen bahwa Israel spesial karena Israel harus jadi saksi untuk bangsa-bangsa lain. Kamu dipanggil untuk jadi berkat kepada bangsa-bangsa lain. Kalau begitu Israel bukan satu-satunya bangsa yang Tuhan mau selamatkan? Tuhan mau selamatkan banyak bangsa, lalu Tuhan pakai satu orang, satu bangsa. Satu bangsa ini penting karena Tuhan mau jangkau bangsa-bangsa lain.
Demikian Israel jadi penting karena Tuhan mau menangkan bangsa-bangsa lain. Bagaimana caranya bangsa lain dimenangkan? Kalau Israel dipimpin oleh pemimpin sejati yang diangkat oleh Tuhan. Siapa pemimpinnya? Saul? Bukan. Daud? Bukan. Salomo? Bukan. Lalu siapa? Tunggu Anak Daud muncul. Setelah Anak Daud muncul, Israel akan jadi berkat setiap bangsa, ini yang Paulus ketahui. Maka Paulus di dalam Surat Korintus, juga beberapa bagian Surat Roma, sangat sadar akan panggilan dia. Dia mengatakan dia lebih penting dari nabi-nabi, ini seperti sombong ya, mengatakan diri lebih penting dari nabi-nabi. Bukan sombong, dia lebih penting dari para nabi karena dia mengabarkan Kristus yang sudah datang. Zamannya sudah datang, masanya sudah datang untuk bangsa lain dijangkau.
Maka orang Israel itu yaitu Yesus menjadi Penebus dan orang Israel lain yaitu para rasul pergi menyebarkan Injil bagi bangsa-bangsa lain. Saudara bisa lihat signifikansinya Israel ada pada beberapa orang saja atau beberapa kelompok orang yaitu Kristus dan para saksi, karena Israel yang lain keras hati tidak mau terima. Maka Israel penting, karena suatu saat berkat akan keluar dari Israel bagi bangsa-bangsa lain. Lalu bangsa-bangsa lain ditarik kembali untuk menjadi milik Tuhan. Inilah yang Paulus lihat setelah dia bertobat, baru dia sadar “selama ini saya dibohongi, selama ini saya punya pikiran yang jahat, selama ini saya yang naturnya sudah jahat sangat senang teologi yang jahat.
Paulus yang tadinya seorang pembinasa kejam, sangat jahat, mengatakan “bangsa lain mati, Israel sejati boleh selamat”, akhirnya berubah. Dan bukan cuma berubah, dia berubah menjadi orang yang menjangkau bangsa lain, termasuk ke Makedonia. Jumlah orang Yahudi di Filipi kecil, tetapi dia tetap pergi ke sana karena Tuhan yang suruh. “Kelompok Yahudi tidak besar, tapi aku memberi diriku menjadi pekabar Injil di sana”, maka Injil masuk ke Filipi dibawa oleh orang yang tadinya ganas kepada bangsa lain sekarang menjadi rasul bagi bangsa lain. Ini pembalikan luar biasa, dari orang Yahudi keras, benci bangsa lain, menjadi orang Yahudi yang rela matikan diri demi bangsa lain, “yang penting kamu dapat berkat, saya rela mengabarkan Injil di tempat kamu.”