Di dalam sejarah kita tahu bahwa ada konflik antara Martin Luther dan gereja, tahun 1517. Konflik ini dipercikan dan kemudian menjadi besar karena ada 3 tulisan dari Martin Luther. Tulisan pertama yang tidak terlalu terkenal adalah Disputation, pertentangan melawan teologi skolastik. Martin Luther mencoba membersihkan gereja dari doktrin yang banyak dipengaruhi dari kerangka berpikir filsafat, menjadi kerangka berpikir teologi yang banyak dipengaruhi oleh penafsiran Alkitab. Dan ini sebenarnya menjadi proyek penting dari tradisi Calvin, tradisi Reformed. Kita mencoba membaca tradisi Alkitab melalui apa yang Alkitab mau nyatakan kepada kita. Karena meskipun kita percaya Alkitab ini dinafaskan oleh Tuhan, namun kita juga percaya Tuhan menafaskannya melalui penulis. Dan tentu akan sangat sulit memahami apa yang penulis katakan jika kita mengabaikan maksud dari sang penulis. Reformasi mau kembali ke Alkitab dengan cara membuka kembali harta karun yang ada di dalam sejarah gereja. Sejarah gereja mengandung begitu banyak pengajaran penting yang tidak menjadi otoritas mutlak, tidak mengatakan sola tradisi, Saudara akan kembali ke Alkitab. Tapi Saudara akan belajar dari sejarah untuk memahami Kitab Suci, belajar lewat guru. Guru bisa mengajar salah, tapi guru pasti akan lebih banyak porsi benarnya, kalau tidak dari dulu dia sudah dipecat. Demikian juga sejarah, sejarah ada kesalahan, tradisi yang benar punya kesalahan, tapi lebih banyak yang agung dan benar di dalamnya. Kita punya kekayaan tradisi, ada tradisi Katolik, tradisi Protestan, Lutheran, Reformed, Orthodoks Timur. Yang membuat tradisi Reformed menjadi agung adalah kelimpahannya dan akurasi karena ada fokus ke Alkitab. Tradisi yang secara teologi berbeda, ada sudut pandang dan tekanan yang berbeda, dan kalau kita sempit kita akan berpikir tradisi lain itu, sesama Reformed adalah tradisi aneh, karena begitu luasnya sudut pandang ini. Tapi fokusnya sama, mari kita tafsirkan dengan teliti apa yang Alkitab coba bagikan. Sehingga ini yang menjadi salah satu tujuan Martin Luther dengan menentang Teologia Skolastik. Lain dengan disputation againts skolastic theology, 95 tesis itu populernya bukan main. Ini anugerah Tuhan. Kalau Saudara membaca 95 tesis, Saudara akan sadar ada banyak sekali kalimat yang membingungkan karena Martin Luther sangat senang melakukan sindirian dengan kata-katanya, dengan sesuatu yang dipahami oleh orang zaman itu, kalau zaman sekarang kita sudah tidak tahu lagi apa yang dimaksudkan. Jadi Martin Luther menjadi populer karena 95 tesis itu menyebar dan kemungkinan dia tidak pakukan di pintu gereja, itu kemungkinan yang sangat kecil. Lalu kemungkinan kedua ada yang mengatakan dia taruh di dinding untuk pengumuman. Beberapa ahli sudah mulai menyanggah kemungkinan ini, ada kemungkinan Martin Luther langsung taruh di tempat penerbitan untuk diterbitkan. Karena sangat sulit untuk menyadari tulisan yang di post di tempat undangan debat yang biasanya sangat banyak dan kurang diperhatikan, ternyata mendapatkan sorotan. Ada kemungkinan dia taruh langsung di percetakan, yang mana pun tidak masalah, tidak mengubah fakta bahwa 95 tesis menyebar.
Dia sengaja menulisnya dalam Bahasa Latin supaya orang-orang tidak menjadi terprovokasi, biar orang-orang yang mengerti yang menanggapi. Jadi Luther mempunyai keinginan untuk mengoreksi sesuatu. Mengapa Martin Luther mengeluarkan 95 tesis? Ada seorang kardinal, archbishop yang bernama Albrecht, dia ingin sekali menjadi archbishop yang mempunyai kekuasaan di 3 tempat. Orang pada saat itu hanya boleh punya 1 tempat dia menjadi pemimpin gereja, tapi Albrecht sudah punya 2 dan dia ingin ambil yang ketiga. Maka dia memohon izin tertulis dari Roma untuk mendapatkan kemungkinan memimpin atau melayani sebuah daerah. Tentu Paus menolak dengan mengatakan “kamu sudah punya 2, tidak bisa punya 3”. Tapi dia memberikan proposal “kalau saya membayar mahal sekali, apakah diperbolehkan?”, Paus mengatakan akan mempertimbangkannya dan akhirnya menyetujuinya bahwa dia boleh beli license ketiga tetapi dengan harga yang sangat mahal. License ketiga ini akan membuat Roma tambah uang banyak, tapi Albrecht yang tidak punya uang punya jiwa dagang yang sangat teliti. Albrecht punya pikiran “saya tidak punya uang, bagaimana cara membayar?”, akhirnya dia pinjam ke seorang temannya pengelola bank, Jacob Fugger. Setelah mendapatkan uang sangat banyak, dia bayarkan sepenuhnya untuk mendapatkan license. Setelah membayar, dia tetap harus melunasi hutangnya kepada Fugger dengan cara mencicilnya. Bagaimana caranya? Jual surat penebusan dosa. Itu sebabnya dia minta “saya diberi kesempatan untuk menjadi penjual surat indulgensia”. Dia berjanji gereja Katolik akan mendapatkan biaya uang yang mahal untuk license, ditambah 50% dari seluruh penjualan surat indulgensia. Ini deal yang sangat menguntungkan bagi gereja Katolik, deal yang menguntungkan bagi Albrecht, dan bagi Fugger nothing to lose, dia tetap mendapatkan bunga cicilan dari Albrecht. Ini jenius, akhirnya dimulai proyek menjual surat penebusan dosa. Surat itu diedarkan berdasarkan 3 jenis keputusan Paus, 3 papal bull. Papal bull pertama adalah papal bull yang menjelaskan bahwa kalau orang menjadi orang suci, dia mempunyai kelebihan merit dan kekudusan. Karena untuk seseorang mendapatkan surga, dia perlu level tertentu untuk kekudusan, dan orang-orang suci biasanya sudah melampaui itu. Semua kelebihan ini disimpan oleh Tuhan di surga dan inilah yang disebut harta kekayaan surgawi. Ayatnya ada, “carilah harta di surga”. Jadi jangan mengandalkan kutip ayat, untuk ajaran palsu pun ada ayatnya. Inilah keputusan pertama Paus. Keputusan kedua Paus yang mempengaruhi keabsahan penjualan indulgensia adalah kemungkinan untuk mendapatkan treasury of merit ini melalui sesuatu yang disebut dengan upacara menghapus dosa, penance. Tuhan memberikan otoritas ke gereja untuk menentukan kelebihannya mau disalurkan ke mana dan dengan cara apa. Papal bull yang ketiga adalah tentang purgatori. Saudara terlalu cemar sehingga untuk dapat bertemu Tuhan di surga, Saudara perlu dibersihkan dari dosa-dosa yang tidak sempat dibersihkan lewat pengakuan dosa, tapi Saudara terlanjur mati. Berdasarkan 3 keputusan ini, ada landasan hukum kalau mau dibilang untuk penjualan indulgensia, itu semua adalah papal bull yang lama, sudah ratusan tahun sebelum Albrecht menjual surat indulgensia.