Fokus utamanya apa? Mari kita baca, dikatakan di dalam ayat 18, “tapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga Kristus diberitakan baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita dan aku tetap akan bersukacita”. Mengapa Paulus bersukacita? Karena Kristus diberitakan, itu satu hal. Tapi ada yang kedua, ini yang kita perhatikan jadi inti dari bagian ini. “Karena aku tahu bahwa kesudahan semuanya ini adalah keselamatanku oleh doamu pertolongan Roh Yesus Kristus”. Paulus mengatakan “jangan khawatir, saya akan selamat”. Tapi Paulus katakan di dalam ayat 20, “sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala demikianpun sekarang Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matiku”, ini pesan penting yang menjadi prinsip teologi yang penting untuk kita semua. Apa yang Paulus maksudkan? Yang Paulus maksudkan di sini adalah dia sangat senang Kristus diberitakan lewat mulut orang-orang lain. Tapi dia punya kerinduan yang kedua, yaitu Kristus diberitakan lewat hidup atau lewat mati dia. Ini prinsip penting dan kita tahu ini penting. Tetapi Saya khawatir kita tidak tangkap inti dari yang Paulus mau beritakan. Kita cuma tahu pokoknya hidup kita harus memuliakan Kristus dan kematian kita memuliakan Kristus. Tapi apa artinya, mengapa ini penting? Saya ingin memberikan landasan pikiran mengapa konsep memuliakan Kristus dalam hidup maupun mati itu penting, dan yang membuat penting adalah 1 kata kunci yaitu tubuh. Paulus di sini mengatakan “Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matiku”. Jadi Kristus dimuliakan di dalam tubuh. Apakah Saudara pernah pikirkan ini? Kalau kita baca Kitab Suci, kita mesti peka melihat bagian yang beda dengan cara kita bicara, dan jangan sembarangan tafsirkan berdasarkan cara kita sekarang. Misalnya Saudara membaca bagian ini “Kristus dinyatakan didalam tubuh”, apa artinya Kristus dinyatakan didalam tubuh? Kita langsung sulap pengertian ini dengan pengertian umum kita, “maksudnya jangan takut bersaksi, beritakanlah Injil”. Apa itu maksudnya di dalam tubuh? Iya, karena kita menginjili pakai tubuh. Bukan cuma itu, karena pengertian tubuh juga pengertian penting. Sama dengan pengertian di penjara, mempunyai makna yang sangat dalam dan jelas bagi orang dulu. Demikian juga makna tubuh mempunyai pengertian yang sangat penting. Sebab pengertian dari pikiran orang Yahudi, tubuh adalah satu aspek yang membuat Tuhan dinyatakan di dalam dunia. Ini pengertian yang sangat penting, tubuh adalah cara Tuhan menyatakan diri dengan kehadiranNya di dalam dunia ini. Jangan lupa Yesus Kristus adalah Pribadi kedua dari Tritunggal, tidak bertubuh sebelum Dia berinkarnasi. Dan setelah Dia berinkarnasi, memiliki tubuh, Dia menjadi pernyataan puncak dari Allah, ini dikatakan di Ibrani 1. Dulu Allah menyatakan diri dalam berbagai cara. Di dalam zaman akhir Dia menyatakan diri di dalam AnakNya yang lebih tinggi dari semua yang pernah dinyatakan oleh Tuhan. Jadi Tuhan menyatakan diri lewat nabi, Tuhan menyatakan diri lewat para pemberita Firman di Perjanjian Lama, Tuhan menyatakan diri lewat berbagai cara, semua adalah pernyataan penting. Tetapi di zaman akhir Dia menyatakan lewat Kristus, pernyataan yang memuncakkan seluruh pernyataan sebelumnya. Memuncakkan tidak berarti yang sebelumnya tidak penting, tetapi yang sebelumnya hanya punya makna kalau berujung pada kehadiran Kristus. Dan kehadiran ini adalah kehadiran di dalam kemanusiaanNya, tubuh. Penting sekali untuk kita memahami bahwa tubuh adalah cara Tuhan mengekspresikan kemuliaanNya di dunia ini. Di dalam sejarah gereja, orang pertama yang tafsirkan ini adalah John Calvin. Dia membuka pikiran baru dalam menafsirkan tentang siapa manusia. Di dalam buku Institute of Christian Religion, Calvin menekankan bahwa gambar Allah itu bukan cuma bersifat tubuh, tapi lebih bersifat pikiran dan kerohanian, ini di Institute of Christian Religion. Tapi herannya waktu dia tafsirkan kitab Yesaya, terutama pasal 60-an, banyak sekali gambaran tentang tubuh manusia, diulang-ulang oleh dia. Lalu di dalam Mazmur, Calvin juga menekankan sekali tentang pentingnya kehadiran yang terlihat. Ini yang membuat orang yang membaca commentary Calvin menjadi heran, ternyata banyak teologi Calvin tidak keluar di Institute of Christian Religion tapi dimunculkan di dalam commentary. Makanya banyak penyelidikan Calvin di tahun-tahun terakhir ini lebih fokus ke commentary daripada Institute of Christian Religion. Bahkan ada tren baru yaitu fokus ke khotbah. Karena dikatakan Calvin punya pikiran yang cepat sekali dia kemukakan, dia susun dan dia rangkum lewat khotbahnya. Jadi teologi Calvin waktu baca lewat khotbah dia, ada keunikan yang tidak sama dengan waktu kita membacanya di dalam commentary. Jadi waktu lihat di dalam commentary dan lihat di dalam khotbah, ada hal unik yang tidak diulang. Itu sebabnya ketika orang pelajar commentary dari John Calvin, mereka menyadari bahwa Calvin banyak bicara tentang keadaan bertubuh. Maka waktu Calvin tulis tentang tafsirannya dari Yesaya dan juga Mazmur, dia banyak berbicara tentang kemuliaan Tuhan yang dinyatakan oleh tubuh manusia. Dan seorang penafsir Calvin namanya Zachman, dia mengatakan teologi yang Calvin bahas tentang tubuh itu penting. Dan dia coba tafsirkan Calvin dengan mengatakan “Saudara, tahu tidak berapa banyak waktu Saudara habiskan untuk presentasikan dirimu secara fisik? Saudara mau datang ke gereja apakah sudah bangun tidur, cuci muka, gosok gigi, langsung kesini dengan rambut acak-acakan, dengan baju tidur? Tidak seperti itu kan. Lalu apa yang Saudara lakukan? Saudara akan mandi pakai baju yang bagus, Saudara dandan, Saudara sisir rambut, mengapa bisa begitu? Karena Saudara tidak bisa presentasikan diri Saudara tanpa melakukan sesuatu terlebih dahulu. Saudara pilih untuk present yourself, menyatakan dirimu dengan cara yang Saudara pilih. Saudara tidak mungkin tidak punya pesan dengan tampilan Saudara. Saudara ingin menyatakan keseriusan misalnya waktu memakai baju formal, Saudara ingin menyatakan bahwa Saudara tidak main-main di dalam sebuah acara ketika Saudara presentasikan diri Saudara sebagaimana Saudara ingin. Dan ini bukan cuma mengenai Saudara berpakaian, ini juga mengenai Saudara mengelola tubuh Saudara, menyisir rambut. Ini bukan cuma konvensi umum, “ini sudah konsensus, rambut harus disisir”, bukan. Ada sesuatu tentang tubuh kita yang membuat kita ingin menanganinya dengan baik untuk dilihat orang. Tubuh bukan cuma sarana cari pasangan. Kita bukan binatang yang baru tampilkan tubuh waktu musim kawin. Musim kawin baru nari, misalnya burung merak baru tampilkan bulunya yang indah, ini adalah waktu dia mau cari pasangan. Manusia tidak begitu, manusia lebih unik. Manusia bukan binatang, manusia tidak sama dengan binatang yang cuma presentasikan diri untuk memikat lawan jenis. Ketika orang presentasikan diri, ada sesuatu yang lebih, dia bukan cuma mau cari pasangan. “Mengapa kamu sisir rambut?”, “karena belum punya pasangan”, apa begitu? Jadi yang sudah menikah, lalu datang ke sini berantakan semua? Ada juga yang belum menikah tapi tetap berantakan juga. Maka waktu Saudara datang, Saudara presentasikan diri bukan untuk cari pasangan, itu mungkin salah satu tetapi bukan itu utamanya. Saudara tampil dengan baik karena ada tujuan. Tujuannya apa? Bukan cuma cari pasangan, tapi karena Saudara mempunyai sense di dalam diri bahwa tubuh Saudara itu penting untuk dilihat, ini menarik. Tubuhmu penting untuk dilihat, bukan mengenai menarik atau tidak, orang wajah cantik atau orang wajah buruk tetap akan tangani diri. Dia tidak mau kelihatan berantakan, dia tidak mau kelihatan kotor. Berapa sering kalau ada kotoran di wajah kita, orang lain akan mengatakan, “maaf, ada kotoran di wajahmu”. Apakah Saudara akan jawab dia dengan mengatakan “yang penting rohani, iman itu di dalam bukan di luar”, tidak, Saudara otomatis akan ambil lap lalu bersihkan, otomatis. Ada orang mengatakan “maaf, di gigimu ada ada cabai”, Saudara langsung ke toilet untuk bersihkan. Mengapa? Malu kalau kelihatan ada cabai. Memangnya salah kalau di gigi ada cabai? Memang tugas gigi untuk berurusan dengan cabai, jadi apakah itu salah? Tentu salah, karena kalau saya presentasikan diri seperti saya sedang makan, ada sesuatu yang salah. Saya merasa saya mesti rapih, saya merasa saya mesti pantas dilihat. Mengapa begitu? Ini insting di dalam diri manusia, Calvin yang pertama kali menyelidiki. Saya kurang tahu apakah para bapa gereja atau teolog abad pertengahan ada yang sudah pikirkan, mungkin sudah, tapi keterbatasan saya berpikir bahwa Calvin yang pertama populerkan ini. Mengapa ini penting untuk kita pahami, mengapa ada sifat di dalam diri kita yang menganggap diri kita harus dipresentasikan lewat tubuh secara pantas? Itu juga sebabnya ketika orang merasa dirinya sudah mulai lebih gemuk, dia mulai tangani, jangan sampai kelihatan terlalu gemuk, kalau bisa lemak perut bisa ditutup dengan bagaimanapun caranya. Mengapa penting? Kalau orang mengatakan “karena belum nikah, lagi cari pasangan”. Ada 1 anak muda mengatakan “pak, saya mau olahraga dulu, jadi tidak bisa ketemuan pagi”, saya mengatakan “oke, agak siangan saja”, lalu dia reply lagi dengan mengatakan “maaf ya pak, saya mesti olahraga dulu soalnya belum nikah”, saya tidak mengerti mengapa sebelum menikah harus olahraga, apakah setelah menikah tidak perlu olahraga? Saudara akan punya insting atau punya perasaan bahwa presentasi Saudara secara fisik itu penting. Mengapa penting? Entah, ada sesuatu didalam yang berbicara begitu dan kita bisa tekan. Ada orang yang sengaja tekan dengan mengatakan “presentasi tubuhku akan melawan yang umum”. Makanya banyak orang yang pakai dandanan provokatif untuk melawan konsep ini. Misalnya rambut sengaja dibuat berdiri seperti paku-paku, lalu dicat merah kuning hijau. Mengapa dia pakai begitu? Orang lain lihat bisa kaget, “mengapa rambutmu begitu?”. Lalu dia marah “mengapa harus cerewet dengan penampilan saya?”, orang yang cerewet mengatakan “saya juga tidak tahu. Saya tidak tahu mengapa saya terganggu dengan melihat rambutmu, padahal itu kan rambutmu”. Kalau ada orang pakai baju robek-robek, kita langsung mengatakan “kalau cuma santai tidak apa-apa, tapi jangan pakai itu di tempat formal”. Orang itu tanya balik “mengapa tidak boleh?”, dan kita tidak bisa jawab. Kita cuma mengatakan ada sesuatu di dalam diri kita semua yang mengatakan ini tidak pantas. Saya punya teman laki-laki yang suka sekali rambut gondrong waktu SMA. Dan dia sering kali dipanggil guru karena sudah lupa potong rambut. Satu kali dia pernah berhasil ikat rambutnya karena sudah lumayan panjang, ketahuan sama guru, akhirnya dipotong separuh sama guru. Lalu dia marah-marah sama kita, tidak berani marah sama guru, “mengapa ya rambut panjang dilarang?”, karena laki-laki rambut panjang tidak rapih. “Mengapa tidak rapih? Siapa mengatakan itu tidak rapih?”, lalu ada satu orang teman yang mengatakan kepadanya “kamu juga tahu kan itu tidak rapih?”, “tidak, itu bagi saya bagus”. “Bagimu itu bagus, tapi kamu tahu itu mengganggu, kamu tahu ini tidak umum, kamu sengaja melawan”, dia mengatakan “iya, memang saya punya jiwa memberontak”. Tapi saya mau tanya mengapa itu disebut jiwa pemberontak? Mengapa seperti ada konsensus tentang kesopanan cara kita presentasikan tubuh? Calvin dengan jenius mengatakan ini adalah bagian dari panggilan manusia sebagai image of God. Ini menarik, karena di Institute of Christian Religion ini tidak keluar.

« 3 of 6 »