Lalu bagaimana saya masukkan hidup Kristus di situ? Yang saya masukkan tentu bukan saya akan hidup mirip Kristus, menjadi pengelana yang berkhotbah kemana-mana, menjadi pengkhotbah keliling. Yesus adalah Pengkhotbah keliling, Yesus itu Pengajar. Saudara yang tidak dipanggil menjadi pengajar, tidak bisa keliling untuk mengajar. Kalau tidak ada yang mau dengar saya karena saya tidak dipanggil jadi pengajar, bagaimana? Maka yang dimaksudkan dengan mengambil kehidupan Kristen untuk saya miliki adalah kehidupan yang dipolakan oleh salib. Ini yang ditekankan oleh Paulus, kamu bisa ambil apapun dari Kristus, tapi kalau kamu ambil salah, kamu sulit melihat pola salib di situ. Pola salib akan terlihat dari awal Yesus hidup sampai Dia mati di kayu salib. Pola salib bukan cuma salib yang Dia alami ketika Dia akan mati. Pola salib sudah ada dari awal. Pola salib sudah ada ketika Dia hidup di tengah-tengah keluargaNya. Pak Tong membahas tentang tujuh perkataan salib, itu sangat mengharukan bagi saya. Dan Pak Tong mengatakan pola salib atau penderitaan salib sudah membayangi bukan cuma Yesus tapi Maria dan Yusuf dari awal. Ketika Maria dan Yusuf harus menjadi orang tua bagi Mesias, mereka mengalami kesulitan besar bukan main. Yang pertama mereka harus jalan ke Betlehem dalam keadaan Maria hamil, yang kedua mereka mesti lari ke Mesir, yang ketiga mereka seperti tidak punya anak. Yesus yang adalah anak mereka mengatakan “apa yang kau inginkan dari Aku hai perempuan?”, anak umur 12 mengatakan ke mamanya “hai perempuan”, ini menyakitkan. Maria mengatakan “Nak, kamu kan anakku panggil mama ke saya”, tapi yang mendeklarasikan “Aku bukan milikmu, Aku milik Tuhan, dari kecil Aku milik Tuhan”, ini penderitaan ibu yang dialami Maria. Dan ini penderitaan ibu yang harusnya orang tua Kristen miliki. Orang tua Kristen, sampai berapa lama engkau mau simpan anakmu di rumahmu? Orang tua Kristen, mengapa engkau tidak lepas anakmu? “Saya sayang”, betul sayang, tapi mengapa tidak mau pikul salib jadi orang tua, cuma mau anak dinikmati terus, sampai anak umur 80 jadi anak? tidak bisa. Maka saya ingatkan, anak sudah lulus kuliah mesti pergi dari rumah. Mesti punya keberanian mandiri, orang tua mesti berani lepas. “Saya sayang”, bodoh, kalau sayangmu sayang yang tidak Kristen. Itu sebabnya siapa mau teladani Kristus, teladani pola salibnya, bukan teladani tindakan Yesus. Karena tindakan Yesus dan tindakan kita akan ada yang harus interseksi, ada yang tidak. Saudara tidak mungkin pegang-pegang mata orang buta, lalu meludah ke tanah, lalu orang butanya sembuh. Yang ada Saudara pegang mata orang buta, Saudara meludah, lalu Saudara diusir. Makanya jangan meniru yang salah, tapi tiru yang memang Tuhan maksudkan untuk dimasukkan ke dalam hidup kita. Dan Paulus menekankan bahwa itu adalah salib. Pak Stephen Tong mengatakan pola salib mesti kita baca dari Kristus. Pola salib apalagi? Pola salib ditolak. Penolakan adalah hal yang Kristus alami berkali-kali dan khusus penolakan Dia tidak bicara apapun. Dia berikan peringatan “jika engkau menolak Aku, celakalah kamu”, selesai. Tapi Dia pergi, Dia membiarkan diriNya ditolak. Ketika orang-orang Nazaret mau melempar Dia dari tebing, Dia berjalan dari tengah-tengah mereka dan pergi. Dan dia tidak kembali lagi ke Nazaret. Sakit hatiNya seperti apa? Orang yang Dia kenal dari kecil, orang yang Dia sayang, kelompok yang dianggap sebagai teman sekampungnya mau membunuh Dia, itu menyakitkannya seperti apa, coba pikirkan. Lalu dikhianati oleh murid sendiri, dibenci oleh yang dicintai, dikhianati demi uang oleh orang yang Dia cintai, sakitnya seperti apa. Difitnah, disakiti, diperlakukan tidak adil, ini pola salib. Maka pola salib bukan sesuatu yang kita cari, pola salib adalah sesuatu yang Tuhan percayakan kepada kita. Apa salib yang Tuhan percayakan? Coba pikir. Apa penderitaan yang Saudara mesti tempuh sebagai orang Kristen? Coba pikir. Itulah pola salib yang Saudara harus berikan, harus alami di dalam tubuh. Supaya ketika Saudara menjalankan tugas Saudara, Saudara menjalankannya sebagai orang Kristen. Mengapa sebagai orang Kristen? Karena kehidupan Kristus saya bawa di dalam tubuh saya. Tubuhmu melakukan apa? Tubuh saya menjalankan panggilan saya. Panggilanmu apa? Gurukah, businessman-kah atau profesorkah atau dokterkah atau apapun, Saudara menjalankan aktivitas yang akan membentuk tubuh Saudara ada di situ. Dan Saudara ambil pola salibnya, rela menderita, rela dirugikan, rela mengalami kesulitan kalau terpaksa demi kebenaran. Dan ini yang Paulus katakan “saya jalankan tugas saya sebagai pengkotbah, dan saya ditangkap masuk penjara. Lalu kamu jalankan tugasmu sebagai pemberita Injil”, “kalau kami beritakan Injil, nanti kamu mati”, “tidak apa-apa, saya sudah siap, saya yakin saya akan lepas. Tapi kalau keyakinan saya salah, tidak apa-apa. Karena saya senantiasa membawa Kristus di dalam tubuh saya. Saya ingin tubuhku menjadi cerminan Kristus”. Bagaimana jadi cerminan Kristus? “Yaitu kalau saya dilepas, saya akan terus bawa pola salib ini”, itu yang Paulus janjikan. Dia katakan “dalam segala hal saya tidak beroleh malu, melainkan seperti sediakala demikian pun sekarang Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matiku”. Dalam hidup, kalau dilepas dari penjara, dia akan bawa kembali penderitaan Kristus, “saya akan kembali khotbah kemana-mana, meskipun ini berarti ditentang, meskipun ini berarti orang benci kepada saya, padahal saya cinta dia”, ini salib. Salib berarti Saudara cinta tapi orang benci. Kalau Saudara benci orang lain benci balik, itu bukan salib, itu namanya timbal balik yang seimbang. Saudara benci orang, Saudara rugikan orang, orang itu benci balik Saudara, itu bukan salib. Ada pengkhotbah namanya Jim Baker, dia ketahuan menyelewengkan uang gereja. Dia mewah sekali hidupnya, akhirnya dipenjara. Di dalam penjara dia dikunjungi oleh pendeta yang tanya “mau didoakan apa? Karena biar bagaimanapun engkau pendeta besar”. Jim Baker mengatakan “doakan sebab saya mirip Paulus, dianiaya oleh karena Injil”, pendeta yang mengunjungi marah, pendeta ini dari asosiasinya Billy Graham, pendeta itu marah dan mengatakan “engkau bukan Paulus”, “tapi saya dipenjara”, “iya, engkau dipenjara sebagai kriminal, engkau lebih mirip Barabas. Engkau bukan Paulus, engkau Barabas yang memang sewajarnya dipenjara. Harusnya kamu jangan mengatakan kalau kamu mirip Paulus, harusnya kamu mengatakan kamu mirip penjahat yang di sebelah Yesus, itu lebih benar”. Katakan kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, saya layak dimasukkan ke dalam penjara, saya layak dihukum dan saya siap menerimanya”, itu lebih baik. Akhirnya Jim Baker bertobat, tapi saya tidak tahu setelah dilepas, dia jadi teolog sukses lagi atau tidak, saya sudah tidak ikuti. Tapi intinya adalah banyak orang berpikir kalau menderita itu dia mirip Kristus, tidak. Saudara mencintai sebagai akibatnya orang membenci Saudara, itu salib. Saudara mencintai dengan pantas, dengan ekspresi benar bukan dengan ekspresi salah. Dan Saudara dibenci, ini namanya salib. Dan Paulus mengatakan “saya akan bahwa itu dalam hidup saya, itu maksudnya Kristus dimuliakan di dalam tubuhku, saya akan bentuk pola hidup di dalam tubuh saya, seperti waktu Kristus hidup di dalam dunia ini. Saya ingin bawa itu kalau saya hidup”. Kalau mati bagaimana? Sudah tidak bisa lagi? Tidak bisa presentasikan tubuhmu karena mati. Dan Paulus mengatakan “mati itu keuntungan”. Maksudnya keuntungan itu apa, karena kamu masuk surga? Banyak orang berpikir mati itu keuntungan karena masuk surga, bukan. Karena mati karena Injil adalah ekspresi salib paling dekat dengan Yesus. Ini prinsip teologi martir di awal-awal abad Kekristenan. Dari abad pertama sampai abad ke-4 banyak sekali teologi martir, salah satu yang ditekankan oleh Ireneus misalnya, dia catat tentang kematian Polikarpus. Lalu ada Justin Martyr yang juga mencatat keagungan menjadi seorang martir. Bukan berarti kita mau bodoh lalu mati. Orang-orang yang jadi martir pun cari cara untuk lepas dari kematian kalau mungkin. Paulus di Filipi 1 berdoa supaya dia dilepas. Coba saudara baca di ayat yang ke-19 “aku tahu bahwa kesudahan semuanya ini adalah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus”. Jemaat mendoakan supaya Paulus dilepas. Paulus juga berdoa minta dilepas. Paulus tidak menasehati jemaat dengan mengatakan “hei jemaat, berdoalah supaya saya mati, supaya mencerminkan Kristus”, bukan. Kalau bisa lari, larilah, kalau bisa selamat, selamatlah, jangan mati konyol, jangan mati dengan cara tidak perlu. Tapi kalau tidak bisa, Paulus mengatakan “kalau Tuhan sudah desak saya, sehingga tidak ada kemungkinan lain bagi saya selain mati, maka ini keuntungan”. Mengapa keuntungan? Karena Kristus dimuliakan dengan cara paling tinggi di sini. Maka teologi martir ini bukan desakan untuk Saudara merasa bersalah, banyak orang pakai ini untuk kita merasa bersalah, “kamu belum menderita ya? kamu kurang Kristen, ayo cari penderitaan”, bukan! Teologi martir adalah teologi penghiburan bagi mereka yang sudah tidak ada jalan selain menderita. Sudah tidak mungkin selain ditangkap, sudah tidak mungkin selain dihukum mati. Orang-orang Kristen yang ditangkap oleh pemerintahan anti Kristen, orang-orang yang dipenjara dan mungkin akan dieksekusi, mereka berharap teologi ini, yaitu bahwa kematianku adalah pernyataan paling sempurna dari salib Kristus, karena tubuh Kristus yang dipaku di kayu salib itu adalah tubuh yang sedang memancarkan kemuliaan paling tinggi, lebih dari siapapun. Dan kalau aku mengadopsi itu karena Tuhan mau, maka bagiku itu keuntungan. Ini yang harus jadi penghiburan kita.

Jadi Saudara sekali lagi, bukan kita minta mati, tapi kalau tidak ada jalan bagi kita selain menderita dan mati, ini kalimat jadi penghiburan. Bahwa kematianku yang sudah tidak ada kemungkinan untuk diubah adalah keuntungan. Inilah yang Paulus maksudkan dan harap kita memahaminya dengan tepat karena keindahan memahaminya sangat penting untuk membuat kita menyukai berita Injil.

Maka inilah yang bisa kita pahami dalam khotbah hari ini, Paulus mengatakan dalam segala hal Kristus dimuliakan dalam tubuhku. Kalau aku dilepas, aku akan senantiasa membawa kerelaan berkorban yang aku teladani dari hidup Kristus di dalam tubuhNya di dunia ini. Dan ketika aku nanti harus mati, entah sekarang atau nanti masih lama, aku akan menganggapnya sebagai keuntungan”. Biar Tuhan memberkati kita dengan pengertian yang melimpah sehingga kita makin suka hidup bagi Injil Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 6 of 6