Dan ini yang terjadi di Galatia ketika Paulus menyatakan Injil di sana. Paulus menyatakan “hai orang Galatia yang bodoh, mengapa kamu digoyahkan identitasnya oleh orang-orang Yahudi yang tidak bertanggung jawab itu?”. Orang-orang Yahudi mengatakan “hai kamu orang Galatia, jalankan Taurat, kamu harus disunat, sunat adalah identitas. Kamu harus jalankan apa yang kami jalankan, kamu harus jadi orang Yahudi dulu”. Lalu orang Galatia bingung “oke, kami akan jadi orang Yahudi dulu”. Begitu Paulus dengar mereka mau ikut, Paulus marah dan mengatakan “hai orang Galatia yang bodoh, saya lukiskan Kristus di depan kamu jelas sekali, Yesus yang disalibkan itulah identitasmu”. Kalimat ini sangat sulit dimengerti, Kristus yang tersalib adalah identitas, Kristus yang tersalib adalah keselamatan, kemuliaan kita, ini membingungkan. Saya punya identitas mengapa serendah ini? Tapi di dalam Kristus yang tersalib ada keselamatan. Mengapa di dalam Kristus yang tersalib ada keselamatan? Karena di dalam Kristus yang tersalib identitas kita adalah identitas yang sudah dibersihkan oleh pengorbanan Kristus sehingga kita boleh datang ke hadapan Tuhan. Saudara dan saya bersih dari semua kekacauan menjadi manusia oleh karena Kristus mati di atas kayu salib. Maka gereja Tuhan adalah kelompok yang dimurnikan dan dikumpulkan Tuhan dari dunia ini, melalui salib Kristus dan bukan melalui yang lain. Harap kita mengerti ini dengan jelas. Saudara milik Tuhan oleh karena Kristus, Saudara menjadi anggota dari umat yang mendapatkan berkat yang Tuhan mau curahkan oleh karena salib Kristus, bukan karena yang lain. Itu sebabnya hal yang paling penting yang perlu dimiliki orang setelah orang mendengar Injil menurut Galatia 3 adalah pengakuan yang dari hati bahwa Kristus adalah kemuliaan saya, Kristus adalah yang saya kagumi, Kristus adalah yang mempesonakan saya. Saya tidak melihat apa pun bisa disejajarkan dengan Kristus dalam hal kemuliaan, Injil memberikan efek seperti ini. Saya sangat rindu gereja kita menjadi pekabar Injil. Orang-orang Kristen di sini rindu memberitakan Injil. Tapi Saudara tidak bisa memberitakan Injil jika Saudara tidak mengagumi Tuhan. Mengagumi dan memberitakan itu akan jalan bersamaan.

“Tahu tidak, Tuhan Yesus itu…jalan ke sorga”, akhirnya sorganya yang menjadi kesenangan. Orang mengabarkan Injil dengan fokus ke sorga karena dia tidak cinta Tuhan Yesus. Saya tidak bilang kalau orang percaya Yesus tidak ke sorga, orang percaya mendapatkan sorga dan itu benar. Tapi sorga tidak indah, Yesus yang indah. Yesus yang indah membuat sorga indah. Kalau Yesus yang indah, Saudara jangan tawarkan sorga sebagai tujuan utama penginjilan. Penginjilan sudah menjadi calon bidat kalau kita lupa memberitakan Kristus dan hanya mengabarkan efek yang diterima kalau menerima Tuhan Yesus. Bukankah ini trend yang di dalam berita Injil yang sering dipamerkan dalam gereja Tuhan? “Kalau kamu percaya Yesus, nanti masuk sorga, sorga itu indah”. Lalu gambarkan sorga luar biasa gampang, benar-benar indah, “sorga itu bagus, ada berlian, jalannya dari emas, lalu kemudian daun-daun itu dolar. Pokoknya uang itu murah sekali di sana, indah sekali. Mall di sorga sangat besar”, Saudara mendeskripsikan sorga lebih dengan penuh semangat dari pada mendeskripsikan Kristus, itu bukan penginjilan. “Kalau kamu mati, kamu akan ke sorga, sorga itu indah. Apakah kamu mau ke neraka? Jangan, kamu harusnya ke sorga”, lalu semua porsi penginjilan dipakai untuk memberitakan sorga. Setelah itu orang tertarik, “bagaimana caranya ke sorga?”. Itu menghina Kristus, penginjilan seperti ini meremehkan Dia. Saudara harus memberitakan Injil dengan mengatakan “saya begitu mengasihi Tuhanku yang sudah berkorban bagi saya, maka saya ingin kamu tahu bahwa saya mendapatkan Kristus sebagai segalanya bagi saya”. Saudara tidak mencintai Tuhan Yesus? Lupakan penginjilan, mau beritakan apa dalam Injil? Jika kecintaanmu bukan Tuhan Yesus, belajar mencintai Dia dulu. Jika kecintaanmu bukan Tuhan Yesus, coba cari tahu dulu apa yang engkau hidupi sebagai Kristen. Engkau jadi Kristen mau melakukan apa, mau jadi apa, senang apa dalam hidup kalau bukan Kristus? Di dalam Alkitab ditekankan dengan jelas bahwa segala pengharapan Israel bermuara pada Kristus. Kristus  bukan hanya pemberi damai yang sangat kita inginkan dan butuhkan di tengah-tengah bangsa ini. Kristus juga yang menjadikan keadaan paling buruk menjadi paling baik. Dialah yang pertama menyatakan kebangkitkan Tuhan, mati di kayu salib adalah keadaan paling buruk untuk manusia pada waktu itu. Tapi keadaan paling buruk itu dibalikan oleh Dia dengan penuh kemenangan melalui kebangkitanNya. Tidak ada agama yang memberikan pengharapan untuk seluruh aspek manusia lebih dari Kristen yang memfokuskannya kepada Kristus. Semua agama bisa punya tawaran untuk kesenangan ini dan itu tapi tidak pernah tawaran itu diarahkan pada satu pribadi, bahkan tuhannya sendiri pun tidak. Saudara mau cari tahu agama apa yan dihidupi manusia, saya beri tahu hanya agama yang men-Tuhan-kan Kristus itu yang akan menjadi pengharapan bagi dunia ini. Dunia perlu harapan yang ada di dalam Kristus dan orang Kristen sudah memilikinya. Saudara perlu mengabarkan pengharapan ini dan itulah pemberitaan Injil. Gereja adalah sekelompok orang yang saling menguatkan di dalam pengharapan ini. Mengapa kita perlu gereja? Karena kita gampang tertarik dunia, kita terlalu bodoh, terlalu gampang tertarik untuk hal-hal yang kurang baik, kita terlalu gampang tertarik untuk hal-hal yang gampang diperoleh. Bagaimana mungkin Saudara melayani Tuhan kalau Saudara kosong. Kalau Saudara belum utuh sebagai manusia, Saudara tidak mungkin hidup melayani Tuhan. Saudara tidak bisa jalankan hidup sebagai orang Kristen jika Saudara tidak dipenuhi di dalam Tuhan lebih dulu. Itu sebabnya pengertian ini harus jelas, identitas sebagai manusia utuh dulu baru Saudara bisa kerja bagi Tuhan. Kerja bagi Tuhan di mana pun, di kantor, di keluarga, di gereja, di mana pun. Saudara hidup bagi Tuhan karena identitas Saudara sudah dimiliki oleh Tuhan dan Tuhan yang memberikan identitas itu kepada Saudara. Maka Paulus mengatakan “jika Kristus yang kamu kagumi itu menjadi yang mempesona kamu maka kamu tidak akan tergerak untuk mengubah identitasmu, kamu tidak peduli apa pun yang lain selain tanggung jawab untuk melayani Dia”. Kadang kita perlu bergumul di dalam langkah-langkah yang jelas, bergumul dulu dengan kesadaran “siapa saya, orang Kristen atau bukan”, baru bisa menggumulkan hal-hal lain. Bagaimana kita menggumulkan hal-hal untuk orang Kristen dewasa jika kita sendiri belum dewasa, bagaimana mungkin hidup bagi Tuhan jika kita sendiri tidak tahu siapa itu Tuhan dan mengapa Dia menjadi tujuan kenikmatan yang saya miliki di dalam hidup. Semua fokus keindahan dan kekaguman kita harus kepada Tuhan. Dan Alkitab mengatakan Allah itu dikagumi, dimuliakan, dipuji bukan karena Dia memenuhi segala yang dituntut orang tentang Tuhan.

« 3 of 6 »