(Lukas 2: 1-15, 17-18)
Bagian ini adalah bagian yang penting sekali dari peristiwa Natal, dari sudut pandang orang Yahudi. Saya ingin membahas ini dari sudut pandang pengharapan orang Yahudi, terutama berkait dengan politik. Ini erat kaitannya dengan politik, hendak kita boleh mendapat berkat. Ada 4 poin yang saya gali dari pembacaan kita hari ini.
Bagian pertama yang ingin saya gali dari ayat yang kita baca adalah bahwa Tuhan menunjukan di Hari Natal bahwa Dia adalah Penguasa seluruh kerajaan. Tidak ada kerajaan yang bisa melawan atau pun yang bertindak lepas dari yang Dia mau. Di dalam Perjanjian Lama banyak sekali contoh seperti ini, misalnya Tuhan sengaja membiarkan Firaun, bahkan mengeraskan hatinya supaya kemuliaan Dia boleh dinyatakan melalui 10 tulah. Pemimpin besar seperti Firaun itu pun hanya alat di tangan Dia untuk menyatakan kemuliaanNya dan belas kasihanNya kepada umat Tuhan. Jadi umat Tuhan mendapatkan belas kasihan, mendapatkan penyertaan Tuhan, sedangkan orang Mesir mendapat teguran dari Tuhan. Maka Firaun cuma digerakan oleh Tuhan, dia berontak sampai akhirnya hancur gara-gara kekerasan hatinya. Justru Tuhan biarkan dia keras supaya nanti kemuliaanNya dan kehebatanNya menghancurkan Mesir itu makin menjadi nyata dalam 10 tulah. Kalau kita telusuri lagi di dalam Perjanjian Lama, banyak raja-raja yang dipakai Tuhan untuk menjalankan yang Dia mau. Paling jelas adalah Nebukadnezar dan Koresh, ini 2 raja yang dipakai Tuhan untuk komitmen yang berbeda. Nebukadnezar dipakai Tuhan untuk menghancurkan Yehuda, sedangkan Koresh dipakai Tuhan untuk memulihkan Israel di pembuangan, boleh kembali ke daerah mereka masing-masing. Jadi kisah seperti ini banyak terdapat di Perjanjian Lama, dan ketika orang membaca Injil Lukas, terutama orang yang punya latar belakang Yahudi yang jelas, yang mengerti Perjanjian Lama dengan baik, dia akan melihat bahwa apa yang Tuhan kerjakan dulu masih Dia kerjakan saat ini. Tuhan dulu menguasai raja-raja, sekarang masih. Tuhan dulu gerakan para pemimpin besar sesuai kehendak hatiNya, sekarang pun masih. Inilah yang Lukas coba bagikan di bagian pertama, maka dia katakan waktu Kaisar Agustus mengeluarkan perintah untuk adanya sensus, pendaftaran setiap orang, masuk balik ke tempat mereka masing-masing lalu daftar disitu, ini dipakai Tuhan untuk membuat keturunan Daud yaitu Yesus boleh lahir di Betlehem. Jadi Tuhan yang merancang supaya yang dinubuatkan oleh Nabi Mikha yaitu Juruselamat akan lahir di Betlehem itu melalui perintah dari Agustus. Agustus adalah kaisar yang besar sekali, di zaman Injil, di zaman kehidupan Kristus, dia adalah raja yang paling besar, perintahnya tidak mungkin dibantah oleh siapa pun. Pada waktu itu Kerajaan Roma, sebelum Agustus naik, adalah kerajaan dalam bentuk republik, mereka mempunyai senat biasanya berjumlah 10 atau kadang lebih, dan mereka sangat mempunyai otoritas untuk seluruh Kerajaan Romawi. Jadi siapa lagi yang mau main catur dengan Tuhan, silahkan kalau berani. Nanti Tuhan yang atur, tiba-tiba datang back up dari mana yang kita tidak tahu. Serahkan kepada Tuhan, lalu kerjakan apa yang Dia mau, pada waktunya Tuhan akan tunjukan bahwa kehendak Dia, rencana Dia, rancangan Dia bagi sejarah tidak mungkin dibatalkan oleh pemimpin mana pun, justru dikonfirmasi melalui mereka. Jadi mana raja paling besar, dia hanya alat di tangan Tuhan. Kalau Tuhan yang berdaulat mau bertindak, pasti terjadi sesuatu. Itu sebabnya mari belajar melihat pada tahta Tuhan yang kekal, tahta manusia sementara. Saudara mau tanya dimana Agustus sekarang? Sudah tidak ada, sudah mati, adakah orang masih ingat kebijakan dia? Tidak ada. Apa pentingnya Agustus? Menurut Tuhan, karena dia dipakai Tuhan untuk membawa Mesias menggenapi rencana Tuhan, lahir di Betlehem. Ini poin pertama, Natal memberikan kepada kita pengertian Raja yang sejati sudah datang, raja dunia pun dipakai Tuhan untuk memberi jalan bagi Raja yang sejati ini. Saya sangat terharu mengingat orang Kristen di abad ke-1, mereka harus mengatakan “Yesus, Yesus adalah Tuhan, Kirios”, dan itu resiko mereka menjadi musuh politik dari kaisar Romawi, itu berat sekali. Maka Natal mengingatkan kepada kita bahwa raja dunia pun harus kasi jalan untuk kedatangan Raja mulia dari sorga yang sekarang datang menjadi manusia. Inilah Raja, Dia datang untuk menjadi Raja. Inilah hal pertama yang Lukas coba bagikan, Kaisar Agustus, Kirenius dan semua pemimpin-pemimpin Roma hanya alat di tangan Tuhan untuk menyatakan kehendak Tuhan.
Lalu hal kedua yang bisa kita pelajari ada di ayat 4-7, dikatakan bahwa Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem, di kota Daud, lalu mencari tempat untuk mereka bisa tinggal, tapi tidak menemukan. Akhirnya ada satu rumah mengijinkan mereka masuk, tapi semua kamar sudah penuh, mereka harus tinggal di ruangan bawah. Ruangan ini adalah tempat orang di kota menyimpan ternak mereka. Orang di kota tidak punya banyak ternak, maka mereka hanya perlu 1 gudang untuk taruh 1 atau 2 ekor sapi atau mungkin 3-4 ekor kambing di situ. Maka dikatakan “ada tempat di bawah, silahkan di bawah”. Lalu melahirkan di situ, nanti bayinya dibaringkan di tempat makan binatang, ditaruh jerami dan kain supaya hangat. Maka yang dilakukan oleh Maria dan Yusuf masuk ke Betlehem, kemudian Maria melahirkan Yesus di tengah Betlehem, ini mirip dengan apa yang terjadi ketika Daud dipanggil dan diurapi. Di tengah Kota Betlehem, Daud diurapi oleh Samuel dan pada waktu peristiwa pengurapan itu tidak ada orang yang sadar kalau Daud itu adalah raja. Bahkan Samuel pun tidak, Isai pun tidak. Samuel sudah memberi tahu “satu anakmu akan saya urapi menjadi raja”, lalu dia undang tujuh, mengapa Daud yang kedelapan tidak diundang? Karena menurut dia tidak mungkin Daud, Daud masih remaja, Daud tidak pernah punya kemampuan besar menurut papanya dan badannya pun bukan badan yang meyakinkan. Maka waktu Daud masuk, tidak ada yang menyangka dia ini raja, gantengnya anak-anak. Maka Tuhan harus intervensi dan mengatakan “Samuel, ini orangnya”, mungkin semua dalam hati berpikir “Tuhan yakin ya?”, tapi Tuhan sudah bilang “ini dia, urapi dia”. Maka Samuel langsung menyuruh Daud berlutut dan dia diurapi. Semua orang heran, mereka mengira Samuel terlalu tegang, memimpin Israel itu terlalu banyak tekanan, sampai terganggu pikirannya, masa adik mereka diangkat menjadi raja. Itu yang terjadi. Tapi Tuhan sudah berfirman “inilah dia”. Tidak ada di Betlehem yang anggap Daud itu raja. Semua orang lihat Betlehem, semua lihat orang-orang besar, tapi Tuhan lihat Betlehem, Tuhan lihat Daud. Semua orang Betlehem tidak ada yang melihat Yesus, tapi mata Tuhan ada pada Yesus. Bayi kecil itu, di tengah keluarga sederhana, inilah Sang Raja itu. Cari raja di mana? Di istana. Kalau di Betlehem cari di mana? Cari di rumah bagus. Tapi ada keluarga miskin yang bahkan tidak punya uang untuk ambil tempat bagus, mereka tidak punya harta untuk lakukan apa pun, mereka dapat tempat yang paling jelek. Ini adalah keluarga yang paling tidak dipandang di Betlehem, tapi justru keluarga ini adalah keluarga yang paling dipandang oleh sorga. Kalau kita disuruh memilih, mau dipandang dunia atau sorga? Tapi kalau harus pilih bagaimana? Kadang kita harus pilih, mungkin tidak selalu, tapi ada keadaan kita harus pilih dihormati sorga dihina dunia atau dihormati dunia dihina sorga? Kristus pilih dihina dunia dipuji Allah Bapa di sorga. Maka Dia lahir di tengah keluarga sederhana yang tidak dipandang siapa pun. Tidak ada orang Betlehem yang sadar inilah Rajanya, sama seperti dulu tidak ada orang Betlehem yang sadar Daud adalah rajanya. Ini hal kedua, Tuhan memanggil Yesus dalam keadaan rendah untuk menjadi Raja yang lebih agung dari Agustus.
Lalu poin ketiga, dikatakan setelah Yesus lahir, malaikat berbicara kepada para gembala. Gembala inilah yang dipanggil Tuhan melalui malaikat untuk mengerti bahwa Mesias sudah datang. Mengapa gembala? Karena gembala adalah kelompok negatif pada saat itu, sangat dianggap hina, mereka adalah kelompok miskin yang seringkali jadi perampok. Sambil tunggu domba, kadang-kadang mereka akan jarah pejalan atau musafir yang lewat jalan mereka, jadi gembala sudah punya nama buruk sekali pada waktu itu. Tetapi malaikat mengatakan kepada para gembala “bagimu Juruselamat sudah lahir”, ini mengingatkan kita pada Kitab Yesaya, yaitu meskipun Israel seperti pasir di tepi laut, hanya kaum sisa yang akan selamat. Siapa kaum sisa? Para gembala. Jadi orang-orang rendah yang Tuhan pilih untuk mengenal Tuhan, inilah para gembala itu. Saudara dan saya harus lihat hal ini, kita juga cuma orang rendah, kita juga bukan siapa-siapa, tapi Tuhan memilih kita untuk mengenal Kristus dan kemuliaan Kristus membuat kita mempunyai kehidupan yang mencerminkan kemuliaan Dia. Jadi gembala yang dipanggil, bukan pemimpin, bukan imam, bukan orang-orang penting dari politik, atau pun dari agama, tapi para gembala di pinggir. Waktu mereka diberitakan berita “ada kesukaan besar bagimu, Kristus hari ini, Tuhan sudah lahir di Kota Daud. Dan ini tandanya, kamu akan jumpai bayi dibungkus lampin”, mirip dengan Samuel, diberi tahu dulu, “inilah rajanya”, karena kalau Tuhan tidak bilang, Samuel tidak tahu. Demikian juga para gembala, nanti lihat bayi dibungkus kain sederhana, itulah Rajanya, itulah yang Tuhan bangkitkan untuk memimpin Israel. Jadi orang-orang kecil inilah yang dipanggil Tuhan untuk menjadi umat dari Sang Raja. Peristiwa Natal mengingatkan kita bahwa mereka yang dipandang rendah oleh dunia adalah mereka yang dihargai oleh Tuhan. Mari jadi orang yang mau belajar hidup bagi Tuhan, meskipun rendah, meskipun kecil, tapi Tuhan akan perhatikan. Maka para gembala ini menjadi remnant, sisa yang masih boleh datang kepada Kristus meskipun mereka bukan orang penting di tengah-tengah Israel. Ini poin ketiga, Natal adalah berita sukacita bagi kaum yang lemah dan yang kecil. Ini sering kita ulang, yang boleh menyambut Yesus adalah para gembala, yang mengerti Yesus sudah lahir adalah orang Majus dari Timur, keduanya adalah orang rendah bagi Yahudi. Gembala miskin dan terkadang jahat, orang Majus adalah orang kafir dari Mesopotamia, bukan orang penting. Tapi justru mereka yang diperkenalkan oleh Tuhan kepada Sang Raja. Mereka mengenal Sang Raja dan mereka datang menyembah.
Lalu poin yang terakhir, sorga dan bumi bersatu dengan datangnya malaikat. Ini poin yang penting sekali untuk kita pahami. Lukas sedang memberikan pengertian bahwa sorga dan bumi bersatu melalui datangnya Yesus. Karena Yesus datang, batasan antara sorga dan bumi sekarang tidak ada lagi. Kita adalah orang sorga, tapi masih tinggal di bumi. Jadi kita orang sorga atau orang bumi? Warga sorga tinggal di bumi. Mengapa warga sorga bisa tinggal di bumi? Karena sekarang warga sorga tinggal di bumi itu bebas visa. Jadi saya boleh tinggal di bumi meskipun sebagai warga sorga, tidak perlu lewat imigrasi, dipersulit dan lain-lain. Ini menandakan ada kesatuan antara sorga dan bumi. Ini yang Alkitab coba katakan, sorga dan bumi menjadi satu dengan kedatangan Kristus. Maka malaikat yang beribadah, beribadah dengan disaksikan para gembala. Jadi waktu itu para gembala melihat sendiri ibadah sorgawi itu seperti apa. Ibadah sorga dibawa ke bumi dan objek sembahan di sorga yaitu Tuhan sendiri sudah datang menjadi manusia. Maka waktu malaikat memuji, gembala tahu “inilah bait yang sudah genap, yaitu sorga dan bumi menjadi satu, dan malaikat memuji Tuhan. Tetapi heran, setelah memuji “kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya”, tiba-tiba malaikat itu hilang, pergi. lalu langit gelap lagi, ini tandanya apa? Kalau bumi dan sorga sudah bersatu, mengapa sekarang pisah lagi? Ternyata Alkitab mau mengatakan bahwa eskatologi kita, Kerajaan Allah yang datang itu sifatnya already dan not yet. Kalau bagi orang Perjanjian Lama, Kerajaan Allah itu selalu not yet, “kapan Raja datang?”, “belum”, apalagi di pembuangan, “mana rajamu?”, “belum datang”. Maka mereka selalu “berapa lama lagi?”, nyanyinya ratapan terus, itu nyanyinya orang Yahudi. Ini bedanya, pengharapan PL adalah not yet, sedangkan pengharapan PB adalah already and not yet. Yang cuma pikir already, akan kecewa karena ternyata banyak yang not yet. Kalau benar already, mengapa koruptor belum ditangkap? Mangapa bangsa masih kacau? Karena masih ada not yet. Tapi kalau semua not yet, maka kita tidak mengerti bahwa sebenarnya Kerajaan Allah sudah dinyatakan. Maka malaikat itu pergi meninggalkan gembala, tapi bayi Yesus tidak ikut pergi. Kalau bayi Yesus tiba-tiba ikut naik itu berarti not yet lagi, tidak ada already-nya. Tapi malaikat pergi, Yesus tetap di bumi. Malaikat meninggalkan, tapi Yesus tetap di bumi. Ini artinya already, Yesus ada di bumi, dan not yet, malaikat pulang lagi. Sorga dan bumi belum bersatu tapi sudah, sudah dan juga belum. Kok repot jadi orang Kristen? Lebih repot lagi kalau tidak jadi orang Kristen. Maka Yesus tetap di bumi dan Dia adalah bayi. Waktu gembala datang, mereka melihat bayi, belum menjadi Raja yang besar, yang dewasa. Ini adalah bayi dan bayi tidak punya kemampuan untuk menjadi raja. Saya percaya dan kita harus percaya, Yesus melewati tahap menjadi manusia secara normal. Tidak ada yang tidak normal dari kemanusiaanNya. Maka Dia sebagai bayi benar-benar bayi. Jadi Dia adalah Raja, already, tapi not yet, karena masih bayi. Ada malaikat turun, sorga dan bumi bersatu, already dan not yet, mereka pulang lagi. Aspek inilah yang membuat kelincahan iman Saudara menyadari aspek already and not yet, membuat Saudara menjadi Kristen yang tangguh. Kalau Saudara sudah tahu Kristus sudah bertahta, itu already, bukan not yet. Sekarang Dia bertahta, Saudara akan berani terobos banyak hal. Tapi kalau Saudara mengharapkan semua sempurna, Saudara salah, karena tetap ada unsur not yet. Saudara panggil teman untuk melayani, Saudara pikir dia orang sempurna yang tidak mungkin salah, salah, dia pasti ada cacat, ada not yet-nya. Apakah bumi sudah penuh damai sejahtera? Belum, sedang diperjuangkan, not yet. Apakah tidak ada damai sejahtera sama sekali? Ada, already. Maka di mana Saudara mengatakan “ini already”, di mana Saudara mengatakan “ini not yet”, itu akan menentukan bagaimana Saudara menjadi berkat di tengah dunia.
Hal-hal tertentu kita harus mengatakan already, kedamaian, sejahtera, keadilan, kebenaran Tuhan harus dinyatakan lewat gerejaNya, itu harus already. Tapi dampaknya bagaimana ke seluruh bangsa? Not yet, sabar dulu, berjuang terus. Mak akita harus tahu yang mana already, yaitu kedatangan Kristus dan kebenaranNya melalui gerejaNya. Yang mana not yet, yaitu kedatanganNya dengan kemuliaanNya bersama dengan seluruh malaikat, itu belum, itu nanti. Tapi sekarang sudah ada gereja Tuhan, tubuhNya, memperjuangkan kebenaran Tuhan di bumi disertai oleh Dia. Hari Natal ini mengingatkan kita ada yang already, Raja itu sudah datang, ada not yet, kemuliaan sorgawi di bumi itu belum terjadi. Maka Yesus pun masih mengajarkan kita berdoa “jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga. Datanglah KerajaanMu dan jadilah kehendakMu”. Inilah yang Tuhan mau kita pahami di dalam Natal. Dan di dalam kalimat malaikat dikatakan “mulia bagi Allah di tempat Maha Tinggi dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepadaNya”. Kesadaran bahwa Tuhan sudah datang, sisi already akan membuat kita memperjuangkan kemuliaan Tuhan demi mendatangkan damai sejahtera di bumi. Maka mari kita datangkan apa yang perlu untuk damai sejahtera. Tanda bahwa kita mengerti kemuliaan Tuhan adalah hidup kita memberi damai lebih besar dari pada orang lain. Waktu kita menjalankan hidup penuh damai, penuh pengampunan, penuh cinta kasih, penuh kesucian, pada waktu itu kemuliaan Tuhan akan dinyatakan. Inilah kemuliaan Kristus. Saudara harus berusaha sekuat mungkin supaya apa yang Saudara kerjakan, apa yang Saudara katakan, yang Saudara lakukan mendatangkan damai sejahtera semaksimal mungkin. Kalau Saudara adalah pemimpin, apakah bawahanmu mendapatkan damai sejahtera, mendapatkan keadilan, mendapatkan kesucian, mendapatkan kebenaran. Kalau Saudara pegawai, sudahkah Saudara bertindak dengan benar, mendatangkan kedamaian, mendatangkan sejahtera bagi banyak orang. Manusia tidak hanya perlu uang, kalau Saudara pikir mendatangkan berkat berarti bagi-bagi uang, itu salah. Mendatangkan berkat mendatangkan lingkungan yang makin memanusiakan manusia. Makin membuat mereka terangkat dari keadaan dosa menjadi orang-orang yang menghidupi kehidupan yang agung sebagai manusia. Maka mari bawa ini, mari hidupi hidup seperti ini, mari nyatakan dengan hati yang tulus “saya dulu juga orang berdosa, tapi setelah ikut Tuhan, saya mau bagikan damai sejahtera saya. Saya ingin hidup dengan cara yang membuat orang lain tahu bahwa Kristus itu nyata dan Dia bertahta.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)