Ada penulis namanya Salus, ini seorang Romawi, seorang sastrawan Romawi, kalau saya tidak salah di abad ke-1 sebelum Masehi. Dia menulis tentang kerajaan yang kuat, dia mengatakan, “Kerajaan yang kuat adalah kerajaan yang kaisarnya tidak perlu unjuk tenaga, tidak perlu mengancam warga, rajanya tidak perlu membuat ancaman, warganya hidup baik. Hidup baik berarti menghargai orang lain, mencintai orang lain, bersumbangsih demi orang lain.” Salus bukan orang Kristen, mengapa dia bisa menulis seperti ini? Dan dia mengatakan, “Romawi tidak seperti ini, maka kerajaan akan hancur.” Kerajaan menjadi besar kalau menghargai manusia. Jadi, ada prinsip-prinsip Kristen secara umum ada di dalam masyarakat, tapi itu baru prinsip yang percikkan. Orang Kristen harus membawa keutuhannya. Maka dikatakan oleh Paulus, “Kamu harus hidup seperti warga Injil, lebih tinggi dari warga yang lain.” Mengapa lebih tinggi? Karena rela merendah! Saudara terjun di masyarakat sebagai hamba bagi masyarakat. Hamba nanti dimanfaatkan? Tidak, karena Saudara berhikmat. Saudara tidak membiarkan diri dihancurkan oleh ketidakadilan. Jangan pikir Kekristenan adalah agama bodoh yang gampang dimanipulasi orang. Kekristenan akan belajar cerdik, ini yang dikatakan Tuhan Yesus, seperti ular. Ular jangan dipikir melulu licik, ular juga mempunyai unsur, mempunyai kehebatan atau skill untuk membuat yang tidak ada menjadi ada. Ini pengertian penting, ular mempunyai skill, mempunyai teknik hidup atau mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sesuatu yang tadinya belum ada jadi ada. Ini bukan penciptaan, tapi mengembangkan ciptaan yang tadinya belum berkembang jadi berkembang, itu perlu skill. Ini yang ditekankan Tuhan Yesus, engkau harus tahu skill hidup. Engkau tidak boleh bodoh, kalau menjadi orang yang bekerja di bidang apa, Saudara harus kuasai bidang itu. Kalau Saudara ingin hidup baik, Saudara mesti pertahankan keadilan. Jangan biarkan dirimu ditipu orang dan jangan biarkan dirimu memanipulasi orang.
Maka Kekristenan berkembang dengan cara seperti itu, orang Kristen bersumbangsih baik menjadi pelayan, mempertahankan keadilan, memperlakukan orang lain dengan pantas, tidak mempunyai hati yang penuh dengan amarah dan emosi. Banyak orang menjadi pekerja cuma tahu emosi, kalau sudah marah mau pergi keluar dari tempat kerja, “Saya mau berhenti!” Atau kalau pemimpin sudah marah tidak pernah membuat keputusan bijak, cuma tahu marah-marah. Pegawai dimarahi karena ingin melampiaskan diri. Kalau dia tidak berfungsi di dalam tanggung jawab dia, berikan teguran. Ada caranya, berikan teguran 1 kali, berikan teguran 2 kali, kalau sudah tidak bisa, dilepas saja, seperti itu caranya. Tapi jangan lampiaskan amarahmu kepada meraka. Karena kalau mereka tidak dihargai sebagai manusia, mereka akan merasa diperlakukan tidak adil. Dan kalau mereka merasa tidak dihargai sebagai orang yang bekerja, mereka juga merasa diperlakukan tidak adil. Kalau engkau memberikan penghargaan tapi sebenarnya tidak tidal layak mendapatkan penghargaan, yang lain akan merasa diperlakukan tidak adil.
Orang Kristen harus punya bijaksana, punya conduct, punya tindakan yang selevel dengan yang Tuhan mau di dalam Injil. Melayani sesamanya, menjalankan belas kasihan dan hidup baik. Sudah hidup baik, orang mulai serang orang Kristen. Bukan melalui tingkah laku, karena itu tidak bisa diserang. Orang Kristen menjalankan kehidupan dengan baik, mempunyai sumbangsih dari pada yang dituntut, punya kinerja yang lebih besar dari yang diharapkan. Apa yang bisa diserang dari Kekristenan? Mirip Daniel, tidak ada cacatnya. Yang bisa diserang tentang Daniel cuma doanya dia. Agama Daniel adalah alasan musuh-musuhnya menyerang dia. Demikian juga orang Kristen, orang Kristen tidak bisa diserang dalam hal apa pun. “Saya mulai serang Injilmu, saya mulai serang kepercayaanmu, saya mulai serang Kristusmu,” maka orang-orang mulai menyerang orang Kristen sebagai orang yang tidak mau ikut agama umum. Ini yang memunculkan penganiayaan. Mengapa tidak ikut agama mayoritas? Mengapa tidak ikut agama kami? Lalu mulai ada tawaran, “Kalau kamu tinggalkan Kekristenanmu, kamu akan naik posisi.” Atau , “Kalau kamu tinggalkan iman Kristen, kamu tidak akan dianiaya.” Akhirnya orang Kristen ditawarkan jalan untuk lari dari Kekristenan demi mendapatkan kehidupan yang baik. Tapi tidak ada orang Kristen yang baik, yang mengatakan, “Oke, saya ikut kamu”, tidak ada! Mereka tetap menjadi orang Kristen. Karena mereka tetap menjadi orang Kristen, tidak ada cara lain untuk Kekristenan dibungkam selain dianiaya. Maka saya ingin beritahukan satu hal untuk kita saat ini, kalau Saudara mau hidupi kehidupan di dalam level Injil, engkau menjadi warga negara yang baik di dalam pengertian saling melayani, menjadi hamba bagi yang lain, mempraktekkan belas kasihan dan keadilan.
Waktu engkau menjalankan hidup seperti itu di dunia kerja, atau di dalam keluargamu, atau di dalam studimu, maka engkau akan menemukan engkau jadi berkat. Tapi Saudara akan temukan, kalau Tuhan izinkan, orang mulai gali lagi kepercayaanmu, “Karena kamu Kristen, saya tidak percayakan hal ini. Karena kamu Kristen, saya tidak tolong kamu dalam hal ini.” Saudara mulai sadar yang membuat Saudara gagal menjadi sukses dalam level dunia adalah iman Kristen, “Andaikan saya tidak Kristen, saya bisa lebih kaya dari ini. Andaikan saya tidak Kristen, saya bisa mendapatkan kedudukan lebih tinggi dari ini.” Inilah cara dunia untuk mengambil kembali Saudara. Dan kalau Saudara tidak pedulikan tawaran ini, Saudara mengatakan, “Enyah, saya tidak harus menjadi kaya, saya tidak harus menjadi tinggi, kalau saya harus kehilangan iman Kristen!” Saudara mulai didiskriminasi karena Kristen, “Kamu kan Kristen, mengapa kuliah di tempat ini? Kamu kan Kristen, mengapa cari kerja di tempat ini? Kamu kan Kristen, mengapa mencari kedudukan ini di sini?” Ini kalimat-kalimat yang membuat Saudara sadar serangan untuk iman Kristen nyata. Dan Saudara mengatakan, “Saya mesti menang seperti yang dikatakan dalam Filipi 1, saya tidak akan tinggalkan Kekristenan.” Tapi levelnya akan semakin tereskalasi, “Saya tidak mau tinggalkan!” Mulai muncul penganiayaan, mulai muncul diskriminasi yang berujung pada penganiayaan. Dianiaya karena Kristen! Tapi kalau Saudara hidup sebagai warga negara yang baik, Saudara punya persekutuan yang kuat yang menopang Saudara. Lalu orang mulai membenci Kekristenan, Saudara mengatakan seperti yang Paulus katakan, “Ini adalah anugerah. Kepada saya dianugerahkan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, tapi juga untuk menderita bagi Kristus.”. Sekali lagi ini berkait dengan yang Paulus ajarkan sebelumnya, penganiayaan adalah tahap permulaan kebangunan! Tuhan Yesus mengatakan, “Benih yang menghasilkan banyak gandum adalah benih yang harus dipendam dulu dan mati.” Yesus Kristus mati dan setelah itu Kekristenan menyebar. Para martir mati dan Kekristenan menyebar. Misionaris mati dan Kekristenan menyebar. Jadi penganiayaan adalah tanda kebangunan bagi Kekristenan.
Kita tidak mencari penganiayaan. Ayat di sini tidak memaksudkan Saudara sengaja minta dianiaya, sudah merasa diri kurang dianiaya, Saudara mulai provokasi orang-orang agama lain. Datang ke tempat ibadah mereka, lalu berseru-seru, “Tidak ada Tuhan selain Kristus, yang lain palsu!” Lalu Saudara dianiaya. Jangan mencari begitu. Saudara secara natural ingin aman dan itu wajar. Saudara punya rumah, kalau Saudara pergi akan Saudara kunci rumahnya. Tuhan tidak mengatakan kita mencari aniaya, yang Tuhan katakan adalah aniaya akan cari kamu. Mengerikan menjadi orang Kristen, bagaimana nanti kalau dianiaya? Tapi, yang Paulus katakan aniaya adalah jalan untuk kebangunan, jangan takut! Bukan cari tapi jangan takut! Apakah kita akan dianiaya? Saya tidak tahu. Tapi aniaya adalah jalan untuk kebangunan, ini prinsip yang penting. Yesus Kristus mati, lalu Kekristenan menyebar. Para murid mati, lalu Kekristenan menyebar. Para misionaris mati, lalu Kekristenan menyebar. Di salah satu lagu Pak Tong, “Darah kaum martir yang belum kering, yang menyirami jalan salib,” Ini lagu Api Zaman. Mengapa, “Darah kaum martir yang belum kering?” dibahas di awal? Karena ini yang menjadi jalan untuk gereja Tuhan bertumbuh. Jangan takut menjadi orang Kristen, jangan takut menyatakan iman Kristen. Tapi jangan menjadi warga yang tidak sepadan dengan Injil. Jangan hidup sembarangan, jangan cari keuntungan sendiri.
Di dalam kehidupan Saudara ada yang mencatat yaitu Tuhan, yang Saudara kerjakan sepanjang hidup dicatat oleh Tuhan. Semua hidup kita, dari kita lahir sampai kita mati adalah ujian yang Tuhan mau angkat di dalam pengadilan Dia nanti. Hidupmu dari lahir akan Tuhan angkat, “Aku memberikan kamu hidup, Aku akan memberikan hal yang lebih besar lagi. Sekarang seluruh hidupmu akan kamu presentasikan kepada-Ku. Apa yang engkau sudah lakukan?” Kalau Saudara mengatakan, “Saya sudah menjadi kaya, tadinya uang saya cuma segini, sekarang jadi segini.”,Tuhan mengatakan, “Enyahlah kamu, kamu tidak melakukan apa pun untuk Aku!” Tapi kalau Saudara kembangkan budaya demi kebahagiaan orang lain, Saudara jalankan keadilan, Saudara melayani demi masyarakat yang baik terbentuk, Saudara kerja bagi Tuhan. Tuhan tidak mungkin lupakan Saudara. Hal yang sangat menggentarkan saya waktu Pak Stephen Tong sharing ke mahasiswa, dia sharing dengan suara yang terharu waktu dia mengatakan, “Siapa yang melayani Kristus, dihormati oleh Bapa.” Ini kalimat tinggi sekali. Mengapa banyak orang tidak mau kejar? Mengapa mahasiswa teologi tidak mau kejar? Dihormati Bapa, mengapa kamu tidak mau dihormati Bapa? Kejar itu. Bagaimana cara mengejarnya? Kejar dengan melayani Kristus. Melayani Kristus dengan melayani orang di sekitarmu seperti Kristus melayani mereka. Mari punya jiwa seperti Kristus, mengosongkan diri demi menjadi berkat, hidup sebagai warga yang baik memperlakukan orang lain. Dan Saudara mempunyai hidup akan indah. Dan kebaikan hidup Saudara tidak akan dibatalkan oleh kekasaran dunia ini. Maka biar kita hidup dengan cara Kristen, dan kalau ada aniaya. Paulus mengingatkan aniaya itu cuma jalan awal untuk kebangunan Kekristenan. Kekristenan akan berhasil, akan menghasilkan limpah sekali, akan berkembang secara sempurna setelah ada penganiayaan. Itu sebabnya mari kita taruh ayat-ayat ini dalam perspektif yang benar. Tuhan lewat Paulus mengatakan, “Jangan takut kalau engkau dianiaya. Tapi takutlah kalau kamu gagal menjadi warga yang sesuai Injil.” Kiranya Tuhan memberkati dan setiap pergumulan yang akan kita alami, kita lihat ini sudah dialami oleh Paulus dan lebih utama sudah dialami oleh Kristus.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)