Hari turunnya Roh Kudus adalah hari yang mulia karena dinanti-nanti di dalam sejarah Israel sebagai penggenapan janji Tuhan. Turunnya Roh Kudus bukan berarti Roh Kudus baru bekerja pada saat Pentakosta, bukan berarti sebelumnya Dia tidak ada di bumi. Tentu pekerjaan Roh Kudus bukan baru dimulai di Pentakosta. Kadang kesalahan ini cukup fatal waktu baca Perjanjian Lama, bukannya Roh Kudus baru turun dalam peristiwa Pentakosta? Roh Kudus sudah bekerja sejak awal di dalam Kitab Kejadian ditekankan bahwa Roh Kudus berbagian di dalam penciptaan. Roh Allah menaungi permukaan air dan memulai karya penciptaan, ini ada di dalam Kejadian 1 ayat 1-3, jadi pekerjaan dari Allah, pekerjaan dari Roh dan pernyataan firman dari Allah. Berarti Roh Kudus sudah bekerja dari awal, dari permulaan Kitab Suci ditulis di situ Allah Tritunggal sudah diperkenalkan. Dan di dalam bagian akhir dari Kitab Suci di situ juga Allah Tritunggal diperkenalkan sebagai yang membawa pekerjaan baru atau membawa karya penciptaan yang baru. Kalau begitu apa pentingnya Roh Kudus? Mengapa peristiwa Pentakosta menjadi penting di dalam memahami hadirnya Roh Kudus? Karena di dalam pengertian orang Israel ada dua periode dalam sejarah. Periode pertama ketika Tuhan masih membiarkan kuasa jahat merajalela. Orang jahat, pemerintah yang tidak kenal Tuhan, penyembah berhala, dan seluruh bangsa sedang ada dalam kegelapan. Kalau kita lihat Perjanjian Lama tidak ada bangsa yang menyembah Tuhan kecuali Israel setelah Tuhan panggil dan itupun tidak lama. Di dalam generasi demi generasi berlanjut mereka menjadi penyembah berhala juga. Jadi kita melihat bahwa di bumi bangsa-bangsa masih dikuasai oleh si jahat, penyembahan berhala, kekejaman, kejahatan, ketidakadilan terjadi terus. Lalu kapan ini berubah? Di dalam pengharapan Israel ini hanya berubah ketika Tuhan mendatangkan zaman yang baru. Zaman yang baru adalah zaman yang merubah segala sesuatu. Tuhan yang sekarang berkuasa bukan lagi kejahatan, Tuhan yang sekarang mengambil alih bumi dan bukan raja kafir yang tidak mengenal Tuhan. Pengertian ini harus ada di dalam hati kita, kalau hidup kita dikuasai kisah Kitab Suci, maka kita tidak sulit memahami pengharapan dan hidup berpegang kepada Tuhan. Karena di satu sisi kita berpegang kepada Tuhan, di sisi yang lain kita berharap Tuhan menggenapi cerita hidup versi kita sendiri. Saudara tidak boleh punya versi hidup, versi cerita sendiri mengenai hidup. Kita mesti dimasukkan ke dalam kisah besar yaitu kisah Alkitab. Kalau begitu baru kita bisa mempunyai kelimpahan di dalam mengenal Tuhan.
Maka Israel harapkan munculnya zaman baru. Apa yang membedakan? Di dalam tradisi di abad ke-2 sebelum Masehi, yang ditekankan menjadi perubah adalah sang Mesias. Mesias akan mengubah secara radikal seluruh sejarah berputar dari penyembahan berhala kepada Tuhan. Bangsa-bangsa akan mulai dimenangkan oleh Tuhan sendiri. Jadi ini pengharapan besar sekali, bangsa-bangsa dimenangkan Tuhan. Tapi mereka tidak mengerti bahwa ketika Tuhan memanggil bangsa-bangsa lain, Tuhan akan memanggil mereka di dalam level yang sejajar dengan orang Israel. Bangsa lain yang percaya kepada Tuhan sejajar dengan orang Israel yang percaya kepada Tuhan. Yang menjadi pemimpin dari bangsa-bangsa itu Mesias, bukan Israel, ini yang tidak dimengerti oleh orang Israel. Maka Tuhan perlu mengajar mereka di dalam seluruh Kitab Kisah Rasul, bahwa ketika Tuhan memanggil bangsa-bangsa lain, mereka sejajar dengan orang Yahudi. Ini Membutuhkan satu pertemuan besar di Yerusalem, besar karena para petinggi gereja semua ada, Petrus, Yakobus saudara Yesus, dan Paulus, kemudian orang yang berdebat dengan Paulus membawa kasusnya kepada para rasul. “Orang ini memberitakan Injil ke bangsa-bangsa lain tapi tidak mengajar mereka budaya Yahudi. Orang-orang yang sudah percaya Tuhan Yesus tidak disunat, tidak dijadikan orang Israel, ini rasul palus”, menurut tuduhan mereka. Tapi kemudian Petrus membela Paulus dengan mengatakan “sebelum kami menyuruh Kornelius menjadi Yahudi, sebelum kami menyuruh dia disunat, Roh Kudus sudah turun atas dia, jadi Tuhan sudah bekerja memanggil orang-orang bukan Yahudi, lalu memberikan kepada mereka tempat yang sama dengan orang Yahudi yang percaya kepada Tuhan”. Berarti Tuhan mau panggil bangsa-bangsa di dalam derajat yang sama dengan Tuhan memanggil Israel. Ini berita yang perlu waktu lama untuk orang Yahudi paham dan belajar. Orang Yahudi berharap Mesias datang dan zaman yang baru pun tiba Mesiaslah yang mengubah. Lalu apalagi yang berubah? Yang berubah adalah, ini yang ada di dalam nubuat Kitab Yoel bahwa Tuhan akan mencurahkan RohNya dengan limpah. Maka pencurahan roh ini menjadi perbedaan besar antara zaman lama dan zaman yang baru. Zaman yang baru, Tuhan mencurahkan RohNya dengan begitu bebas dan begitu limpah. Di dalam pembacaan votum tadi ditekankan bahwa Tuhan akan mengerjakan janjiNya, yaitu membuat ciptaan yang baru, bukan dengan kuasa militer, bukan dengan tentara, bukan dengan senjata, tetapi dengan Roh, Roh Kudus yang akan kerjakan. Lalu di dalam Kitab Yoel yang dikutip oleh Petrus, dikatakan bahwa Tuhan akan mencurahkan Roh kepada orang bebas dan kepada hamba, kepada laki-laki dan kepada perempuan, kepada anak muda dan orang tua, Tuhan akan mencurahkan RohNya. Kita dikuasai oleh banyak cerita yang sudah dibuat oleh tradisi gereja yang sayangnya tidak tepat, sehingga kita tidak menangkap dari cerita Alkitab apa yang Kitab Suci mau tekankan kepada kita. Kalau kita baca dari Perjanjian Lama yang sangat ditekankan oleh Kitab Suci adalah Roh hanya dicurahkan di dalam 2 konteks. Konteks yang pertama adalah ibadah di Bait Suci, tidak ada orang dapat pencurahan Roh kecuali dia imam, tidak ada orang dapat pencurahan Roh kecuali dengan tangannya dia membangun Bait Suci atau Kemah Suci, seperti misalnya Bezaliel dan Aholiab. Jadi pencurahan Roh ini hal yang sangat serius, orang biasa dilarang mengklaim dirinya mempunyai Roh, begitu ketatnya perbedaan antara pencurahan Roh kepada orang penting dan orang biasa yang mengklaim punya Roh. Sehingga Yosua pun merasa begitu marah ketika dia melihat Tuhan ambil Roh dari Musa, lalu meletakkan kepada para pemimpin, 70 orang yang diangkat oleh Tuhan. Yosua mengatakan “tuanku Musa, cegalah mereka menjadi sama dengan engkau”, tapi Musa mengatakan satu kalimat yang sangat indah, dia mengatakan “saya punya pengharapan semua orang dapat apa yang mereka dapat. Saya ingin semua orang mendapatkan kenikmatan diberikan Roh Kudus”, ini yang harusnya kita pahami dulu. Tapi sayangnya di dalam tradisi gereja yang sayangnya tidak tepat, ditekankan bahwa siapapun bisa minta, “kalau kamu mau berdoa, kamu akan bisa dapat Roh Kudus”, sehingga kita bisa mempunyai sense, dan ini sangat salah, bahwa dicurahkan Roh Kudus itu hal normal. Siapapun bisa, kalau saya mau dapat Roh Kudus bisa, yang saya perlu lakukan adalah beriman atau mengklaim atau doa. Tapi ini adalah salah, sesuatu yang tidak sama dengan berita dari Perjanjian Lama. Kadang-kadang kita perlu mengoreksi kembali cara kita berpikir supaya cerita yang salah tidak menguasai pikiran kita. Karena kalau cerita yang salah menguasai pikiran kita, khotbah apapun akan kita tafsirkan berdasarkan cerita itu. Seorang bernama Alasdair MacIntyre mengatakan manusia itu makhluk bercerita, kita akan meletakkan informasi di dalam konteks cerita. Saudara dapat informasi, Saudara dengar khotbah, Saudara dengar pengajaran itu tidak mempertumbuhkan kita karena apa yang diberikan di dalam bentuk informasi dan pengajaran, kita masukkan ke dalam cerita yang totally wrong, yang sama sekali salah. Dan karena ceritanya salah, informasinya jadi tidak berguna. Itu sebabnya kita mesti kembali kepada apa yang Kitab Suci ajarkan kepada kita. Di dalam Perjanjian Lama manusia tidak seharusnya mendapatkan Roh di dalam konteks Perjanjian Lama, karena hanya orang-orang penting seperti imam, seperti orang-orang yang Tuhan berikan penglihatan untuk bernubuat seperti Daniel, dan raja yang Tuhan kehendaki. Saul, Tuhan berikan Roh setelah itu Tuhan ambil. Daud, Tuhan berikan Roh dan Tuhan tetap mengizinkan Daud dipimpin oleh Roh. Raja-raja lain tidak dicatat diberikan Roh lalu Tuhan penuhi mereka dengan RohNya, sehingga tidak semua raja dapat anugerah ini. Namun Tuhan berfirman kepada Daud, “nanti anakmu akan Aku bangkitkan dan dia akan Aku berikan RohKu. Dan Aku tidak akan pernah ambil RohKu dari dia. Selamanya dia akan dipenuhi oleh RohKu”, anak Daud akan penuh dengan Roh. Saudara akan lihat setelah Tuhan menjanjikan itu kepada Daud, tidak pernah dicatat lagi bahwa ada Raja Israel yang penuh Roh, seolah Tuhan menyatakan “Aku sudah berjanji anak Daud yang nanti akan penuh dengan Roh, tunggulah dia”. Ketika Dia datang dia kan penuh dengan Roh Kudus, jadi anak-anak Daud tidak dicatat secara eksplisit dipenuhi Roh Kudus. Tentunya ini sesuatu yang disengaja, karena janji Tuhan bahwa sang Anak Daud yang sejati yaitu Kristus, Dialah yang akan dipenuhi oleh Roh Kudus. Tuhan menjanjikan di zaman yang baru menurut Kitab Yoel, semua akan dipenuhi Roh Kudus dan ini akan membuat kita heran, “mengapa Tuhan berkenan lakukan itu, kami tidak layak dapat itu”. Ketika saudara sudah dibiasakan dibentuk dengan pola pikir hanya orang tertentu yang sangat spesial, yang dekat dengan Tuhan yang Tuhan mau bekerja dengan limpah, hanya mereka yang berurusan dengan Kemah Suci yang adalah raja tertentu, mereka saja yang boleh penuh dengan Roh. Tapi Tuhan menjanjikan ada saatnya nanti “ketika Aku mencurahkan RohKu, maka anak-anak pun bisa bernubuat, orang-orang tua pun mendapatkan penglihatan, dan orang-orang biasa bisa menjadi penuh dengan Roh. Ini ditekankan dalam Kitab Kisah Rasul, sehingga ketika kita membaca khotbah Petrus, mengutip dari Yoel, kita mengerti Petrus sedang menyatakan klaim yang luar biasa, inilah saatnya zaman yang baru itu. Zaman yang baru disegel dengan kehadiran Roh. Maka ini bukan tentang Roh Kudus baru datang dan bekerja, Dia sudah bekerja dari awal, tapi ini tentang segel mengenai kehadiran zaman baru. Pentakosta adalah pernyataan bahwa Sang Mesias sudah bertahta dan sekarang zaman baru sudah dimulai. Mesias sudah bertahta dan pengharapan akan kesempurnaan ciptaan sudah dilakukan Tuhan di dalam sejarah. Itu sebabnya tepat jika manusia tidak bisa lari dari pembagian sejarah yang ditentukan oleh kehadiran Sang Mesias. Tahun Tuhan atau sebelum tahun Tuhan, sebelum Kristus dan tahun ketika Tuhan hadir. Fakta Kristus merubah tidak bisa dihindari oleh manusia.