Berapa besar berita ini ketika didengar oleh mereka yang dianiaya? Kita sering mengabaikan Wahyu karena kita tidak mengerti apa itu penganiayaan dan kita mengabaikan fakta banyak orang teraniaya karena menjadi Kristen. Saya harap kita tidak menjadi orang Kristen yang terus melihat kehidupan kita saja. Saya sangat sedih karena Kekristenan sudah menjadi terlalu egois. Orang Kristen terlalu egois, cuma tahu diri, “diriku yang paling penting, apa yang aku miliki itu yang paling penting. Apa yang bisa aku miliki itu yang paling penting. Siapa saya itu yang paling penting. Siapa dan apa yang saya kehendaki, itu yang paling penting”, ini semua omong kosong dari dunia. Berhenti menjadikan dunia gurumu. Dunia adalah guru paling sesat dan bodoh, jadikan Tuhan gurumu. Dan ketika Saudara menjadikan firman Tuhan sebagai guru, Saudara akan menyadari firman Tuhan mengatakan “serahkan dirimu kepada Tuhan”, jadikan Dia yang utama, bukan yang lain. Dan ketika Saudara belajar menjadikan Dia yang utama, Saudara mungkin harus konflik dengan yang bukan utama. Konflik dengan yang bukan utama terpaksa dialami demi Tuhan. Saya tidak mengatakan Saudara menjadi orang yang senang berkelahi karena menjadi Kristen, tapi berkelahi kadang-kadang tidak bisa terhindari. Kita selamanya cari damai, itu tidak bisa, kadang-kadang harus ambil keputusan “saya mau ikut Tuhan dan ini beresiko saya dihantam orang. Saya mau ikut Tuhan dan ini mungkin berarti saya disalah-mengerti orang. Saya mau ikut Tuhan dan ini mungkin berarti relasi saya dengan orang lain akan rusak”. Tapi kadang-kadang itu perlu, saya mengatakan begini bukan berarti itu hal yang mudah, tidak. Tapi banyak orang Kristen sudah mengalami kesulitan seperti ini, dianiaya oleh karena Kristus. Dan ketika mereka memilih mengikuti Kristus, mereka menjadikan diri mereka berada dalam bahaya, ayat-ayat ini akan sangat menyukakan mereka. Kesetiaan Tuhan adalah peganganmu, Tuhan yang setia tidak mungkin membiarkan engkau. Apakah Tuhan akan membiarkan anakNya yang Dia kasihi, yang untuknya Kristus rela mati? Jika Tuhan rela mati bagimu maka Tuhan tidak mungkin membiarkan engkau. Jika Tuhan rela mati bagimu, engkau tidak mungkin dibiarkan, mari alami pengalaman iman, melangkah mengikuti Tuhan dan melihat Tuhan tidak membiarkan engkau. Melangkah mengikuti Tuhan dan menyadari Tuhan tidak pernah tinggalkan. Tapi silahkan mencari jalan damai, aman, dan Saudara tidak akan pernah tahu kalau Tuhan menopang. Ini pengalaman yang akan luput dari hidup, kita hanya tahu hidup aman karena tahu bagaimana pilih jalan aman. Tapi banyak orang tidak punya pilihan selain ambil jalur yang sulit, bukan karena mereka mau sulit, dan lambang pelangi menyukakan hati mereka. Pelangi adalah tanda Tuhan setia terhadap ciptaanNya. Dan jika Tuhan setia terhadap ciptaanNya, terlebih lagi Tuhan akan setia kepada anak-anakNya yang didapatkan oleh kematian Anak Tunggal Allah yang menjadi manusia. Maka lambang pelangi menyukakan hati Yohanes dan dia dengan penuh sukacita menyatakan pesan Tuhan kepada gereja di Asia Minor.

Lalu yang berikut dikatakan mukanya seperti matahari dan kakinya bagaikan tiang api. Terangnya malaikat ini membuat orang sadar tidak ada kemuliaan yang tidak berasal dari Tuhan. Karena malaikat ini membawa terang Tuhan tapi itu bukan terang yang asli ada pada dirinya. Ketika Saudara melihat pemimpin dunia ini dengan segala kemuliaannya, Saudara sadar ini kemuliaan entah mereka pancarkan sebagai wakil Tuhan atau mereka rampok dari Tuhan. Pemimpin yang anti Tuhan sedang merampok kemuliaan Tuhan, pemimpin agama yang anti Tuhan juga sedang merampok kemuliaan Tuhan. Banyak orang tidak sadar bahwa kemuliaan sejati hanya pada Tuhan. Dan siapa ingin dipermuliakan, lepas dari Tuhan, dia sedang rampok kemuliaan itu dan Tuhan tidak akan menyukainya. Tuhan akan ambil kembali kemuliaan itu dan Tuhan akan hancurkan dan mempermalukan siapa pun yang mengambil kemuliaan Dia. Maka malaikat ini mencerminkan terang seperti matahari karena dia baru datang dari tahta Tuhan yang begitu mulia. Kemuliaan itu terpancar sehingga orang-orang Kristen sadar mulia itu ada di surga, bukan di sini. Kita semua di dunia ini ingin cari hal yang menyenangkan, yang baik, yang aman dan yang enak, dan Tuhan tidak menginginkan kita kehilangan hal-hal itu. Tuhan ingin kita menikmati hal-hal itu, namun dalam perjalanan menikmati hal-hal itu terkadang terjadi hal-hal yang menyulitkan karena kita lebih memilih ikut kebenaran. Ketika kita pilih jalan kebenaran, pada waktu itu kita sadar bahwa kemuliaan dari tahta Tuhan tidak mungkin akan dikecualikan dari kita. Saudara dan saya memunyai pengharapan mendapat kemuliaan yang Tuhan nyatakan di surga untuk dimiliki oleh umat Tuhan di sini. Lalu dikatakan kakinya bagaikan tiang api, sedangkan di dalam gambaran Wahyu di awal dan akhir, Yesus Kristus adalah yang kakiNya itu bagaikan tembaga yang sedang membara. Maka kemuliaan Kristus menjejakan kakinya adalah kemuliaan yang melampaui kemuliaan malaikat ini. Sehingga kaki malaikat ini dengan kokoh menginjakan dirinya di atas bumi dan laut, pada waktu itu orang akan menyadari ketika Kristus datang, maka baik maupun laut akan menjadi tunduk, dihakimi oleh Tuhan dan akan masuk dalam keadaan yang lebih baik. Sehingga ketika malaikat ini hadir, malaikat ini membawa gambaran yang masih reduktif tentang penghakiman final. Malaikat ini memberikan peringatan tetapi peringatan yang belum final, bukan peringatan akhir. Ketika malaikat ini hadir dan dia menjejakan kakinya yang bagaikan tiang api, jauh lebih rendah dari pada kemuliaan tembaga yang menyala yang dimiliki Kristus. Ketika dia menjejakan kaki di atas bumi dan laut, maka dia berseru dengan suara nyaring. Seruannya adalah seruan yang menyebar ke seluruh bumi, demikian dikatakan di ayat 3, ketika ia sudah berseru, ketujuh guruh memperdengarkan suaranya. Ketika malaikat ini berseru dan kita tidak tahu apa yang dia serukan, maka terdengar ketujuh guruh memperdengarkan suaranya. Ada suara petir, guntur yang menggelegar. Dan tanda tujuh itu bukan berarti 7 kali, melainkan tanda bahwa suara ini terdengar sampai seluruh bumi. Suara ini mungkin terdengar sampai seluruh bumi, tapi tidak ada yang mengerti apa maksudnya. Guruh ini mendengarkan suara dan Yohanes mau tulis tetapi ada suara dari surga mengatakan “materaikanlah jangan tuliskan”. Tuhan menyatakan ada hal-hal yang kamu lihat yang orang-orang belum boleh tahu dulu. Ada misteri dari Tuhan yang begitu menakjubkan tapi yang Tuhan belum mau manusia ketahui. Tetapi di bagian selanjutnya dikatakan bahwa tidak akan ada penundaan, penghakiman Tuhan akan segera tiba dan penghakiman itu akan membuat hamba-hamba Tuhan dengan segera memberitakan Injil. Orang-orang yang tahu siapa Tuhan akan pergi ke mana saja untuk memperingatkan manusia “saatnya akan segera tiba, tidak ada penundaan lagi, Tuhan sudah akan menghakimi, mari cepat kembali dan bertobat kepada Tuhan”, ini pesan yang jauh lebih penting untuk disampaikan. Tapi masih ada hal-hal indah dari Tuhan yang Tuhan belum nyatakan. Maka gambaran malaikat ini adalah gambaran tentang kemuliaan Tuhan yang begitu besar, yang menjadi pengharapan manusia. Tetapi gambaran ini juga adalah gambaran kalau manusia tidak bertobat, mereka bukan saja tidak mendapat kemuliaan Tuhan, mereka justru akan mendapatkan murka yang melampaui pikiran manusia. Di sini kita mendapatkan gambaran Tuhan yang sangat mulia dan sangat menakutkan. Keindahan Tuhan begitu besar, namun murka Tuhan juga begitu besar. Keindahan murka yang bersatu adalah gambaran dari kasih Tuhan. John Calvin pernah mengatakan bahwa Allah adalah Allah yang penuh dengan kasih setia. Apa pun yang Tuhan nyatakan tidak akan berlawanan dengan sifat ini. Ketika saya membaca tafsiran Calvin tentang siapa Tuhan, saya menjadi sadar bahwa Calvin sudah banyak disalah-mengerti. Banyak yang berpikir Calvin adalah seorang tokoh yang dingin, yang cuma tahu predestinasi, Tuhan sudah tetapkan orang yang binasa, selamat, lalu itu akan terjadi secara mekanistik. Tapi Calvin mengatakan Tuhan adalah setia dan tidak ada apa pun yang Tuhan nyatakan yang akan membatalkan kesetiaan itu. Kesetiaan Tuhan tidak batal oleh apa yang terjadi, meskipun yang terjadi itu sepertinya berlawanan dengan kesetiaan Tuhan. Sehingga ketika ada peringatan tentang penghakiman Tuhan, Calvin akan membaca sisi yang lain. Tuhan menyatakan penghakiman, tapi di sisi lain akan ada kesabaran Tuhan menyerukan orang untuk bertobat. Gambaran penghakiman adalah juga gambaran desakan dari Tuhan untuk orang datang kepada Tuhan. Gambaran penghakiman bukan dipakai untuk mengancam orang dan mengatakan “lihat, karena kamu bukan termasuk gereja Tuhan maka kamu akan hancur oleh sebab murka Tuhan. Tuhan akan murkai kamu, Tuhan akan hancurkan kamu karena kamu bukan termasuk golongan kami”. Bukan itu cara manusia membaca murka Tuhan. Manusia yang benar-benar milik Tuhan, dia membaca murka Tuhan dengan mengatakan kalau Tuhan murka pada waktunya, maka kalau waktu itu belum tiba, masih ada kesempatan kamu untuk berbalik dan bertobat. Ini juga yang terjadi pada zaman Nuh, dikatakan selagi Nuh membangun bahtera, Nuh juga berkhotbah. Berkhotbah supaya manusia bertobat sehingga air bah tidak perlu turun. Ini paradoks, membangun bahtera sambil berkhotbah “bertobat”, kadang-kadang kita salah berpikir bahwa Nuh membangun bahtera supaya nanti orang bisa masuk bahtera, tidak ada itu. Tuhan tidak pernah mengatakan “Nuh, berkhotbahlah supaya orang masuk bahtera”, bahteranya terbatas. Kalau manusia terlalu banyak, lebih dari 8, maka tempat badak, macan, jerapah, itu akan dikurangi, dan nanti binatang yang punah sebelum waktunya akan menjadi banyak. Sehingga tidak mungkin ada space untuk manusia tambahan. Tuhan izinkan Nuh membuat bahtera yang cukup menampung 8 orang dan semua binatang yang Tuhan design. Tidak ada tempat di bahtera untuk orang berdosa.

« 3 of 5 »