Mengapa manusia keras hati tidak mau bertobat? Karena tidak menganggap murka Tuhan itu real. Mengapa manusia terus menyakiti hati Tuhan dengan keras hati dan menjalankan seperti yang dia jalankan sebelumnya, hal-hal yang dosa dan menyedihkan hati Tuhan? Karena mereka tidak peduli perasaan Tuhan, tidak seperti Tuhan peduli keselamatan mereka. Itu sebabnya ketika Tuhan menyatakan peringatanNya, peringatanNya sampai ke semua orang. Tapi ketika Yohanes mau menyatakan, mau menuliskan apa yang menjadi isi, Tuhan mengatakan materaikan dulu berkat yang besar pengenalan akan Tuhan yang mulia belum boleh dibagikan dulu. Dan kita akan masih melihat itu sebagai misteri sampai kita bertemu dengan Tuhan. Namun yang bukan misteri yang Tuhan nyatakan adalah supaya manusia cepat kembali kepada Tuhan, karena tidak ada penundaan murka dan hukuman akan segera diberikan. Ini membuat orang percaya menjadi penuh dengan pengharapan. Pengharapan yang pertama karena Tuhan setia. Kedua, karena mulia Tuhan yang di surga adalah mulia yang lebih besar dari apa pun. Jangan tertipu oleh dunia. Berkali-kali Alkitab terus mengingatkan kepada kita “jangan tertipu oleh dunia”. Yesus Kristus mengatakan jika ada orang yang mengerti rahasia Kerajaan Allah, dia adalah seperti orang yang melihat tanah besar dan melihat di dalamnya ada harta, dia langsung jual hartanya untuk membeli tanah. Karena dia tahu setelah dia memiliki tanah, dia akan memiliki harta di dalamnya. Intinya adalah ketika Saudara menyadari ada tanah, ada harta karun di sebuah tanah, Saudara tidak akan hitung-hitungan dengan harta sendiri. Yesus mengatakan “jika engkau tahu kemuliaan yang akan engkau miliki, jika engkau berbagian di Kerajaan Allah, engkau tidak akan cari yang lain”. Saudara tidak akan cari yang lain. Mengapa sibuk cari yang lain? Mari lihat dalam hati kita, mengapa begitu banyak hal yang menyenangkan hati kita lebih dari pada Kerajaan Tuhan? Kerajaan Tuhan akan memulihkan segala sesuatu, tapi kita belum memahami bagaimana menikmati segala sesuatu dengan cara Tuhan. Orang Kristen selalu jatuh dalam 2 kesalahan, kesalahan pertama menjadi terlalu hedonis, menikmati segalanya tapi tidak menikmati Tuhan. Yang kedua adalah tidak menikmati apa pun demi pengalaman menikmati Tuhan yang abstrak. Apa itu menikmati Tuhan? “Saya mimpi melihat Tuhan, seperti Daniel”, padahal Saudara juga tidak tinggal di Babel, tidak pernah disertai Roh Tuhan, lalu mengaku-ngaku mimpi seperti Daniel. Banyak orang mengatakan “Daniel saja boleh bermimpi seperti itu, masakan saya tida boleh?”, karena kamu bukan Daniel. Tapi apakah Saudara tidak bisa menikmati Tuhan di dalam keseharian, di dalam menjalankan hidup sehari-hari? Sulit ya, sulit menikmati apa yang kita nikmati dengan mengatakan “saya sedang menikmatinya dalam Kerajaan Tuhan”. Tapi ada satu indikasi penting dalam hal ini, ketika Saudara rela meninggalkan demi Tuhan, itu berarti yang Saudara nikmati berada dalam jalur yang tepat atau di dalam porsi yang tepat. Ketika Saudara mengatakan “apa yang saya sukai, boleh saya tinggalkan, jika Tuhan memutuskan memberikan kesukaan yang lain. Karena kesukaan apa pun akan mengarahkan saya kepada Tuhanku dan bukan kepada yang lain. Kepada Allahku dan bukan yang lain”, inilah kemuliaan itu. Jadi ada penyertaan Tuhan dan kesetiaan Tuhan, ada kemuliaan Tuhan, kuasa perubahan yang begitu besar, kuasa penghakiman yang besar yang membuat Saudara aman. Saudara tidak akan dimurkai oleh Tuhan. Bukan karena Saudara cukup baik, tapi karena Saudara sudah dijadikan anak oleh Dia. Dan ini yang membuat kita sangat tergugah “jika aku mendapat tempat di hadapan Tuhan oleh karena Kristus, maka kamu juga harus datang kepada Kristus. Engkau harus kenal Dia untuk dapat mengetahui bahwa murkaNya yang begitu besar Dia tunda demi kamu bertobat”. Mengapa Tuhan belum datang? Karena kamu belum bertobat. Mengapa lama bertobat? Mari kita desak orang yang belum percaya dengan mengatakan kepada mereka “jangan tunda terlalu lama, kita tidak akan tahu kapan penghakiman itu akan datang, kita tidak akan tahu kapan engkau akan mati dan bertemu dengan Tuhan”, desak orang yang belum percaya Tuhan untuk cepat-cepat terima Tuhan. Jangan pikir waktu masih banyak, lalu Saudara mengatakan “biarkan saja, saya masih punya strategi penginjilan jangka panjang, 50 tahun”, Saudara tahu dari mana kalau 50 tahun lagi dia masih ada? Maka desakan yang Tuhan berikan dalam Kitab Wahyu adalah Tuhan begitu sabar, namun penghakiman tidak mungkin tidak terjadi. Dunia sangat jahat, manusia sangat jahat dan penghakiman Tuhan tidak mungkin ditahan, suatu saat akan diberikan, mari kembali kepada Dia. Mari kembali kepada Dia yang masih menanti orang-orang kembali kepada Tuhan. Kiranya Tuhan menguatkan kita menerima berita panggilan Dia yang penuh sukacita. Tuhan masih memberikan kesabaran, seolah-olah Dia menunda penghakimanNya sampai kita benar-benar bertobat dan menikmati Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan berita yang penuh dengan keindahan ini. Penyertaam Tuhan, kesetiaan Tuhan, kemuliaan Tuhan dan penghakiman Tuhan merupakan penghiburan bagi orang percaya. Dan penghiburan ini yang menggerakan orang memberitakan Injil. Mari beritakan Injil dengan cara yang penuh sukacita, karena Saudara sudah mengalami sukacita mendapatkan Tuhan.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)