Di awal-awal Kekristenan orang Kristen jadi pejabat lain dengan pejabat yang lain. “Mengapa kamu tidak pernah korupsi?” “Mengapa harus korupsi? Tuhan sudah cukupkan saya di dalam jalur resmi.” “Mengapa kamu tidak tipu orang lain?” “Karena Tuhanku mengharapkan aku jujur.” Temponya jelas, prinsipnya jelas, etikanya jelas, pintarnya juga jelas. “Mengapa kamu pintar atur ini itu?” “Karena aku belajar Kitab Suci dan hikmat Tuhan ada padaku.” Maka banyak orang yang mirip Daniel muncul. Dari posisi menjadi orang penting, lalu setelah menjadi orang penting, tetap rendah hati, tetap tidak serakah, maka Kekristenan berkembang. Itu sebabnya banyak orang tetapi jadi Kristen meskipun harus dianiaya, karena melihat contoh dari gereja Tuhan. Paulus mengatakan, “Kamu dikaruniakan bukan hanya untuk percaya Kristus, tapi juga untuk menderita untuk Dia”.
Sekarang kita coba bahas apa artinya menderita untuk Tuhan. Di dalam ayat yang ke 29 dikatakan, “Kamu dikaruniakan untuk menderita,” tapi di dalam ayat yang ke-27 dikatakan, “hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus.” Sayang sekali Bahasa Indonesia tidak mencakup apa yang dituliskan dalam Bahasa Yunani. Di dalam Bahasa Yunani bisa diterjemahkan seperti ini, “Hanya hendaklah tingkah laku sosialmu atau tingkah laku kewajiban wargamu,” ini kata yang padat. “Hendaklah tingkah lakumu sebagai warga atau conduct-mu atau tingkahmu sebagai citizen, sebagai warga kota, itu berpadanan dengan Injil Kristus.” Jadi, yang ditekankan di sini adalah setelah kamu percaya Injil Kristus, kamu akan menjadi a good citizen, menjadi warga kota yang baik. Ini berarti kalau ada orang dianiaya, dia bukan dianiaya karena dia jadi warga kota yang parah. “Aku dianiaya. Puji Tuhan! Aku dianiaya karena Kristus.” “Mengapa kamu dianiaya?” “Aku dipenjarakan.” “Mengapa bisa dipenjarakan?” “Ketahuan mencuri.” Ini bukan dianiaya karena Kristus! Karena siapa dianiaya oleh karena Kristus, dia dapat anugerah, kata Paulus, asalkan dia menjadi warga yang baik. Maka di ayat 27 dikatakan “hendaklah kamu jadi warga yang baik sesuai dengan Injil Kristus”, itu terjemahan yang lebih tepat. Bukan berpadanan dengan Injil Kristus, karena berpadanan dengan Injil Kristus itu masih abstrak. Tapi Paulus mengatakan “kamu adalah warga yang baik karena Kristus, karena Injil”. Setelah kamu terima Injil, kamu menjadi warga yang baik.
Warga yang baik itu apa? Di dalam pengertian dari tradisi Romawi dan Yunani, Greco-Roman Culture, warga yang baik adalah warga yang level hidupnya melampaui level kelasnya. Ini menarik untuk diselidiki. Kamu level rendah, tapi gaya hidupmu seperti orang yang bertanggung jawab di level tinggi. Di dalam tradisi Roma, warga kota itu dibagi ada warga utama, ini warga mempunyai kewarganegaraan Romawi. Jangan lupa Filipi ini kota yang sangat kagum dengan kebudayaan Romawi. Jadi, banyak contoh yang Paulus pakai yang sangat Romawi sifatnya. Romawi membagi warganya jadi 4 kelas. Yang pertama adalah kelas warga Roma, Roman Citizenship, ini Roma warga utama. Paulus punya warga Roma, maka waktu dia dipenjara di Filipi, dia mengatakan, “Bolehkah orang lemparkan warga Roma ke penjara tanpa diadili?” Pemimpin di Filipi kaget, “Kamu warga Roma?” “Iya.” “Kita sudah salah.” Dan waktu di Israel, ketika dia ditangkap di Yerusalem lalu dia mau dicambuk, dia mengatakan kepada pemimpin pasukan Roma yang memerintahkan untuk cambuk, “Bolehkah kamu cambuk orang warga Roma tanpa diadili?” mereka kaget, “Kamu warga Roma?” “Iya.” “Mana tandanya?” Di tubuhnya ada tanda. Warga Roma, kadang-kadang, saya tidak tahu lebih detail, tapi ada tanda, mungkin tato atau apa saya kurang mengerti, tapi Paulus membuktikan dia punya tanda warga Roma sehingga kepala pasukan Roma langsung cegah, “Jangan sesah orang ini, jangan cambuk, dia warga Roma!” Ini warga pertama. Warga kedua adalah warga di luar Roma yang masih punya kemungkinan untuk mempunyai tanah, mempunyai harta sebagai warga Roma, jadi warga level kedua. Warga ketiga adalah warga federati, ini adalah warga yang menjadi Roma karena bersumbangsih di dalam militer. Jadi mereka adalah mungkin orang-orang Got atau orang-orang dari negara lain yang ikut tentara Roma berperang, mereka membantu, ini pasukan tentara bayaran. Tentara bayaran dapat warga kelas 3. Warga keempat itu budak.
Apa yang dimaksud dengan warga yang baik? Warga yang baik adalah menghidupi kehidupan di dalam keanggunan yang melampaui level dia. Ini warga yang baik. Jadi, warga yang baik bukan cuma sekadar taat hukum, tapi mempunyai gaya seperti kelas yang tinggi. Dan orang Kristen kalau dikatakan di Filipi ini harus mempunyai gaya Injil di dalam level hidupnya. Gaya Injil itu apa? Apa yang esensial dari Injil, apa yang utama dari Injil? Saudara kalau lihat di dalam pembahasan Filipi yang paling utama dari Injil adalah kerelaan mengosongkan diri dan menderita, ini paling tinggi. Apa maksudnya rela mengosongkan diri dan menderita? Artinya adalah demi kebaikan bersama, aku rela kosongkan diri, demi kebaikan kota, aku rela menjadi korban, istilahnya seperti itu. Ini adalah level tinggi. Ini tidak ada di dalam pengertian Romawi, karena di dalam pengertian Romawi warga kelas tinggi adalah warga yang berhak mendapatkan privilege, mendapatkan hak istimewa utama sebagai warga. Budak tidak punya hak apa-apa. Tapi Paulus menekankan kerelaan untuk bersumbangsih. Hidupmu adalah hidup yang levelnya level Injil bukan level Roman citizen. Bukan second-class, bukan federati, bukan budak. Bukan level 4, level 3, level 2, level 1. Ini level lebih tinggi lagi. Apa yang lebih tinggi dari warga kelas utama? Paulus mengatakan warga Injil. Warga Injil itu apa? Kita seringkali jadikan Injil sebagai slogan, “Mari hidup berpadanan dengan Injil,” begitu ditanya apa itu berpadanan dengan Injil? “Menginjillah kamu,” ini tidak menjawab.