Saudara jangan berpikir sama dengan dunia, Paulus punya konsep tentang Tuhan secara radikal mengubah dunia untuk memahami Tuhan. Pengertian salib dari Paulus membuat orang Kristen menjadi kelompok manusia yang memunyai Allah dengan pengertian yang radikal beda dengan orang-orang lain. Saudara kalau ditanya “jelaskan Allah”, Saudara akan menjawab dengan memakai segala atribut umum tentang Tuhan yang disetujui oleh semua orang “Tuhan itu kuat, hebat, mahakuasa, pintar, dahsyat, luar biasa, Tuhan itu ini dan itu”. Tapi waktu Saudara tanya ke Paulus “Tuhan itu hebatnya di dalam hal apa?”, Paulus mengatakan “selain hal-hal yang sudah kamu tahu, saya beritahukan hal lain tentang Tuhan yang orang lain tidak tahu. Apa yang hebat dari Tuhan adalah Dia suka mengosongkan diri, merendahkan diri, bersekutu dengan manusia, mengambil kesulitan manusia, memikul kesulitan dosa manusia di dalam pundakNya sendiri, Dia suka berjalan ke salib”. Pengertian ini tidak ada di tempat lain, Saudara mau cek agama mana, selidiki agama mana tidak ada konsep Tuhan seperti ini. Makin kuat Dia, makin hebat konsep ke-Tuhan-annya. Tapi Kekristenan mengajarkan makin ada salib, makin agung Tuhan. Tuhan kita adalah Tuhan yang agung karena Dia mengambil kesulitan dan penderitaan manusia. Allah yang rela mengosongkan dan merendahkan diri, itulah Allah yang sejati. Ini yang membuat Paulus terpesona. Dia sadar bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang justru melengkapi hidupnya menjadi mirip Tuhan yaitu hidup yang diberikan bagi yang lain, didedikasikan kepada yang lain karena hidup dari orang yang sudah percaya Tuhan, tidak ada lagi dalam pergumulan identitas. Kita tidak lagi bergumul tentang identitas, Saudara mau menjadi orang yang sukses atau tidak, itu bukan menjadi matters yang penting lagi. Tidak penting lagi apakah kita diakui atau tidak, dikagumi atau tidak. Ini mirip dengan orang yang pacaran dan sudah menikah. Orang yang masih pacaran atau yang baru mau akan pacaran, baru masuk status pra-pacaran. Baru sharing, saling mendekati, saling memamerkan keagungan, kehebatan, kelebihan, pdkt, di dalam tahap-tahap seperti ini Saudara akan mengalami keraguan dalam identitas, “siapakah dia bagi saya, siapakah saya bagi dia?”, Saudara harus tampilkan diri Saudara yang paling baik. Ketika bertemu, Saudara akan poles wajah Saudara sehingga 3x lebih cantik dari aslinya, dan Saudara akan poles badan Saudara, bagi yang laki-laki, sehingga 3x lebih perkasa dari aslinya. Begitu orang lihat, dia akan merasa kagum. Ini menjadi pergumulan pra-pacaran karena “saya harus tarik dia menjadi milik saya, saya harus usahakan dia menjadi milik saya”. Di dalam masa pra-pacaran ini Saudara akan mendapatkan kehidupan yang penuh dengan goncangan dan kegalauan. Ketika Saudara sudah masuk dalam pernikahan Kristen yang baik, saling berjanji sampai mati, Saudara punya ketenangan yang lain sekali. Saudara tidak lagi tampilkan diri Saudara yang bagusnya, karena Saudara tahu yang aslinya pun dia terima, ini kelegaan yang besar. Saudara tidak perlu poles 3x lebih ganteng, kelihatan separuh lebih jelek pun masih oke, ini jangan menjadi alasan bagi Saudara untuk sembarangan dalam hidup. Intinya adalah keamanan dan Saudara tidak lagi bergumul dalam tahap itu, pergumulannya sudah lewat, sudah maju pergumulannya ke dalam tahap yang lebih agung lagi. Demikian juga orang Kristen, orang Kristen bukan lagi orang yang bergumul tentang identitas. Identitas sudah diberikan di dalam Kristus dan Kristus menjadi teladan mengenai apa itu identitas. Identitas adalah kerelaan untuk menaati Tuhan yang mati di atas kayu salib, dan itu yang membuat kita menjadi milik Tuhan. Saudara menjadi milik Tuhan dalam keadaan apa pun, Tuhan menjadi milik Saudara dan Saudara menjadi milik Dia. Tidak ada yang lebih indah dari ini. Saudara mendapatkan cinta kasih dari Allah yang menciptakan langit dan bumi, tidak ada yang lebih indah dari ini. Dan ketika Saudara menikmati cinta kasih seperti itu, Saudara tidak akan dikacaukan dengan menjalankan hidup demi mengkatrol identitas. “Saya tidak mengerti kita bergumul sampai apa. Begitu banyak hal yang membuat kita tersinggung, mengapa tersinggung? “identitasku diganggu”, itu salah. Identitasmu tidak mungkin diganggu, karena kesatuanmu dengan Kristus tidak akan dipisahkan oleh apa pun. Roma 8 mengatakan perang, kelaparan, pertikaian, apa pun bahkan maut tidak akan memisahkan engkau dari kasih Tuhan. Jadi Saudara tidak perlu gampang tersinggung. Mari pikirkan identitas yang ada di dalam Kristus. Dan kalau Saudara sudah berhasil masuk ke dalam keadaan milik Kristus, baru Saudara tahu berapa pentingnya gereja untuk mengabarkan Injil. Dunia adalah dunia yang penuh dengan kekacauan karena krisis di dalam hal identitas ini. Tidak ada yang tahu apa itu manusia, tidak ada yang tahu apa itu menjadi manusia, semua memberikan tafsiran dan definisi tentang manusia berdasarkan hatinya sendiri. Saudara bisa tanyakan ke banyak orang pendapat tentang menjadi manusia, dan Saudara akan mendapatkan jawaban sevariasi dengan variasi sejumlah yang Saudara tanya. Saudara tanya ke 4 orang, akan ada 4 variasi jawaban mengenai menjadi manusia. Siapa itu manusia? Mengapa menjadi manusia? Apa yang harus dikejar di dalam hidup? Ada banyak jawaban, ada yang mengatakan manusia itu harus saleh, harus rohani, harus ibadah. Ada yang mengatakan manusia itu tidak perlu rajin ibadah, manusia harus kejar kekayaan, manusia harus kejar kebaikan, terlalu banyak variasi menjadi manusia, tapi tidak ada realita. Saudara kalau tanya orang bagaimana seharusnya menjadi manusia, Saudara tanya sekalian adakah yang sudah jalankan untuk saya boleh contoh. Kalau ada, mengapa dia harus jadi teladan itu? Dan kalau dia menjadi teladan itu, siapa yang approve kalau dia boleh menjadi teladan dari seluruh manusia? Saudara bisa pikirkan ini baik-baik, siapa boleh menjadi contoh bagi kemanusiaan. Hanya orang Kristen yang punya contoh yaitu Kristus. Hanya orang Kristen yang tahu bagaimana mengajarkan ke orang lain untuk melihat kepada Kristus dan bukan kepada tokoh yang lain. Dan Saudara akan mengatakan “kita harusnya meneladani orang ini”, “apa yang bisa mengesahkan pendapatmu bahwa itu benar?”. Ada orang mengatakan “kita harus teladani orang ini karena dia orang sukses”. Apakah dengan menjadi sukses orang bisa menjadi berkat bagi orang lain? Tidak tentu. Banyak sekali orang mengagumi orang yang tidak layak dikagumi, hanya dikagumi karena dia memiliki apa yang kita desire, yang kita inginkan. Coba pikirkan baik-baik, jika contoh bagi manusia adalah orang yang memiliki apa yang kita inginkan, maka dia tidak bisa menjadi contoh yang menjadi berkat bagi kita. Di dalam Yesaya dikatakan “di dalam Sang Hamba itu tidak ada apa pun yang kita desire pada Dia”, Saudara tidak ingin apa yang Dia punya, Saudara tidak ingin hidupnya Dia, Saudara tidak ingin apa yang Dia alami, Saudara bahkan tidak ingin kematian Dia menjadi kematian Saudara.